4.2.4 Nelayan dan sistem bagi hasil
Nelayan purse seine mini di Kabupaten Maluku Tenggara terdiri atas nelayan pemilik dan nelayan buruh. Nelayan pemilik rata-rata berpendidikan
terakhir SMP dan SMA, sedangkan nelayan buruh berpendidikan terakhir dari tingkat SD sampai SMA. Nelayan pemilik umumnya memiliki satu hingga dua
unit penangkapan ikan. Dalam operasi penangkapan nelayan mempunyai peran yang sangat
penting, terutama dalam mengoperasikan alat tangkap, para anak buah kapal ABK harus trampil, ulet dan mempunyai fisik yang kuat. Jumlah ABK yang
ikut pada operasi penangkapan purse seine sebanyak 17 hingga 20 orang. Sebagian besar nelayan adalah penduduk setempat yang mata pencarian utama
dari melaut. Jika pada saat kapal tidak melakukan kegiatan penangkapan, yaitu terutama pada saat musim kurang ikan, mereka pekerja sampingan sebagai petani
dan memancing. Dengan demikian, mereka masuk dalam kategori nelayan sambilan.
Adapun pembagian tugas nelayan ketika operasi penangkapan ikan adalahsebagai berikut ;
1. Juragan laut 1 orang, bertugas sebagai penanggung jawab dalam mengoperasikan kapal utama ntuk melakukan kegiatan penangkapan ikan
2. Juru tawur 2 orang, bertugas melempar jaring pada saat proses setting dilakukan
3. Juru mesin 2 orang, bertugas dalam mengoperasikan mesin baik untuk mesin pada kapal utama maupun kapal jhonson
4. Juru pantau 1 orang, bertugas memantau keberadaan ikan yang berkumpul di bawah rumpon.
5. Juru pelampung 2 orang, bertugas mengatur dan merapikan pelampung sebelum dan sesudah melakukan kegiatan penangkapan ikan;
6. Juru pemberat 2 orang, bertugas mengatur dan merapikan pemberat sebelum dan sesudah melakukan kegiatan penangkapan ikan;
7. Nelayan biasa, yang bertugas menarik merapikan dan memperbaiki jaring jika ada kerusakan;
8. Juru mesin kapal jhonson atau slep 1 orang, bertugas menyiapkan
kapalnya untuk tempat penampungan ikan hasil tangkapan 9. Juru hasil tangkapan 2 orang, bertugas mengambil hasil tangkapan untuk
ditempatkan pada kapal Johnson. dua orang tersebut berada di kapal Johnnson bersama juru mesin.
Pendapatan nelayan di kabupaten ini ditentukan oleh besarnya nilai penjualan ikan dan sistem bagi hasil yang diterapkan. Sistem pembagian hasil di
kalangan nelayan ini diatur berdasarkan kesepakatan antara pemilik usaha atau pemilik modal, penjaga rumpon dan para nelayan ABK. Hasil yang dibagikan
dihitung setelah nilai hasil penjualan laba kotor dikurangi biaya operasional; hasil pengurangan ini disebut pendapatan bersih. Biaya operasional adalah semua
biaya yang diperlukan untuk kegiatan operasi terdiri atas BBM, Lumpsum. Selanjutnya, pengusaha atau pemilik modal akan mendapat bagian share
sebanyak 25 , penjaga rumpon mendapat sebanyak 25 dan sisanya 50 dibagikan untuk para nelayan secara kolektif. Pembagian pendapatan bersih di
antara nelayan ditentukan oleh posisi atau jabatannya selama operasi penangkapan ikan yaitu Juragan laut fishing master mendapat 2 bagian, juru mesin mendapat
1,5 bagian dan setiap nelayan ABK mendapat 1 bagian Gambar 13.
Gambar 13 Sistem bagi hasil pada perikanan purse seine mini di Kabupaten Maluku Tenggara
Hasil Tangkapan
Biaya operasional Laba bersih
Nelayan Crew 50 Pemilik Purse
seine mini 25
Setiap nelayan ABK 1 bagian
Juru mesin 1.5 bagian
Juragan laut 2 bagian
Penjaga rumpon 25
4.3 Daerah Penangkap