commit to user
d. Variabel Pertimbangan dalam Memberikan Besaran Pengurangan
yang Diberikan.
Variabel pertimbangan
adalah variabel-variabel
yang diperhitungkan untuk menentukan besarnya pengurangan yang
diberikan, misalnya rasio listrik, kenaikan PBB yang harus dibayar, stimulus, kondisi perawatan bangunan, bencana alam, koreksi
pertimbangan lain.
4. Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengurangan PBB.
Berdasar Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-46PJ2009 Tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permohonan Pengurangan
Pajak Bumi dan Bangunan, pengajuan permohonan pengurangan PBB adalah sebagai berikut:
a. Permohonan pengurangan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang
menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT Surat Ketetapan Pajak SKP dengan menyebutkan persentase pengurangan
yang dimohonkan. b. Pengajuan permohonan dilakukan dengan ketentuan :
1 Untuk wajib pajak orang pribadi harus diajukan dengan melampirkan fotokopi SPPT SKP PBB Tahun Pajak yang
dimohonkan. 2 Untuk wajib pajak badan, melampirkan fotokopi :
- SPPT SKP PBB tahun yang dimohonkan.
commit to user -
SPT PPh tahun terakhir beserta lampirannya. -
STTS tahun pajak terakhir atau struk ATM Counter Teller pembayaran PBB.
- laporan keuangan perusahaan.
3 Untuk objek pajak yang terkena bencana alam, hama tanaman, dan sebab lain yang luar biasa dan bersifat kolektif diajukan oleh Kepala
Desa Lurah dengan diketahui oleh Camat dengan mencantumkan nama-nama wajib pajak yang dimohonkan pengurangannya dengan
menggunakan formulir yang telah ditentukan. 4 Permohonan diajukan selambat-lambatnya 3 bulan sejak SPPT SKP
diterima wajib pajak atau sejak terjadinya bencana alam atau sebab- sebab lain yang luar biasa.
5 Pengurangan secara kolektif diajukan sebelum SPPT diterbitkan selambat-lambatnya tanggal 10 Januari untuk tahun pajak yang
bersangkutan. 6 Apabila batas waktu pengajuan tersebut tidak dipenuhi, maka
permohonannya tidak diproses, dan Kepala Kantor KPP Pratama yang bersangkutan harus memberitahukan secara tertulis kepada
wajib pajak Kepala Desa Lurah, disertai penjelasan seperlunya.
5. Tata Cara Penyelesaian Pengurangan PBB
Berdasar Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 77PJ2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan
Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai berikut :
commit to user
a. Penerimaan Berkas Permohonan Pengurangan dan Penelitian
Persyaratan
1 Permohonan pengurangan disampaikan ke KPP Pratama, baik secara langsung atau melalui pos dengan bukti pengiriman surat.
2 Tanggal penerimaan surat permohonan pengurangan yang dijadikan dasar untuk memproses permohonan pengurangan adalah tanggal
terima surat permohonan pengurangan, dalam hal disampaikan secara langsung oleh wajib pajak atau kuasanya kepada Petugas
Tempat Pelayanan Terpadu TPT. Tanggal tanda pengiriman surat permohonan pengurangan dalam hal disampaikan melalui pos
dengan bukti pengiriman surat. 3 KPP Pratama melaksanakan penelitian persyaratan terhadap
permohonan pengurangan dengan menggunakan lembar penelitian persyaratan permohonan pengurangan.
4 Permohonan pengurangan yang tidak memenuhi persyaratan, dianggap bukan sebagai permohonan sehingga tidak dapat
dipertimbangkan. Dalam hal permohonan pengurangan diajukan secara kolektif dan terdapat sebagian permohonan pengurangan tidak
memenuhi persyaratan,
maka atas
sebagian permohonan
pengurangan yang tidak memenuhi persyaratan dimaksud tidak dapat dipertimbangkan.
