10 Tabel 3 Database GIS Kampus IPB Darmaga
Nama Tabel Kegunaan
Ipb Memberikan
informasi mengenai data ruangan kampus
IPB darmaga
ipb_user Login administrator
ipb_saran Buku tamu sistem
geometry_columns Identifikasi tabel yang
memiliki atribut spasial
spatial_ref_sys Referensi spasial dari
kolom geometri Tabel ipb merupakan tabel objek spasial
mengenai data ruangan kampus IPB Darmaga. Sementara tabel geometry_column merupakan
tabel metadata yang berisi informasi tentang objek spasial ipb. Dan tabel spatial_ref_sys
merupakan tabel metadata yang menyimpan data spatial reference system yang digunakan
oleh objek spasial ipb.
7.3 Perancangan Fisik Database
Perancangan fisik dilakukan dengan menentukan tipe data dari tiap data atribut dan
menyimpan data dalam bentuk yang dapat dengan mudah digunakan dalam sistem. Oleh
karena itu data spasial dan atribut disimpan dalam database PostgreSQL berekstensi
PostGIS. Desain fisik berupa tabel tipe data dapat dilihat pada Lampiran 6.
8. Pembangunan Database
Proses pembangunan database terdiri atas pengumpulan data spasial, pengolahan data,
pengelompokan dan seleksi data, penambahan informasi, konversi data shapefile ke dalam
bentuk PostGIS dan membuat database baru dalam PostgreSQL.
8.1. Pengolahan Data Pada AutoCAD
Setelah dilakukan pengumpulan data spasial dan atribut denah kampus IPB
Darmaga yang diperoleh dari Direktorat Fasilitas dan Properti dalam bentuk format
AutoCAD .dwg,
tahapan selanjutnya
adalah mengatur koordinat objek peta, sehingga sebuah bangunan dengan level yang
berbeda memiliki koordinat yang sama. Hal ini juga dilakukan untuk menentukan letak
posisi suatu bangunan di dalam peta kampus IPB Darmaga, agar mirip dengan posisi
sesungguhnya. Setelah tahapan ini selesai, kemudian
data spasial disimpan dalam bentuk format .dxf, yaitu salah satu format yang dapat
dibaca oleh perangkat lunak ArcView GIS 3.3.
8.2. Pengolahan Data Pada ArcView
Data spasial
dalam format
.dxf kemudian dikonversi ke dalam bentuk
shapefile yang memiliki beragam tipe data
seperti line, polyline, arc, dan lain-lain. Tipe data yang tidak seragam ini disebkan oleh
shapefile yang terbentuk merupakan hasil
konversi dari format AutoCAD. Dengan tipe data yang beragam, shapefile
tidak dapat dikonversi ke dalam bentuk .sql, sehingga dibutuhkan digitasi ulang peta.
Proses digitasi menghasilkan shapefile dengan tipe data polygon. Pada tahap digitasi ulang ini
juga dilakukan pengelompokan data dan seleksi data. Data spasial yang semula
dikelompokkan
berdasarkan fakultas
kemudian diubah
pengelompokannya berdasarkan level.
Pengolahan data
pada ArcView
menghasilkan enam
shapefile yang
merepresentasikan enam level peta ruangan kampus IPB
8.3. Pembangunan
Database Pada
PostgreSQL
Data spasial dalam bentuk shapefile kemudian dimasukkan ke dalam database
PostgreSQL. PostgreSQL adalah perangkat lunak sebagai Sistem Manajemen Database
yang di dalamnya mendukung PostGIS dan bersifat open source. PostGIS merupakan
ekstensi
PostgreSQL yang
menawarkan kemampuan untuk mengelola data spasial.
Konversi data shapefile ke dalam file .sql dilakukan secara manual pada terminal
ubuntu yang terhubung dengan salah satu user PostgreSQL. Proses konversi ini dimulai
dengan pengubahan kepemilikan shapefile menjadi postgres. Kemudian masuk pada
direktori shapefile, sebagai user postgres, setelah itu mengetikkan syntax berkut ini :
shp2pgsql -I
-s [srid]
[ shapefile
] [
table ]
[ file
name .sql]
Syntax tersebut akan mengubah data dari
shapefile menjadi file .sql
Langkah berikutnya adalah meload file .sql ke dalam database PostgreSQL. Proses ini
11 dilakukan pada terminal ubuntu sebagai user
postgres dengan mengetikkan syntax :
psql –U [user] –d [database] –f [
file .sql]
Dari keenam shapefile yang dikonversi ke dalam file.sql, akan dijadikan satu tabel dalam
PostgreSQL. Dengan
demikian untuk
mengubah shapefile kedua dan seterusnya menjadi file .sql, syntax nya berubah
menjadi:
shp2pgsql -I -s –a [srid] [
shapefile ] [current
table ]
[ file name
.sql] Syntax
tersebut akan mengubah shapefile menjadi file .sql dan akan ditambahkan pada
tabel yang sudah terbentuk sebelumnya. Selanjutnya file .sql ini akan diload pada
database PostgreSQL dengan syntax yang
sama seperti shapefile pertama. Pada setiap file .sql yang terbentuk,
baris yang menunjukkan syntax untuk membuat index gist dihapus, kemudian index
gist akan dibuat setelah semua record
tergabung dalam satu tabel. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar semua record
memiliki index gist dengan mengetikkan perintah berikut ini pada Command Prompt
PostgreSQL :
CREATE INDEX [tbl_name]_gist_index ON [tbl_name] USING GIST the_geom
GIST_GEOMETRY_OPS;
Pembentukan index gist ini dimaksudkan untuk mempercepat proses searching dengan
mengelola data ke dalam sebuah search tree. Proses selanjutnya yaitu melakukan
vacuum analyze untuk mengupdate statistik
geometri. Kemudian dilanjutkan dengan membuat gid index yang bertujuan agar
terdapat pendefinisian yang unik dari setiap tabel spasial yang memiliki atribut bertipe
geometri. Kedua proses ini dilakukan pada menu SQL queries atau di Command Prompt
PostgreSQL dengan syntax :
VACUUM ANALYZE
[tbl_name] the_geom ;
CREATE INDEX [tbl_name]_gid ON [tbl_name] gid;
Pembangunan database pada PostgreSQL telah selesai dilakukan. Database siap untuk
dipergunakan dalam sistem.
9. Integrasi dan Perancangan Antarmuka