Cincin yang digunakan oleh nelayan di Maluku Tenggara memiliki diameter luar 10 cm dan diameter dalam 6,6 cm. Cincin yang digunakan terbuat dari bahan
kuningan dengan jarak antar cincin berkisar 5 - 10 m. Purse line pada pukat cincin terbuat dari bahan PVA dengan diameter tali 20 mm yang memliki panjang
500 m. Kegiatan operasi penangkapan dengan pukat cincin di Kabupaten
Maluku Tenggara melibatkan dua jenis perahu sehingga operasi penangkapan ikan ini termasuk jenis two boat system. Satu kapal berperan sebagai kapal utama
tipe lambut; kapal ini berfungsi untuk menebarkan jaring yang dibawanya untuk melingkari atau mengurung kawasan ikan yang berkumpul di sekitar rumpon.
Satu kapal lain yang disebut kapal johnson slep berfungsi untuk menarik purse line
setelah jaring dilingkarkan dan menyimpan hasil tangkapan hingga dibongkar di fishing base.
Kedua kapal tersebut terbuat dari bahan kayu. Kapal utama tipe lambut umumnya berukuran 13 -15,5 GT dengan panjang L antara 15,0 – 17,0 meter,
lebar B 2,5 – 2,75 meter dan dalam D 1,5 - 2 m, sedangkan untuk kapal johnson slep memiliki ukuran 5,40 - 7,60 GT dengan panjang antara 5,0 – 13,0
meter, lebar 1,5 - 2,5 meter dan dalam 1,0 - 1,25 meter. Tenaga penggerak kapal utama adalah dua buah mesin tempel outboard engine masing-masing
berkekuatan 40 PK yang bermerek Yamaha, sedangkan kapal johnson digerakkan oleh sebuah mesin tempel outboard engine berkekuatan 40 PK
yang bermerek Yamaha. Mesin-mesin tersebut menggunakan bahan bakar campuran minyak tanah, bensin dan oli.
Jumlah awak yang terlibat dalam operasi penangkapan ikan dengan purse seine mini
umumnya berjumlah 17 - 20 orang. Mereka terdiri dari seorang juragan laut, 2 orang juru tawur, 2 orang juru mesin, seorang juru pantau, 2 orang
juru pelampung, 2 orang juru pemberat, nelayan biasa, seorang juru mesin kapal johnson atau slep, 2 orang juru hasil tangkapan.
2.3 Daerah Penangkapan Ikan
Daerah penangkapan perikanan tangkap purse seine mini di perairan Kabupaten Maluku Tenggara pada umumnya masih dilakukan di sekitar wilayah
perairan antara Kepulauan Kei Kecil dan Kei Besar Perairan Selat Nerong, Desa
Mastur, Dusun Udar, Desa Mataholat, Perairan Tanimbar Kei, perairan Dullah laut dan perairan kepulauan Kur-Toyando. yang mempunyai kedalaman berkisar
100 - 500 meter. Daerah penangkapan ini adalah merupakan lokasi bagi para nelayan purse seine mini desa Sathean melakukan operasi penangkapan pada
musim-musim tertentu. Biasanya nelayan menentukan daerah penangkapan fishing ground
yaitu sesuai dengan musim penangkapan ikan, daerah penangkapan perikanan purse seine mini adalah dimana ditempatkan atau
dilabuhkan rumpon sebagai alat bantu pengumpul ikan.