5 Dalam hal permohonan pengurangan tidak dapat dipertimbangkan, Kepala KPP Pratama dalam jangka waktu paling lama 10 sepuluh
commit to user hari kerja sejak tanggal penerimaan surat permohonan pengurangan
harus memberitahukan secara tertulis disertai alasan yang mendasari kepada:
a Wajib pajak atau kuasanya dalam hal permohonan pengurangan diajukan secara perseorangan, atau
b Pengurus LVRIorganisasi terkait atau Kepala Desa Lurah setempat dalam hal permohonan pengurangan diajukan secara
kolektif.
b. Penanganan Berkas Permohonan Pengurangan yang Memenuhi
Persyaratan
1. KPP Pratama mengelompokkan berkas permohonan pengurangan yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan arestasi kewenangan
penyelesaian permohonan, yaitu kewenangan pada Kepala KPP Pratama, pada Kepala Kanwil DJP atau pada Direktur Jenderal
Pajak. 2. Dalam hal kewenangan penyelesaian berada pada Kepala Kanwil
DJP atau Direktur Jenderal Pajak, Kepala KPP Pratama meneruskan berkas permohonan pengurangan kepada Kepala kanwil DJP atau
Direktur Jenderal Pajak, dengan dilampiri lembar penelitian persyaratan permohonan pengurangan dan dilakukan paling lambat
10 sepuluh hari kerja sejak surat permohonan pengurangan diterima.
commit to user 3. Kepala KPP Pratama atau pejabat serendah-rendahnya eselon III
pada Kanwil DJP atau unit eselon II Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak yang menyelenggarakan fungsi pengurangan PBB,
menindaklanjuti dengan menerbitkan Surat Tugas kepada Petugas Peneliti untuk melakukan penelitian.
4. Penerbitan Surat Tugas dilakukan dengan ketentuan: a dalam hal penelitian di kantor dilanjutkan dengan penelitian di
lapangan, surat tugas diterbitkan secara terpisah masing-masing untuk penelitian di kantor dan penelitian di lapangan;
b dalam hal jumlah permohonan pengurangan yang diajukan secara perseorangan cukup banyak, bentuk surat tugas dapat disesuaikan
guna menampung beberapa permohonan sekaligus; c untuk permohonan yang diajukan secara kolektif, surat tugas
dibuat untuk satu surat permohonan. 5. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan ketentuan:
a petugas peneliti melakukan penelitian di kantor terhadap berkas permohonan pengurangan, dan apabila diperlukan petugas
peneliti dapat melakukan penelitian di lapangan, b dalam hal dilakukan penelitian di lapangan, Kepala KPP Pratama,
atau pejabat serendah-rendahnya eselon III pada Kanwil DJP atau unit eselon II Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak yang
menyelenggarakan fungsi pengurangan PBB, harus terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis mengenai waktu
commit to user pelaksanaan penelitian di lapangan kepada wajib pajak atau
kuasanya, atau pengurus LVRIpengurus organisasi terkait lainnya Kepala Desa Lurah untuk permohonan yang diajukan
secara kolektif, c hasil penelitian dituangkan dalam laporan hasil penelitian
pengurangan PBB. 6. Penerbitan Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang pengurangan
PBB dilakukan berdasarkan laporan hasil penelitian pengurangan PBB.
7. Jangka waktu pelaksanaan penelitian dan penerbitan Surat Keputusan Pengurangan PBB disesuaikan dengan jangka waktu
penyelesaian permohonan pengurangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
110PMK.032009. Namun demikian dalam rangka meningkatkan pelayanan
kepada wajib
pajak, penyelesaian
permohonan pengurangan tidak menunggu batas akhir waktu penyelesaian
permohonan. Prosedur Pengurangan PBB menurut SOP Standard Operating
Procedure: 1. Wajib pajak mengajukan surat permohonan pengurangan PBB secara
tertulis ke KPP Pratama. 2. Petugas TPT menerima permohonan pengurangan PBB kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya. Dalam hal berkas permohonan
commit to user belum lengkap, akan dikembalikan kepada wajib pajak untuk
dilengkapi. Dalam hal berkas sudah lengkap, petugas TPT akan mencetak Bukti Penerimaan Surat BPS dan Lembar Pengawasan
Arus Dokumen LPAD. BPS akan diserahkan kepada wajib pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan
pengurangan PBB dan kemudian diteruskan kepada Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan dan memberi disposisi kepada account representative AR untuk membuat uraian
rekomendasi permohonan pengurangan PBB. 4. Account representative menyiapkan konsep uraian rekomendasi
permohonan pengurangan PBB kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.
5. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menyetujui dan memaraf konsep uraian rekomendasi permohonan pengurangan dan
menyerahkan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi tidak menyetujui konsep uraian, maka
account representative harus memperbaiki konsep pengurangan PBB tersebut.
6. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani uraian permohonan pengurangan PBB, kemudian meneruskan kepada Kepala
Seksi Pelayanan.
commit to user 7. Kepala Seksi Pelayanan menerima uraian pengurangan PBB dan
menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk mencetak konsep surat pengantar permohonan pengurangan kepada Kepala Kantor Wilayah
DJP. 8. Pelaksanaan Seksi Pelayanan mencetak konsep surat pengantar
permohonan pengurangan dan meneruskan kepada Kepala Seksi Pelayanan.
9. Kepala Seksi Pelayanan meneliti, menyetujui dan memaraf konsep surat pengantar pemohonan, kemudian meneruskan kepada Kepala
Kantor. Dalam hal Kepala Seksi Pelayanan tidak menyetujui konsep surat pengantar permohonan tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan
harus memperbaiki konsep surat tersebut. 10. Kepala Kantor mereview, menetapkan dan menandatangani surat
pengantar permohonan PBB. Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui konsep tersebut, Pelaksana Seksi Pelayanan harus
memperbaiki konsep surat tersebut. 11. Proses dilanjutkan ke SOP tentang Tata Cara Penatausahaan Dokumen
Wajib Pajak dan SOP tentang Tata Cara Penyampaian Dokumen. 12. Pemrosesan permohonan pengurangan PBB dilaksanakan di Kanwil
dengan SOP Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB Terutang.
13. Proses selesai.
commit to user
commit to user
commit to user memberikan pelayanan pengurangan PBB kepada wajib pajak yang
tidak mampu dalam rangka pemenuhan asas keadilan. Tabel II.1
Alasan Pengajuan Permohonan Pengurangan PBB Tahun 2010
e Rekapitulasi data pengurangan PBB tahun 2010 Seksi Pelayanan KPP
Pratama Surakarta Tabel di atas menunjukkan alasan pengajuan pengurangan PBB di
KPP Pratama Surakarta sebagian besar berasal dari wajib pajak veteran yaitu sebesar 174 wajib pajak.
Untuk wajib pajak baru yang ingin mengajukan pengurangan dapat mendatangi KPP Pratama Surakarta khususnya petugas TPT, untuk
memperoleh informasi mengenai persyaratan yang harus dipenuhi. No
Alasan Pengajuan Jumlah
Pengajuan Persentase
Pengurangan 1
Veteran 174
50-75 2
Pensiun 78
5-35 3
Janda 64
5-50 4
Tidak Mampu 104
5-50 5
Pegawai swasta 81
0-30 6
Wiraswasta dagang 67
0-35 7
PNS 44
0-25 8
RS swastaPTS 5
50 9
PT CV 10
0-15 10
Yayasan 1
5 11
Lain-lain 9
0-30 Jumlah pengurangan
pengajuan 637
commit to user Kemudian petugas TPT akan memberikan formulir permohonan
pengurangan PBB, surat pernyataan besar penghasilan, dan SPOP yang masih harus dilengkapi oleh wajib pajak
Permohonan pengajuan pengurangan PBB untuk wajib pajak orang pribadi dilampiri dengan:
1 Fotokopi SPPT SKP tahun pajak yang diajukan permohonan pengurangan.
Untuk mengetahui apakah wajib pajak telah menerima SPPT SKP dan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi objek pajak,
besarnya pajak yang terutang dan mencocokkan antara data yang ada di KPP Pratama Surakarta dengan data wajib pajak.
2 Fotokopi STTS tahun pajak terakhir. Bertujuan mengetahui apakah wajib pajak telah melunasi PBB
terutang tahun sebelumnya untuk objek pajak yang sama dan tidak memiliki tunggakan pajak.
3 Fotokopi Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga. Kartu Tanda Penduduk untuk mengetahui domisili wajib pajak.
Dan Kartu Keluarga untuk mengetahui jumlah tanggungan keluarga, alamat yang benar dan menghindari wajib pajak
mendapat dua kali pengurangan untuk objek pajak yang berbeda. 4 Fotokopi rekening listrik, air dan telepon 3 bulan terakhir.
