Latar belakang Penelitian PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Penelitian

Peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dimiliki oleh bahasa. Bahasa digunakan sebagai penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi dalam perkembangan intelektual siswa. Dalam perkembangan sosial siswa, bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan teman atau orang lain. Sedangkan dalam perkembangan emosional siswa, bahasa digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan dan gagasan yang mereka miliki. Sebagaimana tercantum dalam Rahman, B dkk. 2010, hlm. 1 dinyatakan bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi arbitrer yang dipakai oleh manusia untuk tujuan berkomunikasi satu sama lain. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Mengingat pentingnya bahasa dan perannya yang besar dalam berbagai aspek, maka pendidikan bahasa di negara manapun menjadi sangat penting terutama pendidikan bahasa Inggris. Oleh sebab itu bahasa Inggris dijadikan sebagai salah satu muatan lokal yang diajarkan di Sekolah Dasar SD. Fungsinya dijelaskan Depdiknas dalam Permendiknas No.22 Tahun 2006 yang menyatakan : Bahasa Inggris merupakan suatu alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan sehingga dapat menjembatani hubungan kita dengan berbagai orang dari negara yang berbeda. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami danatau menghasilkan teks lisan danatau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Empat keterampilan ini yang kemudian kita gunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu dianjurkan untuk mempelajari mata pelajaran Bahasa Inggris, karena diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Serta agar kita semua siap bersaing secara global dalam dunia pendidikan, kerja dan sebagainya bersama negara-negara lain. Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa bahasa terutama bahasa Inggris memiliki peranan penting sebagai alat komunikasi antarbangsa baik dalam hal ekonomi, politik, sosial dan budaya. Pada era globalisasi saat ini, dengan berbagai kemajuan yang ada dan kita rasakan, Bahasa Inggris sangat dibutuhkan karena ilmu pengetahuan secara internasional menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dan pengemban ilmu pengetahuan. Untuk mampu bersaing secara global, bahasa Inggris tidak hanya diajarkan pada tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi saja, tetapi juga diajarkan di sekolah dasar. Dengan harapan siswa dapat menguasai pengetahuan dasar bahasa Inggris sebagai bekal untuk mereka kelak memasuki pembelajaran di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mengajar dan belajar bahasa Inggris bertujuan agar siswa dapat menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Inggris di sekolah bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi tidak hanya secara lisan tetapi juga dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang mendasar yaitu mendengarkan listening, berbicara speaking, membaca reading dan menulis writing Zainurrahman, 2011, hlm. 2. Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai Tarigan, 1986, hlm. 15. Menurut Djago Tarigan, menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan Sumarno, 2009, hlm. 5. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan menulis merupakan kegiatan berupa penuangan ide atau gagasan melalui bentuk simbol huruf dan angka sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Oleh karena itu keterampilan menulis penting untuk diajarkan kepada siswa karena tulisan dapat menjadi sebuah alat untuk menyampaikan ide, gagasan, dan pesan ke pembaca dengan tujuan tertentu. Dengan tulisan kita dapat menjelaskan dan mendeskripsikan sesuatu kepada seseorang yang jauh dari kita. Siswa perlu memiliki keterampilan menulis untuk menguasai bahasa Inggris. Karena itu siswa dituntut untuk dapat memahami dan menciptakan berbagai jenis teks genre dalam bahasa Inggris, seperti teks descriptive, narrative, recount, report,dan procedure. Teks deskriptif merupakan salah satu genre yang mesti diajarkan kepada siswa pada tingkat SD. Sesuai dengan Program Pembelajaran dan Pengembangan Silabus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk kelas V dalam aspek menulis dengan kegiatan belajar berupa menuliskan kata-kata sifat pada gambar yang disajikan dan menuliskan atau mendeskripsikan macam-macam karakter. Keterampilan menulis teks deskriptif bahasa Inggris diajarkan pada siswa khususnya pada siswa sekolah dasar kelas V dengan materi yang berjudul What Does She Looks Like Sugeng, 2007, hlm. 70-85. Setelah melakukan pre eliminary research di kelas V SD N 2 Ciawang dan SDN 3 Ciawang, diketahui ada beberapa hambatan yang dihadapi siswa ketika mereka belajar bahasa Inggris, khususnya dalam keterampilan menulis. Mereka tidak cukup menguasai kosakata untuk menghasilkan teks. Mereka memiliki perasaan takut akan membuat kesalahan dalam menulis bahasa Inggris. Serta, minat mereka yang kurang terhadap pembelajaran bahasa Inggris. Kenyataan ini membuat cukup sulitnya mencapai suatu kompetensi dasar yang seperti yang ada dalam kurikulum. