Makna Pendidikan Politik sebagai Sosialisasi Politik

Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu berbeda-beda sesuai dengan pengetahuan mereka bagaimana memandang sistem politik itu. Tabel. 4.2 Makna Pendidikan Politik Menurut Beberapa Informan No Sosialisasi Politik Pengetahuan Politik Keterangan 1. 2. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Desi Wiwik Marshinta Deka Fatia Bunaya Viola Fraya Indah Reza Hery Hermiyati Ginta Proses membekali siswa untuk dapat berpartisipasi aktif sebagai penanaman nilai demokratis secara terus menerus dari gnerasi ke generasi. Proses sosialisasi politik dilakukan melalui pendidikan formal dan non formal. Membawa seseorang ke dalam tingkat partisipasi politik tertentu.

1.1 Makna Pendidikan Politik sebagai Sosialisasi Politik

Menurut pandangan beberapa responden guru, makna dari pendidikan politik adalah pendidikan yang memiliki fungsi membina siswa agar menjadi warga negara yang baik, dalam hal ini dalam mengemukakan Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu hak dan kewajiban mereka secara bertanggung jawab. pendidikan politik itu adalah pendidikan yang bertujuan membekali anak didik untuk menjadi warga negara yang mandiri. Mandiri dalam hal ini adalah bagaimana mereka dapat memecahkan suatu permasalahan yang mereka temui di berbagai kegiatan keseharian mereka. Dalam hal ini dituangkan ke dalam materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn. Sejalan dengan makna pendidikan politik yang memiliki tujuan mendidik dan mengatur diri sendiri untuk dapat berproses menjadi manusia dewasa dalam mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan-tujuan politik dan telah memikirkan resiko yang akan didapat dari apa yang telah dilakukan. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan politik maupun politik pendidikan itu sendiri, maka kedudukan pendidikan politik sangatlah strategis. Affandi 1996:25 menyatakan pendidikan politik „political education‟ sering kali menggunakan berbagai peristilahan lain seperti „political socialization dan citizenship training‟. Rusadi Kantaprawira 1988:54 memandang pendidikan politik sebagai salah satu fungsi struktur politik dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan politik rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. Dalam perspektif ini, pendidikan politik merupakan metode untuk melibatkan rakyat dalam sistem politik melalui partisipasinya dalam menyalurkan tuntutan dan dukungannya. Di sekolah, anak banyak belajar pengetahuan, nilai, sikap, dan perilaku politik secara eksplisit, terutama melalui mata pelajaran Pendidikan Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kewarganegaraan PKn. Melalui mata pelajaran PKn, anak diajarkan mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara, sistem politik, otonomi daerah, partai politik, budaya politik, dsb. Melalui pelajaran ini, anak diharapkan pada gilirannya dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan negaranya. Pentingnya pendidikan politik dalam rangka menanamkan nilai-nilai moral dengan cara yang demokratis, yakni memberikan bekal pengetahuan, pengalaman melalui interaksi-interaksi dalam kegiatan belajar melalui pendidikan formal dan pendidikan non formal. Kegiatan belajar melalui pendidikan formal, yakni melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn, sedangkan pendidikan non formal adalah kegiatan-kegiatan kurikuler non formal, seperti kegiatan di luar kelas. Selain itu, pandangan lain mengenai makna pendidikan politik oleh beberapa responden guru yang sejalan dengan pandangan di atas adalah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa untuk dapat mengembangkan karakter menjadi warga negara yang baik, yakni tahu akan hak dan kewajibannya. Dalam pendidikan politik siswa dituntut untuk dapat mengerti dulu apa yang dimaksud dengan hak dan kewajiban mereka sebagai siswa di sekolah, karena hal ini merupakan point yang paling penting dalam tujuan pendidikan politik. Siswa diharapkan paham apa yang seharusnya mereka terima dan apa yang menjadi kewajiban mereka di sekolah sebagai pembentuk karakter siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, makna pendidikan Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu politik adalah proses penanaman nilai-nilai demokrasi terhadap siswa untuk menjadikan warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Menurut pandangan beberapa responden siswa, makna pendidikan politik adalah pendidikan yang mengajarkan bagaimana siswa dapat berdemokrasi, dengan tujuan membekali siswa untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang siap menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupannya. Cara – cara demokrasi ditunjukkan dengan metode-metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, dimana siswa dibebaskan mengemukakan pendapatnya, mempertahankan argumennya secara bebas dan bertanggung jawab. Pendidikan politik adalah pendidikan yang memberikan bekal kepada generasi muda untuk dapat berpartisipasi dalam menyampaikan pendapatnya dengan bebas dan bertanggung jawab di muka umum sebagai penanaman nilai pembentukan diri siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Selain itu, tujuan dari pendidikan politik itu adalah bagaimana kehidupan demokrasi dapat terwujud dengan cara-cara yang efektif, seperti mengemukakan pendapat yang bebas dan bertanggung jawab, debat di saat melakukan diskusi, musyawarah untuk mencapai mufakat. Sejalan dengan teori pengertian pendidikan politik yang dikemukakan oleh Alfian, 1986: 235 dalam Sumantri, 2003: 3.2, adalah “Pendidikan politik dapat diartikan sebagai usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul nilai-nilai Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun”. Sedangkan menurut Inpres No. 1 2 Tahun 1982, “Pendidikan politik merupakan rangkaian usaha untuk meningkatkan dan memantapkan kesadaran politik dan kenegaraan guna menunjang kelestarian Pancasila dan UUD 1945 sebagai budaya politik bangsa. Pendidikan politik juga harus merupakan bagian proses perubahan kehidupan politik bangsa Indonesia yang sedang dilakukan dewasa ini dalam rangka usaha menciptakan suatu sistem politik yang benar- benar demokratis, stabil, efektif, dan efisien”. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa makna pendidikan politik adalah pendidikan yang membekali siswa untuk dapat berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat sesuai dengan hati nurani untuk mencari solusi secara bersama-sama sebagai tujuan bersama sebagai proses penanaman nilai dan karakter terhadap siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Sejalan dengan pandangan Hery, bahwa makna pendidikan politik adalah pendidikan yang terdapat dalam setiap mata pelajaran yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Pendidikan politik adalah Pendidikan Kewarganegaraan yang memuat kajian-kajian ilmu politik untuk menanamkan nilai pada siswa tentang sistem pemerintahan, sistem politik, dan cara berdemokrasi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa makna pendidikan politik adalah pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu sebagai sosialisasi penanaman nilai-nilai karakter untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab dalam kehidupan sistem politik yang sedang berkembang. Oleh sebab itu, pernyataan ini dapat disebut sebagai sosialisasi politik.

1.2 Pendidikan Politik sebagai Pengetahuan Politik

Dokumen yang terkait

Sistem Informasi Sekolah Bebasis Web Pada SMA Negeri 1 Tanjungbalai

0 37 95

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) (Studi Kasus di Sekolah Inklusi SMA Negeri 10 Surabaya)

2 11 20

KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI YANG BERSERTIFIKASI DAN YANG BELUM BERSERTIFIKASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI: Studi Deskriptif Terhadap Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cimahi.

0 6 56

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK MELALUIPEMBELAJARAN PKn DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN :Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang.

0 3 47

PENGARUH TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR PEMBELAJARAN TERHADAP PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) Di SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) SURAKARTA.

0 1 17

PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 8 Surakarta).

0 0 17

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 17

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 104

Fenomena semi taksi di Bandara Depati Amir Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16

ANALISIS SISTEM BACK-UP TENAGA LISTRIK PADA AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI BANDARA DEPATI AMIR PANGKALPINANG

0 2 15