Mengetahui seberapa besar konsumsi wajib pajak. 5 Surat pernyataan besarnya penghasilan.
commit to user Untuk mengetahui besarnya penghasilan, sedangkan untuk anggota
veteranpensiun harus melampirkan bukti penerimaan pensiun. 6 Surat ketetapan tidak mampu dari kelurahan.
Untuk mengetahui wajib pajak tersebut tidak mampu dan diketahui oleh pemerintah setempat.
7 Surat Keputusan Pensiun dan Karip atau Surat Keputusan Veteran. Bertujuan untuk mengetahui latar belakang wajib pajak dari
pensiunan departemen atau pensiunan veteran. 8 Fotokopi
surat keputusan
pemberian pengurangan
tahun sebelumnya.
Sebagai acuan bagi Kepala Kantor untuk memutuskan pengurangan yang akan diberikan.
Permohonan dapat diajukan selambat-lambatnya tiga bulan sejak tanggal diterimanya SPPT atau SKP atau sejak terjadinya bencana alam
atau sebab-sebab lain yang luar biasa. Namun KPP Pratama Surakarta masih dapat menerima pengajuan permohonan yang telah melewati
batas waktu yang ditentukan dengan syarat wajib pajak dapat memberikan alasan yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang
berlaku. Lihat tabel II.2, selama tahun 2010 wajib pajak yang mengajukan
pengurangan PBB di KPP Pratama Surakarta sebanyak 637 dan 39 dari pengajuan tersebut ditolak.
commit to user Tabel II.2
Jumlah Penyelesaian Pengurangan PBB
Tahun Penyelesaian pengurangan
Jumlah Orang
Pribadi Badan
Ditolak 2008
647 12
117 776
2009 614
13 68
695 2010
583 15
39 637
Sumber : Seksi Pelayanan KPP Pratama Surakarta Wajib pajak yang mengajukan permohonan akan diberikan tanda
terima yang berisi revisi nama pemohon, kelurahan, tanggal diterima, tanggal penyelesaian pemberian keputusan pengurangan dihitung sejak
tanggal tanda terima surat permohonan, dalam hal surat permohonan disampaikan secara langsung atau tanggal stempel pos apabila dikirim
melalui pos. Tanda terima ini harus dibawa pada saat pengambilan surat keputusan pengurangan.
a. Mekanisme Pengajuan Pengurangan PBB untuk Wajib Pajak
Badan di KPP Pratama Surakarta.
Wajib pajak badan yang mengalami kesuliltan finansial sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban perpajakannya dapat mengajukan
permohonan pengurangan PBB dengan memenuhi syarat-syarat : 1 Fotokopi SPPT SKP tahun pajak yang diajukan permohonan
pengurangan PBB Memberikan informasi kondisi objek pajak, besarnya pajak dan
dapat diketahui bahwa badan usaha tersebut telah menjadi wajib
commit to user pajak. Digunakan juga untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti
pencocokan data PBB dengan data di lapangan. 2 Fotokopi STTS tahun pajak terakhir.
Mengetahui wajib pajak telah melunasi pajak terutang tahun sebelumnya dan tidak memiliki tunggakan pajak dengan objek pajak
yang sama dan hanya satu objek pajak yang dimiliki, dikuasai dan dimanfaatkan dalam satu wilayah Dati II yang diajukan
pengurangan. 3 Fotokopi SPT PPh Badan.
Sebagai bukti pendukung dalam pertimbangan pemberian keputusan. Jika pengenaan pajak penghasilan badan adalah nihil, maka hal ini
menjelaskan bahwa perusahaaan yang bersangkutan dalam keadaan rugi dan kesulitan finansial.
4 Laporan Keuangan Perusahaan. Dapat diketahui rasio likuiditas dan solvabilitas perusahaan yang
menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian atau kesulitan finansial dan dapat sebagai dasar penentuan besarnya pemberian
persen pengurangan PBB. Pengajuan pengurangan dilakukan dengan mendatangi KPP
Pratama Surakarta di bagian TPT, dengan melengkapi persyaratan pengajuan atau mengirimkannya melalui pos. Pada tabel II.2
menunjukkan bahwa selama tahun 2010 terdapat 15 wajib pajak badan yang mengajukan pengurangan PBB di KPP Pratama Surakarta.
commit to user Dalam penyelesaian pengajuan pengurangan wajib pajak badan
dengan pokok ketetapan lebih dari Rp 500.000.000,00 wewenang pemberian keputusannya berada pada Kepala Kantor Wilayah DJP.
