commit to user 12
g. Seksi Penagihan Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan
angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
h. Sub Bagian Umum Sub Bagian Umum terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1 Bagian Kepegawaian Bertugas melaksanakan urusan kepegawaian antara lain menata
usahakan surat masuk dan surat keluar, pengetikan, penataan penyusunan arsip dan dokumen serta membantu urusan lapangan.
2 Bagian Keuangan Bertugas melaksanakan urusan pelayanan keuangan dengan cara
menyusun rencana kerja keuangan atau menyusun Daftar Usulan Kegiatan dan memproses surat permintaan pembayaran.
3 Bagian Rumah Tangga Bertugas melaksanakan urusan rumah tangga dan perlengkapan
kantor dengan cara merencanakan kebutuhan, mengatur pengadaan dan menyalurkan perlengkapan kantor serta memelihara barang
inventaris.
B. Latar Belakang Masalah
Setiap negara termasuk Indonesia membutuhkan dana untuk membiayai seluruh pengeluaran. Pengeluaran negara tersebut dapat dibiayai dari
penerimaan dalam negeri dan penerimaan luar negeri. Penerimaan dalam
commit to user 13
negeri dapat bersumber dari pajak dan penerimaan bukan pajak, misalnya ekspor migas atau non migas. Penerimaan yang besar berarti sasaran utama
pembangunan jangka pendek dapat tercapai, salah satu sasaran pembangunan jangka pendek adalah pembangunan sarana dan prasarana yang nantinya akan
bermanfaat untuk menunjang pembangunan jangka panjang, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Pada masa orde baru, penerimaan dari sektor minyak dan gas bumi merupakan sumber pembiayaan yang terbesar, namun untuk beberapa tahun
terakhir ini penerimaan negara terbesar adalah sektor pajak. Salah satu penerimaan pajak berasal dari Pajak Bumi dan Bangunan PBB. PBB
merupakan salah satu jenis pajak pusat yang sangat berperan dalam mengisi kas negara. Dalam APBD penerimaan PBB dimasukkan ke dalam kelompok
penerimaan daerah dari bagi hasil pajak. Berdasar Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, PBB merupakan sumber pendapatan daerah dimana 90 hasil penerimaan PBB akan diserahkan kepada Pemerintah Daerah sebagai
dana pembangunan dan 10 diserahkan kepada Pemerintah Pusat yang kemudian dialokasikan kembali untuk pembangunan daerah
KPP Pratama Surakarta sebagai salah satu instansi vertikal Dirjen Pajak yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah Jawa Tengah II mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, pengawasan wajib pajak di bidang Pajak Penghasilan PPh, Pajak
Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM,
commit to user 14
Pajak Tidak Langsung Lainnya PTLL, Pajak Bumi dan Bangunan PBB termasuk di dalamnya memberikan pelayanan kepada wajib pajak yang ingin
mengajukan pengurangan atas pembebanan PBB serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan BPHTB dalam wilayah wewenangnya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka meningkatkan penerimaan pajak khususnya Pajak Bumi
dan Bangunan hendaknya tetap berpegang pada asas keadilan sehingga tidak menyengsarakan rakyat sebagai wajib pajak, terutama wajib pajak yang tidak
mampu secara finansial. Untuk memenuhi asas keadilan tersebut, maka salah satu bentuk keadilan yang dapat diberikan kepada wajib pajak adalah
pemberian pengurangan atas Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang. Berdasar Pasal 19 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak
Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan ditetapkan bahwa
Menteri Keuangan dapat memberikan pengurangan atas pajak yang terutang kepada wajib pajak yang tidak dapat memenuhi kewajiban perpajakannya.
Fasilitas pengurangan PBB tersebut diberikan kepada wajib pajak yang memiliki keterbatasan finansial, misalnya: karena kondisi tertentu objek pajak
yang ada hubungannya dengan subjek pajak danatau karena sebab-sebab tertentu lainnya atau dalam hal objek pajak terkena bencana alam atau sebab
lain yang luar biasa. Sebagai tindak lanjut peraturan pelaksanaan dari Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 110PMK.032009 tentang Pemberian Pengurangan Pajak
commit to user 15
Bumi dan Bangunan maka pada tanggal 24 Agustus 2009 Direktorat Jenderal Pajak mengeluarkan peraturan tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian
Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan, yaitu Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-46PJ2009, dalam peraturan tersebut
berlaku mekanisme pemberian pengurangan yang terorganisir yang mampu bekerja secara efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kepada wajib
pajak, memberikan hasil keputusan yang optimal, memenuhi asas keadilan, dan dapat mencapai target penerimaan PBB dengan mengacu pada peraturan
perpajakan yang berlaku. Pokok bahasan dalam penulisan tugas akhir ini adalah pemberian
pengurangan PBB. Penulis berfokus pada pelaksanaan pemberian pengurangan PBB di KPP Pratama Surakarta tahun 2008 sampai dengan
tahun 2010. Berdasar hal tersebut, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai mekanisme pengajuan dan penyelesaian PBB serta bentuk
keputusan pemberian pengurangan PBB di KPP Pratama Surakarta dengan
judul “EVALUASI TERHADAP PEMBERIAN PENGURANGAN PBB BAGI WAJIB PAJAK YANG TIDAK MAMPU DI KPP PRATAMA
SURAKARTA ”
commit to user 16
C. Rumusan Masalah