Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.6. Teknik Pengumpulan Data 46
3.7. Instrumen Penelitian 47
3.8. Pengujian Instrumen Penelitian 47
3.8.1. Validitas 48
3.8.2. Reliabilitas 49
3.9. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 50
3.9.1. Teknik Analisis Data 50
3.9.2. Pengujian Hipotesis 51
3.9.2.1. 3.9.2.2.
Pengujian Secara Parsial Uji t Penguian Secara Parsial Uji F
52 52
3.9.2.3. Uji R
2
Koefisien Determinasi 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54
4.1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 54
4.2. Deskripsi Umum Responden 55
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi 55
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasrkan Jenis Kelamin 56
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasrkan Usia 56
4.3. Analisis Instrumen Penelitian 57
4.3.1. Uji Validitas 58
4,3,2. Uji Realibilitas 58
4.3.3. Uji Daya Pembeda 59
4.4. Hasil Pengujian Prasayarat Analisis 61
4.4.1. Hasil Uji Normalitas Data 61
4.4.2. Hasil Uji Multikolonieritas 63
4.4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas 63
4.4.4. Hasil Uji Autokorelasi 64
4.5. Deskripsi Varibel Penelitian 65
4.5.1. Variabel Sikap Kewirasuahaan X1 66
4.5.2. Variabel Pengetahuan Kewirausahaan X2 70
4.5.3. Variabel Intensi Berwirasuaha Y 71
4.6. Hasil Hipotesis 74
4.6.1. Pengujian Hipotesis 76
4.6.1.1. Analisis Regresi Secara Parsial Uji t 76
4.6.1.2. Analisis Regresi Secara Simultan Uji F 77
4.6.1.3. Koefisien Determinasi 77
4.7. Pembahasan Hasil Penelitian 78
4.7.1 Sikap Kewirausahaan X1
78 4.7.2.
Pengetahuan Kewirausahaan X2 79
4.7.3. Intensi Berwirausaha Y
80 4.7.4.
Pengaruh Sikap Kewirausahaan terhadap Intensi 81
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berwirasuaha 4.7.5.
Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Intensi Berwirausaha
81
4.8 Implikasi pendidikan 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 89
5.1 Kesimpulan 89
5.2 Saran 90
DAFTAR PUSTAKA 91
LAMPIRAN 92
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.
Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Indonesia Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan, 2011 –2012
2
Tabel 1.2.
Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner 4
Tabel 1.3.
Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner 6
Tabel 2.1.
Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan 16
Tabel 2.2.
Kompetensi Mata Kuliah Kewirausahaan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
27 Tabel
2.3. Penelitian Terdahulu
30 Tabel
3.1. Populasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis Angkatan 2010 38
Tabel 3.2.
Sampel Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI
40 Tabel
3.3 Sampel Angkatan 2010 Menurut Kelas
40 Tabel
3.4. Sampel Menurut Jenis Kelamin
41 Tabel
3.5. Operasionalisasi Variabel Penelitian
43 Tabel
3.6. Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert
47 Tabel
3.7. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
48 Tabel
4.1. Jumlah Item Angket
57 Tabel
4.2. Uji Reliabilitas Variabel
59 Tabel
4.3. Uji Daya Pembeda Variabel Pengetahuan Kewirausahaan
60 Tabel
4.4 Correlation Statistics
63 Tabel
4.5. Uji Autokorelasi
– Model Summary 64
Tabel 4.6.
Gambaran Frekuensi dan Skor Sikap Kewirausahaan Dimensi Percaya diri
66 Tabel
4.7. Gambaran Frekuensi dan Skor Sikap Kewirausahaan
Dimensi Berorientasi pada Tugas dan Hasil 67
Tabel 4.8.