Selama tahun 2010 tidak terdapat pengajuan pengurangan dengan besar pokok ketetapan lebih dari Rp 500.000.000,00 di KPP Pratama
Surakarta. Pengajuan badan usaha yang tidak bersifat komersiil seperti
rumah sakit, perguruan tinggi swasta, selama tahun 2010, di KPP Pratama Surakarta terdapat 5 pengajuan dari total pengajuan sebanyak
15 pengajuan. Besarnya pengurangan untuk rumah sakit diberikan sebesar 50 sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
796KMK.041993 tentang Pengenaan PBB atas Rumah Sakit, sedangkan untuk Perguruan Tinggi Swasta diberikan pengurangan
sebesar 50 sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE- 10PJ.61995 tentang Pengenaan PBB atas Perguruan Tinggi Swasta.
Pengajuan pengurangan PBB untuk badan usaha tidak boleh melampaui batas waktu tiga bulan terhitung sejak diterima SPPT SKP.
2. Mekanisme Penyelesaian Pengurangan PBB di KPP Pratama
Surakarta. a.
Mekanisme Penyelesaian Pengurangan PBB di KPP Pratama Surakarta untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.
Penyelesaian pengajuan wajib pajak orang pribadi dilakukan dengan menganalisis data wajib pajak. KPP Pratama Surakarta
commit to user menetapkan bahwa hasil keputusan dapat diambil setelah 2 atau 3 bulan
sejak permohonan pengurangan PBB diajukan. Prosedur Penyelesaian Pengurangan PBB untuk Wajib Pajak
Orang Pribadi: 1. Wajib pajak orang pribadi datang ke KPP Pratama Surakarta
khususnya ke petugas TPT dengan membawa berkas yang sudah dilengkapi. Petugas TPT melakukan pemeriksaan administratif
dengan memeriksa kelengkapan syarat-syarat berupa tanggal terakhir pengajuan, ada tidaknya tunggakan pajak, pemeriksaan
persyaratan untuk wajib pajak orang pribadi telah terpenuhi atau tidak. Apabila peryaratan tersebut sudah lengkap petugas TPT akan
mencetak Bukti Penerimaan Surat BPS dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen LPAD serta memberikan tanda terima kepada
wajib pajak. Apabila masih terdapat persyaratan pengajuan yang tidak lengkap maka pengajuan permohonan pengurangan tersebut
ditolak. 2. Berkas pengajuan pengurangan kemudian diagendakan dengan
memisahkan permohonan yang akan diselesaikan di KPP Pratama Surakarta yaitu pengajuan pengurangan dengan ketetapan pokok
pajak kurang dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah dan pengajuan yang akan diselesaikan di Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak untuk pokok ketetapan lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. Apabila terdapat pengajuan yang
commit to user diselesaikan oleh kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak maka
berkas pengajuan dikirim paling lambat 14 hari sejak berkas diterima. Selain itu juga memisahkan pengajuan pengurangan oleh
wajib pajak orang pribadi atau badan menurut wilayah kelurahan masing-masing. Selanjutnya diserahkan kepada Seksi Waskon
untuk diproses. 3. Kepala Seksi Waskon menyerahkan berkas ke Account
Representative AR, kemudian AR memeriksa kelengkapan persyaratan termasuk memeriksa kembali tanggal pengajuan dan
ada tidaknya tunggakan pajak. Apabila terdapat persyaratan yang kurang, AR akan memberitahu wajib pajak. Berkas persyaratan
yang kurang lengkap tidak akan diproses sampai wajib pajak melengkapi.
4. Selanjutnya memisahkan pengajuan pengurangan yang selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan sederhana kantor, dan pengajuan yang
akan dilakukan pemeriksaan sederhana lapangan. 5. Pemeriksaan sederhana kantor oleh account representative berdasar
surat tugas dari Kepala Kantor. Hasil dari pemeriksaan tersebut dituangkan dalam berita acara pemeriksaan sederhana kantor.
