Pengamatan Visual Kondisi anemon pada akuarium 1 yang diberi perlakuan lampu incandescent

4.1.2. Pengamatan Visual Kondisi anemon pada akuarium 1 yang diberi perlakuan lampu incandescent

selama lima hari memperlihatkan penurunan tampilan. Hanya dua dari tiga individu yang hidup selama periode lima hari pengamatan. Warna kedua individu yang hidup ini lebih pucat di akhir pengamatan daripada sebelum diberikan perlakuan. Walaupun demikian, kedua anemon ini memperlihatkan kondisi dan tingkah laku yang normal. Tentakelnya terkembang dan aktif bergerak serta tidak terjadi penyusuatan ukuran tubuh. Individu yang mati memperlihatkan tampilan yang kurang baik sejak sebelum diberi perlakuan. Warnanya agak pucat dibandingkan dengan kedua individu lainnya. Tentakel terkembang dan aktif bergerak, tetapi mesenteri filamentnya keluar. Kondisinya semakin memburuk setelah diberi perlakuan. Pada hari pertama, tentakelnya terkembang tetapi tidak aktif bergerak dan mesentery filament nya keluar. Pada hari kedua ukuran tubuh menyusut, tentakel terkembang tetapi tidak aktif bergerak, mesentery filament keluar, mulut terbuka lebar, dan tubuh mengeluarkan lendir. Pada hari ketiga individu ini ditemukan telah mati. Hasil pengamatan visual pada akuarium 1 dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 11. Kondisi anemon pada akuarium 1 lampu incandescent . Anemon sebelum diberikan perlakuan A , saat diberi perlakuan B , warna lebih pucat pada d5 C , dan setelah 26 hari D . Kondisi anemon pada akuarium 2 yang diberi perlakuan lampu fluorescent selama periode lima hari memperlihatkan penurunan tampilan. Pada d-1 kondisi ketiga individu relatif tidak sehat bila dibandingkan dengan individu anemon pada akuarium 1 dan 3. Walaupun demikian, ketiga individu memperlihatkan kondisi aktif, yaitu tentakel terkembang dan bergerak bila disentuh. Pada hari pertama, ketiga individu mengeluarkan mesenteri filament tetapi kondisi tentakel aktif. Demikian pula pada hari berikutnya sampai dengan hari ke lima, anemon terlihat mengeluarkan mesentery filament, tentakel terkembang dan aktif bergerak, tetapi tubuh anemon akan menguncup bila terlalu banyak sentuhan. Warna anemon mulai terlihat memucat sejak hari kedua pengamatan. Individu ke tiga memperlihatkan kondisi stress pada hari ke tiga. Mulutnya membuka lebar, mesenteri filament keluar, mengeluarkan lendir, tentakel terkembang dan hanya akan memberi sedikit gerakan bila disentuh. Setelah periode lima hari pengamatan, warna ketiga individu lebih pucat daripada individu di akuarium 1, ukuran tubuh menyusut, dan mengeluarkan banyak lendir. Hasil pengamatan visual pada akuarium 2 dapat dilihat pada gambar 12. Gambar 12. Kondisi anemon pada akuarium 2 lampu fluorescent . Anemon sebelum diberikan perlakuan A B , saat d3 C , dan setelah diberikan perlakuan pada d7 D . Kondisi anemon pada akuarium 3 dengan penyinaran cahaya matahari selama periode lima hari pengamatan memperlihatkan penurunan tampilan. Ketiga individu terlihat lebih pucat, ukuran tubuh menyusut, dan terkadang mengeluarkan mesenteri filament setelah diberi makan. Secara keseluruhan, ketiga individu cenderung lebih stabil dibandingkan individu pada akuarium 1 dan 2. Tentakel ketiga individu terkembang dan aktif bergerak. Hasil pengamatan visual pada akuarium 3 dapat dilihat pada gambar 13. Gambar 13. Kondisi anemon pada akuarium 3. Sebelum anamon diberikan perlakuan A . Saat diberikan perlakuan B . Setelah diberikan perlakuan C . 4.1.3. Pengamatan Preparat Histologis Pengamatan preparat histologis memperlihatkan adanya perubahan morfologi pada anemon yang mendapatkan perlakuan lampu incandescent dan lampu fluorescent. Dari gambar 14 15 dapat diamati jumlah zooxanthellae semakin berkurang dan hanya sedikit zooxanthellae yang berada di lapisan gastroderm pada akhir pengamatan. Lapisan gastroderm mengalami perubahan ketebalan dan jaringan pada tentakel mulai mengalami kerusakan. Gambar 14. Morfologi anemon H. malu pada perbesaran objektif 40x di akuarium 1 saat d-1 A , saat d3 B , dan saat d5 C . Gambar 15. Morfologi anemon H. malu pada perbesaran objektif 40x di akuarium 2 saat d-1 A , saat d3 B , dan saat d5 C . Berbeda dengan morfologi anemon pada perlakuan lampu incandescent dan lampu fluorescent, morfologi anemon akuarium 3 dengan cahaya matahari tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan. Jumlah zooxanthellae yang ada di lapisan gastroderm relatif tetap. Ketebalan lapisan gastroderm cenderung lebih stabil. Hanya beberapa sampel yang memperlihatkan kerusakan jaringan pada akhir pengamatan. Morfologi anemon dengan cahaya matahari dapat dilihat pada gambar 16 . Gambar 16. Morfologi anemon H. malu pada perbesaran objektif 40x di akuarium 3 saat d-1 A , saat d3 B , dan saat d5 C .

4.1.4. Rasio Ketebalan Gastroderm dengan Ektoderm