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti metode atau teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang diminati oleh siswa. Kegiatan guru dalam dalam proses pembelajaran dirasakan oleh siswa kurang menarik, tidak efektif dan tidak inovatif. Kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah dan mengerjakan buku LKS. Bahkan hampir setiap pembelajaran guru hanya mengajarkan kosakata dengan teknik menalar, siswa dituntut untuk hafal beberapa kosakata dalam bahasa Inggris setiap kali pertemuan. Hal ini membuat para siswa menjadi jenuh, memang pada dasarnya teknik ini dapat membuat siswa dengan cepat menghafal kosakata dalam bahasa inggris namun dengan teknik ini pula siswa dapat dengan mudahnya lupa akan kosakata yang telah mereka pelajari. Karena mereka dipaksa untuk menghafal bukan memahami. Media pembelajaran yang digunakan guru pun monoton, guru hanya terpaku pada sumber buku saja. Siswa masih banyak yang mengganggap pelajaran bahasa inggris adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga mereka tidak berani untuk menuangkan kata-kata ke dalam bentuk tulisan. Hal ini terjadi karena kurangnya kemampuan guru untuk menghadirkan proses pembelajaran yang menarik. Pada era reformasi seperti ini mengharuskan guru untuk lebih akrab dengan penggunaan media. Media pembelajaran adalah komponen proses belajar mengajar yang memiliki peranan sangat penting, karena dapat memberikan rangsangan terhadap pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali Gagne Briggs dalam Ardiani, 2008, hlm. 13; 2008, hlm. 15. Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa yaitu media audio visual, pendapat ini dikemukakan oleh Soegito Atmohoetomo Rohani, 1997, hlm. 16. Menurut Richards dan Renandya 2002, hlm. 113, bahwa mereka percaya akan beberapa materi pembelajaran berupa video dan perangkat lunak lainnya dapat menstimulasikan keterampilan menulis. Pendapat ini diperkuat oleh pernyataan Harmer 2001, hlm. 114, “Video is one of the audio visual aids that can be used in a writing class. It makes lessons more fun. It can also be used to create a situation for writing classes in which students have big enthusiasm in learning the process of writing”. Video merupakan salah satu media audio visual yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat. Siswa akan lebih tertarik dengan gambar-gambar yang bergerak bersuara yang lebih dinamis dan hidup daripada sebuah teks atau suara seperti rekaman bahasa Inggris sebagai bahasa asing di kelas, hal ini membuat siswa lebih memperhatikan pembelajaran. Pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan media audio visual khususnya video describing people, video yang mengajarkan kosakata, phrase, dan cara untuk mendeskripsikan karakteristik manusia secara jelas, dan sistematis diharapkan dapat meningkatkan minat siswa belajar, sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis bahasa Inggris siswa, terutama dalam teks deskriptif. Dari penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti keterampilan menulis siswa dengan mengambil judul “Pengaruh Penggunaan Video Describing People Terhadap Keterampilan Menulis Deskriptif Bahasa Inggris di Sekolah Dasar”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

PERSEPSI SISWA BERKESULITAN BELAJAR TERHADAP KOMPETENSI GURU BIOLOGI Studi Kasus di SMA Negeri 3 Semarang

0 7 152

Persepsi Siswa Kelas VIII SMP Islam Harapan Ibu Pondok Pinang Terhadap Pentingnya Belajar Membaca Al-Qur'an

0 9 121

PENERAPAN METODE FERNALD BERBASIS MULTISENSORI SEBAGAI UPAYA PENANGANAN MEMBACA BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak Berkesulitan Membaca.

0 5 105

PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE ANALISIS GLASS BAGI SISWA BERKESULITAN MEMBACA (READING DIFFICULTIES) :Studi Kasus terhadap Siswa Kelas III SDN Cineumbeuy - Kuningan Tahun Akademik 2012/2013.

1 6 104

ANALISIS SISWA BERKESULITAN BELAJAR : Studi Kasus di Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung.

0 2 26

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA (LANGUAGE-EXPERIENCE APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas

4 12 33

PROGRAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN BANTUAN KOMPUTER PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI SLB YPM KAB. GARUT.

0 1 40

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA.

1 4 12

Anak dengan Berkesulitan Belajar sebuah

0 2 44