Gambaran Frekuensi dan Skor Sikap Kewirausahaan Dimensi Berani Mengambil Resiko dan Kepemimpinan
68 Tabel
4.9. Gambaran Frekuensi dan Skor Sikap Kewirausahaan
Dimensi Keorisinilan dan Berorientasi pada Masa Depan 69
Tabel 4.10. Deskripsi Variabel Sikap Kewirausahaan
70 Tabel
4.11. Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Kewirasuahaan Mahasiswa
70 Tabel
4.12. Tingkat Pegethuan Kewirausahaan Mahasiswa Angkatan 2010 FPEB UPI
71 Tabel
4.13. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirausaha Dimensi Tekad yang Kuat
72 Tabel
4.14. Gambaran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirasuaha Dmensi Persispan Diri
73
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.15. Gamabran Frekuensi dan Skor Intensi Berwirasuaha
Dimensi Berani Mencoba 73
Tabel 4.16. Deskripsi Variabel Intensi Berwirausaha
74 Tabel
4.17. Coefficients 75
Tabel 4.18. Uji Hipotesis Secara Parsial Uji t
76 Tabel
4.19. Uji Hipotesis Secara Simultan Uji F 77
Tabel 4.20. Koefisien Determinasi
77
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Theory of Planned Behavior
12 Gambar 2.2.
Hubungan antara Nilai, Sikap, dan Intensi 20
Gambar 2.3. Entrepreneurial Intention-Based Model
25
Gambar 2.4.
Theory of Planed Behavior, Icek Ajzen 33
Gambar 2.5. Entrepreneurial Intention Model
34 Gambar 2.6.
Kerangka Pemikiran 36
Gambar 4.1. Deskripsi Program Studi Responden
55
Gambar 4.2.
Deskripsi Jenis Kelamin Responden 56
Gambar 4.3.
Deskripsi Berdasarkan Usia Responden 57
Gambar 4.4.
Grafik Uji Normalitas Data Pengetahuan Kewirausahaan 61
Gambar 4.5.
Grafik Uji Normalitas Data Persepsi tentang Kewirausahaan
62
Gambar 4.6.
Grafik Uji Normalitas Data Intensi Berwirausaha 62
Gambar 4.7.
Uji Heteroskedasrisitas 64
Gambar 4.8.
Pengujian Autokorelasi Metode Durbin Watson 65
Gambar 4.9.
Model Program Mahasiswa Wirausaha 84
Gambar 4.10. Model Pengembangan Intensi Berwirausaha Mahasiswa 85
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingginya angka pengangguran merupakan fenomena empiris yang terjadi di Indonesia. Tarbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia telah meningkatkan
jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan tinggi baik yang telah memiliki gelar diploma maupun sarjana. Dalam sebuah
surat kabar Jakarta-Suara Pembaharuan http:www.atmajaya.ac.id diberitakan bahwa jumlah pengangguran tingkat sarjana di Indonesia terus meningkat dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2005, sarjana yang menganggur sebanyak 183.629 orang. Setahun kemudian, yakni 2006 tercatat 409.890 lulusan sarjana tidak
memiliki pekerjaan. Pada tahun 2007, jumlahnya sekitar 740.000, dan awal tahun 2009 bertambah mendekati angka satu juta atau lebih dari 900.000 sarjana yang
menganggur. Pertumbuhan pengangguran ini memiliki tren kenaikan rata-rata
sebesar 20 setiap tahunnya Reni, 2012 : 1.
Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan tinggi perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja job seeker
namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan job creator. Tingginya tingkat pengangguran menjadikan keadaan Indonesia semakin memburuk, hal ini akan
bertambah buruk jika hal ini tidak segera diatasi. Menurut Badan Penelitian Nasional Bappenas
pemuda yang menganggur di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 4,2 juta orang, oleh karena itu harus ada upaya serius untuk
menanggulangi masalah ini. Lebih rincinya tingkat pengangguran terbuka di Indonesia menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada lima tahun terakhir
dapat dilihat dari Tabel 1.1. sebagai berikut :
2
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1. Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Indonesia Penduduk Usia 15
Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2011 –
2012
No .
Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan 2008
2009 2010
2011 2012
1
Tidakbelum pernah sekolah
103,206 90,471
157,586 190,370
82,411
2
Belumtidak tamat SD
443,832 547,430
600,221 686,895
503,379
3 SD
2,099,968 1,531,671
1,402,858 1,120,090
1,449,508
4
SLTP 1,973,986
1,770,823 1,661,449
1,890,755 1,701,294
5 SLTA Umum
2,403,394 2,472,245
2,149,123 2,042,629
1,832,109
6 SLTA Kejuruan
1,409,128 1,407,226
1,195,192 1,032,317
1,041,265
7
Diploma I,II,IIIAkademi
362,683 441,100
443,222 244,687
196,780
8 Universitas
598,318 701,651
710,128 492,343
438,210
Total 9,394,515
8,962,617 8,319,779
7,700,086 7,244,956
Sumber: www.bps.go.id
Dari Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa masih tingginya tingkat pengangguran dikalangan terdidik, bahkan lulusan universitas yang merupakan jenjang
pendidikan tertinggi menyumbangkan 438,210 pengangguran pada tahun 2012. Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit dan ini menandakan bahwa ternyata
lulusan perguruan tinggi tidak menjamin seseorang memiliki pekerjaan. Menurut
Wijaya 2007:117 berwirausaha merupakan salah satu pilihan yang rasional
mengingat sifatnya yang mandiri, sehingga tidak tergantung pada ketersediaan
lapangan kerja yang ada. Pendapat yang dikemukakan oleh Syafie dalam Wiedy 2009:6
“perekonomian dunia menawarkan tantangan dan kesempatan kerja, sehingga dibutuhkan para entrepreneur yang mampu menjawab tantangan dan
memanfaatkan peluang dikawasan free trade yang akan dimulai tahun 2020 untuk wilayah Asia Pasifik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa entrepreneur
merupakan salah satu alternative dalam mengurangi permasalahan pengangguran.
Menurut Zulfadhli dalam TribunNews.com menyatakan bahwa:
“Tingkat kemajuan dan kesejahteraan sebuah negara dilihat dari berapa jumlah wirausaha di negara tersebut. Sedikitnya yang harus dimiliki
3
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sebanyak 2 persen dari total penduduk, dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237 juta jiwa, maka Indonesia membutuhkan sekitar 4,5 juta
lebih wirausahawan. Hanya saja Indonesia saat ini baru memiliki sekitar 0, 24 persen atau sekitar 590 ribu wirausahawan. Jumlah ini jauh dari target
minimal sebesar 2 persen atau 4,5 juta wirausahawan”. http:id.berita.yahoo.com
Menurut Wijaya dalam Reni 2012:3
“Salah satu faktor pendukung menjadi wirausaha adalah adanya keinginan dan keinginan ini oleh Fishbein dan
Ajzen disebut sebagai intensi yaitu komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk melakukan tingkah laku tertentu”.
Zimmerer, et all 2008 , menyatakan bahwa salah satu factor pendorong
pertumbuhan kewirausahaan disuatu Negara terletak pada peranan universitas melalui penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan. Untuk menumbuhkan
keinginan berwirausahaan di kalangan mahasiswa, peran pendidikan menjadi sangat penting, mahasiswa tidak bisa lepas dari aktivitas berpendidikan. Oleh
sebab itu pendidikan menjadi salah satu faktor penggerak bagi tumbuhnya wirausaha muda. Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk merubah persepsi
dan tingkah laku mahasiswa agar memiliki motivasi kuat dalam menciptakan kreativitas dan inovasi demi terwujudnya wirausaha yang handal. Pemahaman
yang baik mengenai pengetahuan kewirausahaan dapat menumbuhkan keberanian dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian usaha. Menumbuhkan jiwa
kewirausahaan para mahasiswa perguruan tinggi dipercaya merupakan alternatif jalan keluar untuk mengurangi tingkat pengangguran, karena para sarjana
diharapkan dapat menjadi wirausahawan muda terdidik yang mampu merintis usahanya sendiri. Akan tetapi berdasarkan hasil survei tahun 2010
http:id.berita.yahoo.com dalam Reni 2012 : 3 sebanyak 83,18 persen lulusan
perguruan tinggi berharap menjadi karyawan. Sementara yang bercita-cita menjadi pengusaha hanya 6,14 persen. Data ini menunujukkan bahwa tingkat
ketertarikan kalangan terdidik pada wirausaha masih sangat rendah. Lebih lanjut, menyikapi persaingan dunia bisnis masa kini dan masa depan yang lebih
mengandalkan pada knowledge dan intelectual capital, maka agar dapat menjadi daya saing bangsa, pengembangan wirausahawan muda perlu diarahkan pada
4
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kelompok orang muda terdidik intelektual. Mahasiswa yang calon lulusan perguruan tinggi perlu didorong dan ditumbuhkan niat mereka untuk
berwirausaha Interpreneurial intention. Seharusnya sebagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi diharapkan
mampu mempersiapkan masa depan yang lebih baik dengan mengembangkan intelektual dan keterampilan agar generasi muda dapat melakukan aktualisasi diri.