2.4 Alat Bantu Penangkapan
Rumpon adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut. Menurut Permen Kelautan dan Perikanan No
02Men2011 rumpon merupakan alat bantu untuk mengumpulkan ikan dengan menggunakan berbagai bentuk dan jenis pemikatatraktor dari benda padat yang
berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul. Berdasarkan tempat pemasangan dan pemanfaatan rumpon menurut Permen tersebut dikategorikan atas :
1 Rumpon hanyut adalah merupakan rumpon yang ditempatkan tidak menetap,
tidak dilengkapi dengan jangkar dan hanyut mengikuti arah arus. 2
Rumpon menetap adalah merupakan rumpon yang ditempatkan secara menetap dengan menggunakan jangkar danatau pemberat, terdiri dari :
a Rumpon permukaan, merupakan rumpon menetap yang dilengkapi atraktor yang ditempatkan di kolom permukaan perairan untuk mengumpulkan ikan
pelagis b Rumpon dasar, merupakan rumpon menetap yang dilengkapi atraktor yang
ditempatkan di dasar perairan untuk mengumpulkan ikan demersal Menurut Badan Litbang Pertanian 1992, rumpon yang dikembangkan saat
ini dikelompokkan berdasarkan: 1 Posisi dari pemikat atau pengumpul aggregator, rumpon dibagi menjadi
rumpon perairan permukaan lapisan tengah dan dasar. Rumpon perairan permukaan lapisan tengah terdiri dari jenis rumpon perairan dangkal dan
rumpon perairan dalam. 2
Kriteria portabilitas, rumpon dikelompokkan menjadi rumpon yang dijangkar secara tetap statis dan rumpon yang dijangkar tetapi dapat dipindah-pindah
dinamis. 3 Tingkat teknologi yang digunakan, rumpon dikelompokkan menjadi
tradisional dan modern. Rumpon tradisional umumnya digunakan oleh nelayan tradisional yang
terdiri dari pelampung, tali jangkar atau pemberat serta pemikat yang dipasang pada kedalaman 300 – 2000 meter. Rumpon modern umumnya digunakan oleh
perusahaan perikanan swasta dan BUMN. Komponen rumpon modern biasanya terdiri dari pelampung yang terbuat dari plat besi atau drum, tali jangkar terbuat
dari kabel baja steel wire, tali sintesis dan dilengkapi dengan swivel, pemberat biasanya terbuat dari semen cor. Pemikat yang digunakan umumnya terbuat dari
bahan alami dan bahan sintesis seperti ban, pita plastik dan lain-lain. Rumpon merupakan alat pemikat ikan yang digunakan untuk
mengkonsentrasikan ikan sehingga operasi penangkapan ikan dapat dilakukan dengan mudah Subani 1972. Cara pengumpulan ikan dengan pikatan berupa
benda terapung tersebut menurut Sondita 1986, merupakan salah satu bentuk dari fish aggregating device FAD, yaitu metode benda atau bangunan yang
dipakai sebagai sarana untuk penangkapan ikan dengan cara memikat dan mengumpulkan ikan-ikan tersebut. Selanjutnya Simbolon 2004, menyatakan
bahwa rumpon ini dimaksudkan untuk memikat dan mengkonsentrasikan ikan, baik ikan yang berada di sekitar pemasangan rumpon maupun ikan yang sedang
melakukan ruaya, dengan demikian ikan akan berada lebih lama di sekitar pemasangan rumpon, dan akibatnya penangkapan dapat dilakukan dengan lebih
mudah, efektif dan efisien. Rumpon selain berfungsi sebagai pengumpul kawanan ikan, pada prinsipnya
juga memudahkan kawanan ikan untuk ditangkap sesuai dengan alat tangkap yang dikehendaki. Penggunaan rumpon oleh kapal penangkap ikan juga dapat menghemat waktu
dan bahan bakar, karena tidak perlu lagi mencari dan mengejar gerombolan-gerombolan ikan Subani, 1986. Selanjutnya Monintja 1993, menyatakan lebih lanjut bahwa manfaat
yang diharapkan dengan penggunaan rumpon selain menghemat waktu dan bahan bakar juga dapat menaikkan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan, meningkatkan
mutu hasil tangkapan ditinjau dari spesies dan komposisi ukuran berdasarkan selektivitas alat.
Menurut Jeujanan 2008, umumnya nelayan di perairan Kabupaten Maluku Tenggara dalam pengoperasian purse seine mini biasanya nelayan
menggunakan rumpon sebagai alat bantu penangkapan, masing-masing armada penangkapan mempunyai sekitar 1 – 2 buah rumpon Gambar 3. Rumpon ini di
pasang pada beberapa mil laut dan bergantung pada warna dan transparansi perairan, dilengkapi dengan bendera tanda dengan jarak pemasangan sekitar jarak
4 – 20 mil laut dari garis pantai. Daerah penangkapan berdasarkan pada rumpon yang telah dipasang pada perairan. Dalam proses operasi penangkapan unit
penangkapan purse seine mini bisa melakukan pada rumpon yang bukan milik mereka hal ini tentu berdasarkan kesepakatan sebelumnya antara sesama mereka.
Gambar 3 Rumpon bambu di Desa Sathean Kabupaten Maluku Tenggara
2.5 Sumberdaya Ikan Pelagis