Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kajian atau ruang lingkup pendidikan politik adalah materi Pendidikan Kewarganegaraan
PKn, sebagai nilai pengembangan moral.
2.2 Komunitas Politik
Berdasarkan pandangan Marshinta yang berbeda, yang mengatakan bahwa kajian pendidikan politik adalah komunitas politik.
Dalam wawancara dengan Marshinta, menyatakan bahwa: “Kajian atau ruang lingkup pendidikan politik adalah penanaman nilai moral
kepada siswa dengan tujuan membentuk karakter anak bangsa sesuai dengan kemampuannya masing-masing yang telah didapatkan sejak memasuki
jenjang Sekolah Menengah Atas sampai nanti mereka keluar dari bimbingan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas, sebagai bentuk pendewasaan diri
siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab”. Komunitas Politik dalam penelitian ini dimaksudkan adalah
nilai-nilai moral, demokrasi, berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Memang, pada dasarnya tujuan atau pentingnya dari pendidikan politik
adalah menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Hal ini sejalan dengan teori bahwa melalui kegiatan pendidikan politik diharapkan terbentuk
warga negara yang berkepribadian utuh, berketerampilan, sekaligus juga berkesadaran yang tinggi sebagai warga negara yang baik, sadar akan hak
dan kewajiban serta memiliki rasa tanggung jawab yang dilandasi oleh nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Proses
pencapaian tujuan pendidikan politik tersebut tidak dapat dilihat secara langsung namun memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini disebabkan
karena pendidikan politik berhubungan dengan aspek sikap dan perilaku seseorang. Dalam meninjau kerangka kerja suatu eksistensi pelaku politik,
Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kita tidak harus mengikuti perkembangan negara idaman yang tak dapat dicapai, melainkan kita harus merumuskan suatu versi ideal yang
sesuangguhnya melalui cara yang lebih abstrak. Pendidikan politik terbatas untuk memberikan tinjauan yang berkelanjutan mengenai institusi dan
kehidupan sehari-hari. Meninjau kependidikan itu sendiri mengingatkan atas apa yang kita harapkan untuk tercapai, yang juga menekankan pada
pendekatan moral Brownhill, 1989: IV. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dinyatakan
pandangan Marshinta yang menyatakan bahwa kajian pendidikan politik terletak pada penanaman nilai-nilai dalam pengembangan karakter sebagai
esensi dari Pendidikan Kewarganegaraan. Marshinta memiliki pandangan yang berbeda dari responden lain yang menyatakan bahwa kajian
pendidikan politik terdapat pada Pendidikan Kewarganegaraan, karena menurutnya kajian pendidikan politik justru berangkat pada esensi dari
materi-materi Pendidikan Kewrganegaraan PKn, yakni bagaimana menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa yang juga terangkum dalam
materi Pendidikan Kewarganegaraan. Jadi, menurut Marshinta kajian pendidikan politik terletak pada tujuan dari pendidikan politik.
Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3. Model Pembelajaran Pendidikan Politik pada Sekolah Menengah Atas