Pendidikan tinggi juga berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki motivasi di dalam menanamkan jiwa dan sikap kewirausahaan dalam
mengatasi masalah perekonomian negara dengan cara menciptakan lapangan kerja. Universitas Pendidikan Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi
terkemuka di Indonesia sudah seharusnya mampu menciptakan lulusan sarjana yang memiliki kualifikasi untuk menjadi seorang wirausaha, khususnya Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis yang diharapkan mampu menciptakan pendidik serta para ekonom yang dapat meningkatkan perekonomian negara.
Untuk memperkuat fakta tersebut, dilakukan prapenelitian mengeni intensi berwirausaha di Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia UPI yaitu,
di enam fakultas di antaranya, FIP, FPMIPA, FPBS, FPTK, FPOK dan FPEB. Dari pra penelitian tersebut diambil sampel dari masing-masing fakultas sebanyak
30 mahasiswa dari tiap masing-masing fakulats, hasilnya pada Tabel 1.2. sebagai berikut :
Tabel 1.2. Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner
Sumber : Pra Penelitian
No. Pernyataan
FIP FPMIPA
FPBS FPTK
FPOK FPEB
Skor
1. Mahasiswa memiliki keinginan
untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah
lulus kuliah. 9,8
11,7 11
9,9 11
12,8
2. Mahasiswa memiliki keinginan
untuk menciptakan pekerjaanusaha sendiri setelah
lulus kuliah. 7,3
8,9 10,3
11,5 8,8
8,4
5
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Tabel 1.2. di atas terlihat bahwa mahasiswa yang memiliki keinginan atau niat paling tinggi untuk bekerja di instansi milik pemerintah atau
swasta setelah lulus kuliah sebesar 12,8 yaitu, mahasiswa FPEB dan yang paling rendah 9,8 yaitu, mahasiswa FIP. Selanjutnya, dilihat dari pertanyaan
kedua mahasiswa yang paling rendah memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaanusaha sendiri setelah lulus kuliah sebanyak 8,4 yaitu mahasiswa
FPEB sedangkan mahasiswa yang paling banyak memiliki keinginan berwirausaha yaitu mahasiswa FPTK sebanyak 11,5.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa mahasiswa FPEB memiliki masalah pada intensi berwirausaha, yang seharusnya mahasiswa FPEB memiliki intensi
yang tinggi. Faktanya pada fakultas FPEB, kewirausahaan itu disusun lebih terstruktur dan mahasiswanya banyak diberikan beberapa mata kuliah yang
berhubungan dengan kewirausahaan di antaranya, mata kuliah pengantar bisnis, mata kuliah manajemen, dan mata kliah kewirausahaan itu sendiri. Seharunsya
fakultas FPEB bisa menjadi salah satu pelopor lahirnya wirausaha baru. Dibandingkan dengan fakultas FIP dari data di atas memiliki presentase lebih
kecil dibandingkan dengan FPEB, yang memang pada fakultas FIP lebih menekankan mahasiswanya untuk bekerja di instansi pendidikan, sebagai guru
maupun bukan sebagai guru. Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa FPEB memiliki masalah dalam
intensi berwirausaha. Oleh karena itu, untuk lebih meyakinkan bahwa intensi berwirausaha mahasiswa FPEB masih rendah, maka prapenelitian dilanjutkan
pada mahasiswa disalah satu program studi yang ada di FEPB. Hasil prapenelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.3. :
6
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.3. Pertanyaan dan Jawaban Kuesioner
No. Pertanyaan
SS S
KS TS
STS
1. Mahasiswa memiliki keinginan untuk
bekerja di instansi milik pemerintah atau swasta setelah lulus kuliah.
63,3 23,3
13 -
- 2.