Kemudian account representative membuat draft hasil keputusan serta lembar perhitungan, yang selanjutnya diserahkan ke Kepala
Seksi Pengawasan dan Konsultasi Waskon.
commit to user 6. Pemeriksaan sederhana lapangan dilaksanakan oleh account
representative berdasar surat perintah dari kepala kantor. Hasil dari pemeriksaan tersebut dituangkan dalam berita acara pemeriksaan
sederhana lapangan, kemudian account representative membuat draft hasil keputusan serta lembar perhitungan yang selanjutnya
diserahkan ke Kepala Seksi Waskon. 7. Kepala Seksi Waskon meneliti uraian penelitian pengurangan PBB
dan lembar perhitungannya, apabila Kepala Seksi Waskon setuju dan ditandatangani maka berkas tersebut selanjutnya diserahkan ke
Kepala Kantor. 8. Kepala Kantor akan memeriksa kembali berkas pengajuan dan
memberikan keputusan atas besarnya pengurangan. Berkas yang telah disetujui diserahkan ke Kepala Seksi Waskon.
9. Kepala Seksi Waskon menerima draft yang telah ditandatangani Kepala Kantor kemudian diserahkan ke Kepala Seksi Pelayanan.
10. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan kepada pelaksana pelayanan untuk mencetak surat keputusan rangkap 3 dan ditandatangani
Kepala Kantor atas nama Menteri Keuangan. 11. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan seksi PDI untuk mencetak
STTS setelah diberikan pengurangan. 12. Hasil keputusan dipisahkan dengan salinannya berdasar masing-
masing kelurahan, kemudian diserahkan ke petugas TPT. Petugas
commit to user pelayanan akan membukukan hasil keputusan dalam buku agenda
pengajuan.
Penentuan Besarnya Persentase Pengurangan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Penentuan besarnya persentase pengurangan merupakan hal yang paling penting karena harus mencerminkan asas keadilan baik dari sisi
wajib pajak maupun fiskus. Wajib pajak mendapat pengurangan sesuai dengan kemampuan finansialnya dan pemberian pengurangan jangan
sampai menyebabkan target penerimanan tidak tercapai. Penentuan persentase pengurangan dapat dilakukan dengan menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi kemampuan wajib pajak dan tidak hanya berdasar penilaian subjektif.
Setiap daerah memiliki potensi dan keadaan yang tidak sama dalam hal kemampuan perpajakannya sehingga penentuan persen
pengurangan diserahkan kepada kebijaksanaan Kepala KPP Pratama di wilayah kerja masing-masing setinggi-tingginya 75.
Tabel II.3 Jumlah Pajak Terutang Yang Diajukan Pengurangan PBB untuk Wajib
Pajak Orang Pribadi Tahun
Pokok Ketetapan
Pokok Ketetapan
Setelah Pengurangan
Selisih Persen
Pengurangan 2008
829.269.153 686.922.784
142.346.369 17,17
2009 802.650.361
617.553.599 185.096.762
23,06 2010
763.934.426 566.759.075
197.175.351 25,81
Sumber : Seksi Pelayanan KPP Pratama Surakarta
commit to user Tabel diatas menunjukkan perbandingan pengurangan PBB yang
diberikan dengan pokok ketetapan tahun 2009 sebesar 23,06. Pada tahun 2010 sebesar 25,81. Hal tersebut berarti pengajuan
pengurangan pajak terutang dari wajib pajak orang pribadi banyak yang dikabulkan, meskipun wajib pajak yang mengajukan pengurangan di
tahun 2010 tidak sebanyak di tahun 2009.
b. Mekanisme Penyelesaian Pengurangan PBB di KPP Pratama
Surakarta untuk Wajib Pajak Badan.
Wajib pajak badan yang mengajukan pengurangan dapat mendatangi langsung KPP Pratama Surakarta di bagian TPT atau
mengirimkan lewat pos. Kepala seksi Waskon akan membuat surat disposisi yang ditujukan kepada account representative. Selanjutnya
proses pemberian pengurangan berupa alur berkas untuk wajib pajak badan sama dengan wajib pajak orang pribadi.
Tabel II.4 Jumlah Pajak Terutang yang Diajukan Pengurangan PBB Wajib Pajak
Badan
Tahun Pokok
Ketetapan Pokok
Ketetapan Setelah
Pengurangan Selisih
Persen Pengurangan
2008 651.126.234
550.268.968 100.857.266
15,49 2009
609.390.775 510.474.952
98.915.823 16,23
2010 428.466.966
342.464.016 86.002.950
20,07 Tabel di atas menunjukkan perbandingan pengurangan yang
diberikan dengan pokok ketetapan tahun 2009 sebesar 16,23. Pada tahun 2010 sebesar 20,07. Berarti pada tahun 2010 wajib pajak badan
commit to user yang mengajukan pengurangan pajak terutang atas PBB mengalami
penurunan, namun tingkat penyelesaian pengajuan pengurangan tersebut meningkat dibanding tahun 2009.
