Latar Belakang Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor perikanan di Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu sektor andalan yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi Pemerintah daerah setempat, salah satu jenis perikanan tangkap yang sangat dominan adalah perikanan purse seine mini selain bagan, gill net dan pancing. Produksi hasil tangkapan dari perikanan ini sendiri pada tahun 2009 mencapai 9.807 ton atau 48,2 dari total produksi perikanan laut DKP Kabupaten Maluku Tenggara 2009. Potensi sumberdaya ikan di perairan Maluku Tenggara dapat dilihat dari volume produksi ikan yang didaratkan pada tahun 2008, yaitu sebesar 67.309,33 ton DKP Kabupaten Maluku Tenggara 2009. Jenis ikan pelagis kecil yang banyak tertangkap di perairan ini adalah layang momar, Decapterus spp, kembung lema, Rastrelliger spp, selar kawalinya, Selaroides spp, tembang tembang, Sardinalla sp, dan teri puri, Stolephorus spp. Jenis-jenis ikan tersebut tersebar di sekitar kepulauan Kei Kecil dan Kei Besar. Kelompok ikan pelagis kecil merupakan kelompok yang memiliki keragaman jenis dan produksi lebih besar dibandingkan dengan jenis ikan pelagis besar dan ikan demersal. Visi Kabupaten Maluku Tenggara yaitu terwujudya Kabupaten Maluku Tenggara sebagai daerah penghasil perikanan dan daerah pendidikan, perdagangan serta pariwisata yang kompetitif. Pemerintah daerah memiliki harapan besar terhadap sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor andalan Kabupaten Maluku Tenggara. Salah satu jenis perikanan yang menonjol di kabupaten ini adalah perikanan purse seine mini. Jenis perikanan ini telah lama dilakukan oleh nelayan dengan modal perorangan. Basis utama perikanan ini adalah Desa Sathean, Kabupaten Maluku Tenggara. Jenis teknologi yang diterapkan tergolong modern namun dengan jangkauan operasi yang terkonsentrasi di perairan pantai karena nelayan membatasi diri untuk beroperasi dengan sistem one-day trip dari basis perikanan terdekat. Sistem operasi penangkapan ikan seperti ini dapat menyebabkan produktivitas yang rendah Barus et al. 1991. Faktor yang dianggap sebagai penyebab rendahnya produktivitas ini di antaranya adalah keterampilan dan pengetahuan nelayan yang terbatas serta penggunaan teknologi alat dan kapal penangkapan ikan yang sederhana. Produktivitas adalah perbandingan pelaksanaan antara satu unit alat dalam suatu proses produksi dengan lainnya dan pengukuran seperti ini menunjukan pencapaian secara relative. Sedangkan secara teknis produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai output dengan keseluruhan sumberdaya yang dipergunakan input atau dapat dikatakan sebagai ukuran tingkat efesiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama proses produksi berlangsung Sinungan, 1987. Metode penangkapan ikan yang diterapkan dalam perikanan purse seine mini adalah melingkari dan mengurung kawanan ikan, baik kawanan ikan yang bergerak aktif maupun kawanan ikan yang sedang diam berkumpul di sekitar fish aggregating devices FAD, seperti rumpon dan lampu pemikat ikan. Rumpon merupakan alat pemikat ikan yang digunakan untuk mengkonsentrasikan ikan sehingga operasi penangkapan ikan dapat dilakukan dengan mudah. Di samping berfungsi sebagai pengumpul kawanan ikan, pada prinsipnya memudahkan kawanan ikan untuk ditangkap dan juga dapat menghemat waktu dan bahan bakar, karena daerah penangkapannya yang sudah pasti Subani, 1986. Lebih lanjut Monintja 1993 menyatakan bahwa manfaat yang diharapkan selain menghemat waktu dan bahan bakar juga dapat menaikkan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan. Proses pelingkaran dan pengurungan ikan ini menentukan keberhasilan nelayan dalam menangkap kawanan ikan. Faktor yang dianggap mempengaruhi keberhasilan ini di antaranya adalah panjang jaring L dan kecepatan kapal v ketika menebar jaring untuk melingkari dan mengurung ikan. Kecepatan kapal sangat menentukan kesempurnaan pelingkaran jaring secara sempurna sehingga tidak ada celah bagi ikan untuk meloloskan diri Fridman, 1986. Spesifikasi unit penangkapan ikan di suatu basis penangkapan ikan belum tentu seragam karena nelayan atau pemilik usaha dapat memiliki keinginan yang berbeda. Kapal-kapal penangkap ikan dapat menggunakan mesin-mesin dengan kekuatan yang berbeda, alat penangkapan ikan menyebabkan perbedaan kinerja operasi, yaitu produktivitas yang berbeda. Keragaman unit penangkapan ikan seperti ini terjadi juga pada perikanan purse seine mini di Kabupaten Maluku Tenggara. Oleh karena itu, menarik untuk mengetahui apakah kinerja di antara unit-unit penangkapan ikan dengan purse seine mini sama atau berbeda. Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan di atas maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian tentang “Kajian Perikanan purse seine mini di Desa Sathean Kabupaten Maluku Tenggara” khususnya dikaitkan dengan produktivitas hasil tangkapan per trip dari unit penangkapan purse seine mini pada saat melakukan operasi penangkapan ikan. yang dipengaruhi oleh musim penangkapan ikan. Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh strategi operasi penangkapan ikan yang dapat meningkatkan produksi hasil tangkapan nelayan dan menjamin keberlanjutan usaha perikanan purse seine sehingga sektor perikanan menjadi pilar pertumbuhan ekonomi daerah.

1.2 Perumusan Masalah