Kekerasan Laju Respirasi Buah Naga

0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 5 10 15 20 25 30 Susut bobot Hari ke‐ 2 ‐4 O₂ 6‐8 CO₂ 2 ‐4 O₂ 4‐6 CO₂ 4 ‐6 O₂ 6‐8 CO₂ 21 O₂ 0.03 CO₂ Gambar 9. Grafik perubahan laju susut bobot buah naga pada berbagai komposisi atmosfer 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 5 10 15 20 25 30 Kekerasan kgf Hari ke‐ 2 ‐4 O₂ 6‐8 CO₂ 2 ‐4 O₂ 4‐6 CO₂ 4 ‐6 O₂ 6‐8 CO₂ 21 O₂ 0.03 CO₂

2. Kekerasan

Akibat terjadinya proses respirasi yang menghasilkan uap air dan proses transpirasi yang menyebabkan kehilangan uap air dari permukaan maka akan menyebabkan buah naga menjadi lunak selama masa penyimpanan. Burton 1982 menerangkan bahwa laju pindah massa air di dalam jaringan tanaman bergantung dari luas permukaan bahan, tekanan uap air permukaan bahan dan tekanan uap air di sekitar bahan. Pindah massa air dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan uap air antara permukaan jaringan tanaman dengan tekanan uap air atmosfer di sekitarnya hingga mencapai keadaan setimbang. Dalam pengukuran kekerasan buah naga dilakukan dengan menggunakan Rheometer CR- 300DX dengan beban maksimal 2 kg, kedalaman penekanan 15 mm dan kecepatan penekanan sebesar 60 mmm. Hasil uji kekerasan disajikan pada Gambar 10 dan serta tabel pada Lampiran 3. Gambar 10. Grafik perubahan kekerasan buah naga pada berbagai komposisi atmosfer Dari grafik dapat dilihat bahwa kekerasan buah naga pada empat komposisi gas mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan oleh ukuran dan tingkat kemasakan yang tidak seragam dimana ukuran yang lebih kecil dan kemasakan yang lebih tinggi akan lebih mudah lunak. Secara keseluruhan, buah naga tidak mengalami perubahan kekerasan yang cukup berarti hingga akhir penyimpanan. Nilai rata-rata kekerasan tertinggi adalah pada konsentrasi 4-6 O ₂ dan 6-8 CO₂ sedangkan untuk tiga komposisi yang lain memiliki rata-rata kekerasan yang hampir sama. Tidak berpengaruhnya kekerasan buah naga ini dapat disebabkan oleh kulit buah yang cukup tebal sehingga cukup melindungi daging dari kerusakan akibat pengaruh luar. Dari hasil uji analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan diperoleh bahwa keempat komposisi atmosfer yang diujikan tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan kecuali pada hari ke-16. Pada hari ke-16 komposisi 4-6 O ₂ dan 6-8 CO₂ berbeda nyata dan merupakan komposisi yang menunjukkan tingkat kekerasan terbaik. Komposisi 2-4 O ₂ dan 6-8 CO₂ tidak berbeda nyata signifikan dengan komposisi kontrol. Komposisi 2-4 O ₂ dan 4-6 CO₂ berbeda nyata dan memiliki kekerasan terendah. Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut Duncan kekerasan buah naga dapat dilihat pada Lampiran 8.

3. Total Padatan Terlarut