5. Menegur yang berakhlak buruk
Berdasarkan hasil interview dengan guru Aqidah Akhlak, beliau menyatakan bahwa dalam pembinaan akhlak di MTs Al-Muhajirin Bandar
Lampung dilakukan dengan metode pembiasaan, paksaan dan teguran. Metode pembiasaan diantaranya anak dibiasakan untuk mengucapkan
salam dan berjabat tangan dengan guru setiap hari ketika datang kesekolah begitu pula ketika bertemu dijalan, baik disekolah maupun diluar sekolah. Kemudian
anak juga diwajibkan untuk shalat Dzuhur dan Ashar di masjid dekat sekolah yang merupakan metode pembiasaan dan paksaan, dimana terdapat absen
kehadiran yang dapat mendorong anak untuk melaksanakan shalat Dzuhur dan Ashar berjamaah dan bagi yang tidak mengikuti diingatkan atau ditegur dan jika
berulang kali diingatkan tetapi masih membandel maka peserta didik yang bersangkutan diberi sanksi berupa menulis atau menghafal surat-surat pendek
dalam Al- Qur‟an dan lainnya yang bersifat mendidik.
Metode teguran diberikan oleh guru Aqidah Akhlak ketika mendapati seorang peserta didiknya melakukan kesalahan yaitu melanggar tata tertib sekolah
atau melakukan tindakan yang tidak diperbolehkan menurut agama, seperti tidak melaksanakan sholat yang wajib dilakukan disekolah, maka guru secara langsung
memberikan teguran kepada peserta didik yang melakukan pelanggaran tersebut. Apabila pendidikan tidak bisa lagi dilakukan dengan cara memberi nasehat,
arahan, petunjuk, kelembutan ataupun suri tauladan maka dalam kondisi semacam ini, cara mendidik peserta didik MTs Al-Muhajirin Bandar Lampung dengan
memberikan hukuman dapat diterapkan. Akan tetapi yang perlu diingat oleh guru Aqidah Akhlak bahwa hukuman tersebut ada beberapa macam dan bukan hanya
dengan memukul saja. Dan terkadang hukuman dengan cara memukul sangat tidak efektif atau dapat menimbulkan dampak negatif.
6. Memotivasi beribadah kepada Allah SWT
Berdasarkan hasil interview dengan guru Aqidah Akhlak, beliau menyatakan bahwa dalam membina akhlak di MTs Al-Muhajirin Bandar
Lampung dilakukan dengan memotivasi untuk selalu beribadah kepada Allah SWT.
Ibadah yang dimaksud adalah ibadah mahdhah seperti shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, membaca Al-
Qur‟an, berdoa, berszikir dan lain sebagainya. Pemberian motivasi ini dilakukan ketika jam pelajaran akan berakhir
dengan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Menurut guru Aqidah Akhlak MTs Al-Muhajirin Bandar Lampung ini
sangat penting dilakukan agar peserta didik terbangun suatu kebiasaan positif dalam kehidupannya untuk senantiasa beribadah kepada Allah dan tidak mudah
untuk meninggalkan ibadah kecuali diperbolehkan menurut ajaran agama Islam dan nantinya agar dibawa pada saat mereka menempuh kehidupan setelah
sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan interview, diperoleh data bahwa metode yang
dipergunakan oleh guru aqidah akhlak dalam melakukan pembinaan terhadap kepribadian muslim peserta didik MTs Al-Muhajirin Bandar Lampung adalah:
1. Pembinaan dengan Keteladanan
Selain memberikan pengetahuan, nasihat, hadiah dan hukuman sebagai bentuk pembinaan akhlak peserta didik, hal yang paling penting dilakukan oleh
guru aqidah akhlak adalah memberikan teladan yang baik bagi peserta didiknya. Apabila guru aqidah akhlak ingin peserta didiknya mau menerima dan
melaksanakan apa yang dijelaskan dan dinasihatinya, maka guru harus mampu menunjukkan terlebih dahulu kepada peserta didiknya bahwa dia pun memiliki
akhlak yang baik sebagaimana yang ia berikan kepada peserta didiknya. Berdasarkan hasil observasi penulis terhadap akhlak para guru khususnya
guru aqidah akhlak di MTs Al-Muhajirin Bandar Lampung cukup baik. Mereka selalu menunjukkan kedisiplinan kepada peserta didiknya dengan tidak pernah
datang terlambat kesekolah, mengajar dengan penuh tanggung jawab, ikut shalat zuhur dan ashar berjamah dengan peserta didik disekolah, bertutur kata dengan
lemah lembut, tidak mengatakan perkataan yang kurang baik dan sopan santun kepada kepala madrasah, guru maupun kepada peserta didiknya.
Menurut Kepala MTs Al-Muhajirin Bandar Lampung, guru aqidah akhlak mereka mampu menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Penilaian
Kepala MTs tersebut didasarkan pada hasil observasi beliau pada kinerja gurunya yang menurut beliau cukup baik, tidak pernah bolos mengajar tanpa keterangan
yang jelas, tidak pernah datang terlambat, cukup dekat dengan peserta didik, mampu menjaga perkataan dan sikapnya didepan peserta didik.