Secara Ontologi Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Dimensi Nilai-nilai Kewarganegaraan Civics Values mencakup antara lain percaya diri, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur. Sudjana, 2003: 4 http:www.sekolahdasar.net201109hakekat-pendidikan- kewarganegaraan-pkn.htmlixzz27dZjPySJ

a. Secara Ontologi

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Kewarganegaraan PKn secara ontologi merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Ciri-ciri dari PKn antara lain: 1 Materinya berupa pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga negara dengan PPBN Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. 2 Bersifat interdisipliner. 3 Bertujuan bagaimana membentuk warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara Kurikulum 2006. Dari pengertian dan ciri-ciri PKn di atas dapat diartikan bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang bertujuan membentuk karakteristik warga negara dalam hal terutama membangun bangsa dan negara dengan mengandalkan pengetahuan dan kemampuan Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dasar dari pembelajaran PKn dengan materi pokoknya demokrasi politik atau peranan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi penting ketika pemerintah menetapkan PKn menjadi salah satu mata pelajaran yang diwajibkan untuk dimuat dalam kurikulum sekolah. Hal ini dapat dilihat dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang antara lain mewajibkan isi kurikulum wajib memuat Pendidikan Kewarganegaraan yang pada prinsipnya bertujuan membentuk good citizenship dan menyiapkan warga negara untuk masa depan. Dalam pendidikan formal, proses demokratisasi harus dimulai dari tahap yang paling awal yaitu pemberian kesempatan yang sama kepada setiap individu untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan politik sebagai bagian dari sosialisasi politik dilakukan melalui agen-agen seperti keluarga, masyarakat, teman sebaya, dan tentunya bisa juga lewat sekolah sebagai lembaga formal. Pendidikan politik lewat sekolah dilakukan melalui mata pelajaran di sekolah dan salah satu yang paling penting adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara Eka Wahyuningsih, 2013 Konstruksi Pendidikan Politik Pada Sekolah Menengah Atas Di Kota Pangkalpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa Hidayat dan Azra, 2008: 5. Pendidikan adalah suatu proses terprogram untuk mengefektifkan terjadinya perubahan kognitif dan afektif dalam diri seseorang anak Indonesia, sedemikian rupa sehingga si anak akan dapat berfungsi dengan baik di dalam kehidupan masyarakatnya. Adapun perubahan lewat proses pendidikan yang dimaksudkan adalah perubahan yang tersimak dalam wujud bertambahnya pengetahuan dan kesadaran serta kepekaan seseorang akan hak-haknya yang asasi dan pula hak-hak sesama warga danatau sesama manusia yang ditemui dalam kehidupan ini. Pendidikan Kewarganegaraan civics, yang berhakikat juga sebagai pendidikan untuk mengenali dan menghayati hak-hak warga negara yang asasi civil right diacarakan dengan harapan agar setiap peserta didik pada akhirnya dapat menyadari hak-haknya yang asasi, yang perlindungannya dijamin oleh undang-undang negara.

b. Secara Epistimologi

Dokumen yang terkait

Sistem Informasi Sekolah Bebasis Web Pada SMA Negeri 1 Tanjungbalai

0 37 95

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) (Studi Kasus di Sekolah Inklusi SMA Negeri 10 Surabaya)

2 11 20

KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI YANG BERSERTIFIKASI DAN YANG BELUM BERSERTIFIKASI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI: Studi Deskriptif Terhadap Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Cimahi.

0 6 56

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK MELALUIPEMBELAJARAN PKn DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN :Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang.

0 3 47

PENGARUH TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR PEMBELAJARAN TERHADAP PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) Di SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) SURAKARTA.

0 1 17

PEMBELAJARAN APRESIASI DRAMA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 8 Surakarta).

0 0 17

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 17

SKRIPSI Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

0 0 104

Fenomena semi taksi di Bandara Depati Amir Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 16

ANALISIS SISTEM BACK-UP TENAGA LISTRIK PADA AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI BANDARA DEPATI AMIR PANGKALPINANG

0 2 15