Mahasiswa memiliki keinginan untuk menciptakan pekerjaanusaha sendiri
setelah lulus kuliah. 16,6
20 -
53,3 10
Sumber : Prapenelitian data diolah
Berdasarkan Tabel 1.3. diketahui 63,3 mahasiswa sangat setuju merencanakan setelah menyelesaikan pendidikan untuk mencari pekerjaan sebagai
karyawan swasta atau negeri, dari pada menciptakan lapangan kerja sebagai wirausaha hanya 16,6 yang menjawab sangat setuju. Dari data pra penelitian
tersebut terdapat masalah pada intensi kewirausahaan mahasiswa FPEB. Rendahnya intensi kewirausahaan mahasiswa FPEB tersebut dikarenakan, bahwa
dengan menjadi pegawai swastanegeri akan mendapatkan penghasilan yang jelas dan kontinyu setiap bulannya dengan tingkat resiko yang rendah. Sedangkan jika
menjadi wirausaha masih banyak mahasiswa yang takut untuk mencoba karena takut mengalami kegagalan serta masih memiliki tingkat percaya diri yang
rendah.Sehubungan dengan pentingnya wirausaha dalam kemajuan bangsa, maka sebagai agent of change, mahasiswa harus dapat menjadi wirausaha demi
perubahan yang lebih baik bagi negaranya.
Menurut Indarti 2008:3 rendahnya keinginan intensi berwirausaha
dikalangan mahasiswa sangat disayangkan, karena berdasarkan penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa “keinginan berwirausaha para mahasiswa
merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha- wirausaha masa depan”. Salah satu
faktor penting dalam menciptakan wirausaha adalah niat. Niat atau intensi merupakan kesungguhan seseorang untuk melakukan kegiatan wirausaha.
Semakin besar niat seseorang ingin berwirausaha maka akan semakin baik dalam memulai usahanya. Niat seseorang yang di imbangi dengan pengetahuan
kewirausahaan dan kepercayaan terhadap kemampuan dirinya akan berdampak
7
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
baik terhadap lahirnya wirausaha baru sehingga dapat menciptakan peluang atau lapangan kerja.
Banyak faktor yang mempengaruhi intensi seseorang untuk melakukan wirausaha. Baik faktor yang terdapat pada diri pribadipersonal maupun faktor
lingkungan. Icek Ajzen menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi intensi seseorang yaitu sikap, norma subjektif serta kontrol yang dimiliki.
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave dalam Suryana 2006:63
menyatakan „bahwa proses kewirausahaan dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi‟
Penelitian empiris yang dilakukan oleh Wijaya 2008:102 menemukan
“bahwa sikap kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap intensi berwirausaha”. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu
cara mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia, terutama pengangguran yang berasal dari perguruan tinggi. Terlebih lagi dengan program kewirausahaan
yang diberikan Dikti kepada mahasiswa untuk menggali kemampuan wirausaha yang mereka miliki sehingga menumbuhkan jiwa kemandirian dalam diri
mahasiswa. Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis ingin menilti mengenai faktor yang mempengaruhi keinginan atau intensi berwirausaha
mahasiswa yang dibatasi pada sikap dan pengetahuan sehingga dalam penelitian
ini penulis memberi judul “SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN PENGETAHUAN
KEWIRAUSAHAAN SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP INTESI BERWIRAUSAHA Kasus pada Mahasiswa Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI”. 1.2
Identifikasi dan Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, banyak faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi
intensi berwirausaha diatas, penulis membatasi faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha yaitu sikap kewirausahaan dan pengetahuan kewirausahaan.
8
Muhammad Isnan, 2014 Sikap Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan serta Pengaruhnya terhadap Intensi
Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1
Bagaimana gambaran sikap kewirausahaan, pengetahuan kewirausahaan dan intensi kewirausahaan?
2 Bagaimana pengaruh sikap kewiraushaan terhadap intensi berwirausaha
pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis? 3
Bagaimana pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan bisnis?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1 Untuk mengetahui gambaran sikap kewirausahaan, pengetahuan
kewirausahaan dan intensi kewirausahaan. 2
Untuk menegtahui pengaruh sikap kewiarausahaan terhadap intensi berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis.
3 Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan terhadap intensi
berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Ekonomi dan bisnis.
1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :