Dari analisis sidik ragam menyatakan bahwa kedua jenis film yang diujikan tidak berpengaruh nyata kecuali pada hari ke-2 dan hari ke-16. Hasil analisis sidik ragam
perubahan susut bobot buah naga dapat dilihat pada Lampiran 17.
4. Total Padatan Terlarut
Dari data dan grafik dapat dilihat bahwa terjadi fluktuasi nilai total padatan terlarut pada kemasan stretch film maupun polypropylene dan cenderung menurun. Pada kedua
kemasan pun juga memiliki nilai total padatan terlarut yang hampir sama. Hasi perubahan kekerasan disajikan pada Gambar 21 sedangkan tabel perubahan kekerasan dapat dilihat
pada Lampiran 14.
Dari analisis sidik ragam menyatakan bahwa kedua jenis film yang diujikan tidak berpengaruh nyata dari awal hingga akhir pengujian. Penggunaan kemasan atmosfer
termodifikasi tidak mempengaruhi tingkat kemanisan buah naga selama penyimpanan. Hasil analisis sidik ragam perubahan total padatan terlarut buah naga dapat dilihat pada Lampiran
18.
4 6
8 10
12 14
16
5 10
15 20
25 30
Total Padatan
Terlarut Brix
Hari ke‐
SF PP
Gamb nan
ar 21. Perubahan total padatan terlarut pada dua jenis kemasan selama penyimpa
5. Warna
Perubahan kecerahan L dan warna kromatik merah-hijau a pada buah naga akan sangat menentukan penerimaan konsumen. Gambar 22 dan Gambar 23 menunjukkan grafik
perubahan nilai L dan a buah naga pada dua kemasan stretch film dan polypropylene selama penyimpanan.
Pada perubahan tingkat kecerahan nilai L terdapat data yang kurang sesuai dengan pola seharusnya. Grafik menunjukkan nilai L yang fluktuatif. Hal ini dapat disebabkan saat
penembakan warna dengan chromameter dipengaruhi oleh cahaya luar. Dari grafik tampak bahwa stretch film memiliki warna yang cenderung stabil. Data hasil pengukuran nilai L
dapat dilihat pada Lampiran 15.
40.00 44.00
48.00 52.00
56.00
10 20
Nilai a
Hari ke‐
30 SF
PP
Gambar 22. Perubahan nilai L pada dua jenis kemasan selama penyimpanan
Dari analisis sidik ragam menyatakan bahwa kedua jenis film yang diujikan tidak berpengaruh nyata dari awal hingga akhir pengujian. Penggunaan kemasan atmosfer
termodifikasi tidak mempengaruhi tingkat perubahan kecerahan buah naga selama penyimpanan. Hasil analisis sidik ragam perubahan total padatan terlarut buah naga dapat
dilihat pada Lampiran 19.
Gambar 23. Perubahan nilai a pada dua jenis kemasan selama penyimpanan Tingkat warna merah nilai a pada kemasan yang diujikan mengalami peningkatan
tiap harinya. Pada kemasan polypropylene memiliki nilai a yang lebih tinggi dibandingkan dengan stretch film. Hal ini menunjukkan warna merah yang semakin tua. Data hasil
pengukuran nilai L dapat dilihat pada Lampiran 16. Dari hasil uji analisis sidik ragam diperoleh bahwa kedua jenis kemasan yang diujikan
tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan nilai a dari awal hingga akhir pengujian. Penggunaan kemasan atmosfer termodifikasi tidak mempengaruhi tingkat perubahan
kecerahan buah naga selama penyimpanan. Hasil analisis sidik ragam perubahan total padatan terlarut buah naga dapat dilihat pada Lampiran 20.
40.00 41.00
42.00 43.00
44.00
5 10
15 20
25 30
Nilai L
Hari ke‐
SF PP
1 2
3 4
5
10 20
30
Nilai Organoleptik
Hari ke‐
SF PP
6. Organoleptik
Pengujian organoleptik menggunakan 4 parameter mutu buah naga yaitu warna kulit buah, warna daging buah, kekerasan dan rasa. Dalam penelitian ini diambil nilai penolakan
konsumen sebesar 3.0. Hasil penilaian panelis terhadap buah naga secara keseluruhan adalah seperti yang terdapat pada Gambar 24.
Gambar 24. Penilaian panelis terhadap organoleptik keseluruhan buah naga pada dua jenis kemasan selama pengujian
Dari penilaian konsumen, penolakan stretch film dan polypropylene sangat dipengaruhi faktor warna kulit buah. Hal ini dikarenakan buah yang digunakan dalam
penelitian adalah buah utuh yang mengandalkan penampilan eksternal untuk menarik minat konsumen. Kekerasan buah naga tidak terlalu mempengaruhi penilaian panelis karena kulit
buah naga yang tebal sehingga cukup melindungi daging buah. Dalam segi rasa, buah naga super red memiliki tingkat kemanisan Brix yang cukup tinggi.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Dengan melihat pola laju respirasinya, buah naga termasuk buah non klimakterik.
2. Laju respirasi buah naga pada suhu 10°C, 15°C dan suhu ruang adalah 4.15 mlkg.jam CO₂ dan
3.95 mlkg.jam O₂, 9.94 mlkg.jam CO₂ dan 8.75 mlkg.jam O₂, 16.72 mlkg.jam CO dan 16.72 ml g.jam O₂.
₂ k
3. Komposisi atmosfer yang disarankan untuk penyimpanan buah naga adalah 2-4 O₂ dan 6-8
CO ₂ pada suhu penyimpanan 10°C.
4. Jenis film kemasan stretch film menghasilkan buah naga yang lebih baik.
5. Buah naga dengan berat 0.65 kg yang dikemas menggunakan stretch film pada wadah styrofoam
berukuran 12 cm x 18 cm masih dapat diterima konsumen hingga hari ke-25 pada suhu penyimpanan 10°C.
B. SARAN
1. Dilakukan pengemasan dengan perlakuan mengubah berat produk yang dikemas W, ketebalan
film kemasan b dan luas permukaan film kemasan A.