pendapat masyarakat tentang baik dan buru itu berbeda-beda dan berubah-ubah.
C. Efektivitas Pemberian Hadiah dan Hukuman Terhadap Motivasi Belajar
Pendidikan Agama Islam
Hadiah dan hukuman terhadap motivasi belajar saling berkaitan. Dimana hadiah sebagai penghargaan supaya pekerjaan belajarnya yang membuat peserta
didik termotivasi, saingankompetisi di dalam proses pembelajaran mengarahkan anak didik untuk lebih meningkatkan prestasi. Sedangkan hukuman merupakan
reinforcement
yang negatif tetapi guru harus memberikan secara tepat dan bijak. Hasrat belajar yang dimiliki peserta didik dapat menghasilkan motivasi untuk
penyemangat belajar peserta didik. Hadiah dan hukuman dalam kaitannya dengan pendidikan adalah satuan
bagian dari beberapa alat yang dapat menunjang terhadap motivasi belajar peserta didik untuk memperoleh prestasi yang baik sesuai dengan yang
diharapkan dalam tujuan pendidikan. Terutama dalam pendidikan moral tau akhlak, dimana semakin majunya perkembangannya zaman, masalah dekadensi
moral telah dirasakan sangat mengglobal dengan kata lain yang sifatnya mendunia. Dibelahan bumi manapun kerap kali dapat disaksikan berbagai gaya
hidup yang bertentangan dengan etika dan nilai agama. Oleh karena itu dengan adanya hadiah dan hukuman dalam pendidikan, diharapkan dapat memotivasi
peserta didik untuk dapat membentuk ahklak terpuji yang sesuai dengan norma yang ada dalam ajaran agama.
Hadiah dan hukuman merupakan merupakan reaksi pendidik atas perbuatan yang ada telah dilakukan oleh peserta didik, dan itu dilakukan dalam usaha untuk
memperbaiki tingkah laku dan budi pekerti. Dengan demikian pemberian hadiah dan hukuamn dalam proses pendidikan mempunyai maksud dan tujuan-tujuan
tertentu, yaitu lebih meningkatkan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada peserta didik tersebut dalam melakukan perbuatan-perbuatan positif yang telah
dilakukannya, termasuk di dalamnya adalah pembentukan akhlak terpuji bagi peserta didik.
Hadiah merupakan pendidikan yang keriatif menyenangkan dan sekaligus sebagai motivasi belajar peserta didik, agar lebih membiasakan diri untuk belajar
denganbaik, baik yang berhubungan dengan tingkah laku, kerajinan maupun yang berhubungan dengan akal kecerdasan.
Dengan adanya hadiah tersebut dimaksudkan agar peserta didik menjadi lebih giat lagi dalam proses pembelajaran, berusaha memperbaiki atau
mempertinggi prestasi dari yang telah dicapainya. Sedangkan hukuman adalah merupakan alat pendidikan yang prenventif dan kuratif yang tidak
menyenangkan bagi anak, namun dengan hukuman diharapakan menjadi motivasi bagi anak untuk meninggalkan perbuatan yang kurang baik dalam
proses pembelajaran, sehingga dirinya selalu berbuat yang baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
Menurut Sogiono metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
73
Jadi dalam sebuah metode penelitian terdapat empat hal pokok, yaitu; cara, ilmiah,
data, tujuan dan kegunaan. Dari empat hal tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain, suatu data dengan tujuan dan keguaan dapat diperoleh
dengan sebuah cara ilmiah, dan cara ini lah yang disebut dengan metode penelitian.
Penelitian termasuk penelitian lapangan yaitu suatu penelitian yang dilakukan dalam kancah yang sebenarnya.
74
Maksud penelitian lapangan adalah meneliti permasalahan yang diangkat dalam penelitian dengan
mengadakan penelahan masalah pada kondisi hidupan nyata. Dalam hal ini penelitian dilakukan terhadap peserta didik kelas VIII SMP Tunas Dharma
Way Galih Kec.Tanjung Bintang Kab. Lampung Selatan. Pendekatan tersebut dimulai dengan berpikir deduktif untuk mengurutkan hipotisis, lalu melakukan
pengujian lapangan. Biasanya penelitian kualitatif ini hasilnya adalah penelitian yang sifatny
a deskriftif yakni “suatu penelitian yang bertujuan untuk memgambarkan secara tiap sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau
73
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD Badung: Alfabeta, 2012, h. 2.
74
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Social Bandung: Manda Maju 1996, h. 32.