Penentuan Besarnya Persentase Pengurangan PBB untuk Wajib Pajak Badan PTS dan Rumah Sakit Swasta.
Menurut Surat Edaran DJP Nomor SE-10PJ.61995 atas Pengenaan PBB atas Perguruan Tinggi Swasta PTS, SPPT PBB atas
PTS diterbitkan apabila: a. Sumbangan pembinaan Pendidikan SPP dan pungutan lainnya
dengan nama apapun rata-rata = Rp. 2.000.000,00 satu tahun. b. Luas bangunan = 2000 meter persegi.
c. Lantai tingkat bangunan = 4 lantai. d. Luas tanah + 20.000 meter persegi.
e. Jumlah mahasiswa = 3.000 mahasiswa. Pengajuan permohonan oleh PTS akan diberikan pengurangan
sebesar 50 jika PTS tersebut dapat membuktikan kegiatannya tidak memperoleh keuntungan. Keuntungan PTS merupakan selisih antara
besarnya penerimaan yang diperoleh dari: SPP, biaya seleksi masuk PTS, sumbangan wajib pembangunan, hasil kontrak kerja yang sesuai
dengan peranan dan fungsi perguruan tinggi, penerimaan dari hasil usaha sampingan dikurangi biaya-biaya rutin atau operasional.
Penyelesaian pengurangan PBB harus didukung dengan data yang dapat dipertanggungjawabkan dan menunjukkan besarnya manfaat yang
commit to user diperoleh maupun beban yang ditanggung oleh subjek pajak
sehubungan dengan pengelolaan objek PBB misalnya : 1 laporan keuangan yang telah diaudit oleh aparat pengawasan
fungsional pemerintah danatau akuntan publik, 2 laporan penerimaan dan pengeluaran rutin,
3 data pendukung lain seperti SK Pendirian. Menurut Keputusan Menteri keuangan RI No. 796KMK.041993
tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan atas Rumah Sakit Swasta. Rumah Sakit Swasta dikenakan PBB sebesar 50 dari jumlah
PBB yang seharusnya terutang atas bumi danatau bangunan yang dikuasai dimiliki dimanfaatkan oleh Rumah Sakit Swasta apabila:
1 25 dari jumlah tempat tidur digunakan oleh pasien yang tidak mampu,
2 Sisa Hasil Usaha SHU digunakan untuk investasi Rumah Sakit dan tidak digunakan untuk investasi di luar Rumah Sakit.
Pemeriksaan Sederhana Kantor di KPP Pratama Surakarta.
Pemeriksaan sederhana kantor adalah pemeriksaan administratif dengan memeriksa data-data wajib pajak yang diajukan dalam berkas
pengurangan untuk mendapatkan gambaran riil wajib pajak. Pemeriksaan sederhana kantor dilaksanakan apabila berkas pengajuan
pengurangan sudah memenuhi persyaratan menurut AR, dan biasanya pemeriksaan ini diterapkan terhadap wajib pajak yang sudah pernah
mengajukan atau mendapatkan pengurangan PBB.
commit to user Pemeriksaan sederhana kantor dilakukan berdasar surat perintah
dari kepala kantor, kemudian dituangkan dalam lembar konsep usul pengurangan yang berisi nama wajib pajak, NOP, kelurahan, status
pekerjaan, penghasilan per bulan, rata-rata konsumsi wajib pajak per bulan, ketetapan tahun lalu, pengurangan tahun lalu, ketetapan tahun
lalu setelah diberikan pengurangan ketetapan tahun sekarang, kondisi objek pajak, usul pengurangan, catatan saran kasi, tanda tangan seksi
waskon dan persetujuan kepala kantor.
Pemeriksaan Sederhana Lapangan di KPP Pratama Surakarta.
Merupakan kegiatan untuk memperoleh, mengumpulkan data- data wajib pajak dan objek pajak dengan turun langsung ke lapangan
untuk memperoleh gambaran riil sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan besarnya pengurangan. Pemeriksaan sederhana lapangan
dilaksanakan tergantung pada kondisi wajib pajak atau jika dirasa perlu lebih
banyak informasi
dalam menyelesaikan
permohonan pengurangan.
Pemeriksaan sederhana lapangan dilakukan berdasar surat perintah dari kepala kantor untuk melakukan verifikasi lapangan yang
dilakukan oleh
account representative.
Sebelum melakukan
pemeriksaan petugas akan memberitahu wajib pajak yang bersangkutan dan diminta untuk bekerja sama dengan menyediakan data yang
dibutuhkan oleh petugas.
commit to user Di lapangan petugas memeriksa kondisi wajib pajak apakah
memang benar wajib pajak tersebut menempati objek pajak tersebut, memeriksa faktor fisik maupun non-fisik objek pajak, serta faktor
lainnya yang dapat memberikan gambaran rinci wajib pajak dalam hal wajib pajak orang pribadi. Untuk wajib pajak badan, account
representative akan meminta laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan publik dan data-data pendukung lain yang
menjelaskan kondisi riil perusahaan. meneliti kondisi objek pajak berupa lokasi, kondisi fisik tanah dan bangunan, gambaran kinerja
wajib pajak badan selama 3 tahun terakhir mengalami kerugian atau tidak. Objek pajak difoto sebagai bukti riil objek pajak.
Hasil pemeriksaan dituangkan dalam berita acara dan diberi nomor serta dilampirkan berkas pengajuan dan draft hasil keputusan
yang ditandatangani seksi waskon. Kemudian diserahkan kepada Kepala Kantor.
Penyampaian Surat Keputusan Pemberian Pengurangan
Surat keputusan pemberian pengurangan PBB dicetak rangkap 3, setelah ditandatangani kepala kantor dipisahkan yang asli untuk wajib
pajak, sedangkan salinannya untuk DPPKA dan arsip di KPP Pratama Surakarta. Surat keputusan kemudian dibukukan dalam agenda
pengurangan PBB. Penyampaian surat keputusan untuk wajib pajak orang pribadi
ataupun badan dilakukan melalui loket TPT. Bagi wajib pajak yang
commit to user mengajukan pengurangan lewat pos, maka hasil keputusan akan
dikirimkan melalui pos.
3. Evaluasi Pemberian Pengurangan PBB.
Berdasarkan peraturan undang-undang yang berlaku dengan pelaksanaan di KPP Pratama Surakarta dapat dilakukan evaluasi sebagai
berikut: a. Mekanisme pengajuan dan penyelesaian pengurangan PBB telah sesuai
peraturan yang berlaku. Salah satunya dapat dilihat dengan adanya pemberian persentase pengurangan untuk wajib pajak veteran sebesar
75 dan 50 untuk PTS dan Rumah Sakit Swasta. b. Berdasar Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-77PJ2009
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan berkas pengajuan pengurangan harus
dikelompokkan sesuai arestasi kewenangan penyelesaian permohonan, yaitu kewenangan pada Kepala KPP Pratama, kewenangan pada Kepala
Kanwil DJP atau kewenangan pada Direktur Jenderal Pajak. Pelaksanaan di KPP Pratama Surakarta sudah sesuai dengan ketentuan
tersebut. c. Mekanisme di KPP Pratama Surakarta untuk berkas pengajuan yang
wewenang penyelesaian pengurangannya di Kanwil DJP berkas diteruskan paling lambat 14 hari kerja, hal tersebut tidak sesuai dengan
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-77PJ2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Permohonan Pengurangan Pajak
commit to user Bumi dan Bangunan yang menyebutkan penerusan berkas ke Kanwil
DJP paling lambat 10 sepuluh hari kerja sejak surat permohonan pengurangan diterima.
d. KPP Pratama Surakarta akan melaksanakan pemeriksaan lapangan berdasar kondisi wajib pajak atau jika dianggap perlu. Hal tersebut
sudah sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 77PJ2009.
e. Pembuatan SK Keputusan Pengurangan di KPP Pratama Surakarta hanya rangkap 3, menurut peraturan yang berlaku dibuat rangkap 6.
4. Hasil Pemberian Pengurangan PBB di KPP Pratama Surakarta.