Reproduksi Cara makan Biologi Anemon 1.

mesenteri memiliki silia. Silia ini sangat penting dalam pergerakan air yang melewati coelenteron Fautin Mariscal,1991 Jaringan saraf tersebar di ektoderm, gastroderm dan mesoglea. Jaringan saraf ini dikoordinasikan oleh sel khusus yang disebut sel penghubung. Sel penghubung bertanggung jawab memberi respon, baik secara mekanis maupun kimiawi serta adanya stimuli cahaya Suharsono, 1996 . 2.1.2. Klasifikasi anemon Anemon merupakan salah satu biota pembentuk ekosistem terumbu karang. Secara morfologi dan fisiologi hewan ini mirip dengan koral. Berikut klasifikasi anemon yang digunakan dalam penelitian menurut Kaestner 1967 : Filum : Cnidaria Kelas : Anthozoa Ordo : Actinaria Sub Ordo : Myantheae Tribe : Endimyaria Famili : Stichodactylidae Genus : Heteractis Spesies : H. malu

2.1.2. Reproduksi

Reproduksi anemon terjadi secara seksual dan aseksual. Nybakken 1988 menyatakan bahwa proses reproduksi seksual dimulai dengan gametogenesis, yaitu pembentukan calon gamet sampai gamet matang. Gamet yang matang dilepaskan dalam bentuk larva planula. Planula yang dilepaskan akan berenang bebas dalam perairan. Bila planula telah menemukan tempat yang cocok, maka planula akan menempel pada substrat untuk menetap dan berkembang. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membentuk tunas. Tunas baru yang tumbuh di permukaan bagian bawah atau pada bagian sisi melekat sampai mencapai ukuran tertentu, kemudian melepaskan diri dan tumbuh menjadi individu baru. Pembentukan tunas dapat dilakukan secara intertentakular dan ekstratentakular. Pertunasan intertentakular merupakan pembentukan individu baru di dalam individu lama. Sedangkan pertunasan ekstratentakular adalah pembentukan individu baru di luar.

2.1.4. Cara makan

Berdasarkan makanannya, anemon dikelompokkan menjadi dua, yaitu fishers dan particle feeders. Kelompok pertama biasanya memakan ikan- ikan kecil, crustacea dan plankton. Mangsa akan disengat oleh nematoksis kemudian dijerat oleh tentakel kemudian dibawa ke mulut. Pada anemon yang bersimbiosis dengan ikan Amphiprion, ikan ini akan membantu anemon memotong-motong makanannya dan membantu anemon untuk memasukan makanannya ke mulut anemon. Sedangkan kelompok kedua memperoleh makanan menggunakan mucus . Partikel akan menempel pada mucus kemudian akan dibawa ke mulut dengan menggunakan silia yang ada di seluruh permukaan tubuhnya Haefelfinger Thenius, 1974 . Hadi dan Sumadiyo 1992 menyatakan bahwa anemon mampu makan dalam jumlah yang sangat banyak, tetapi bila makanannya sedikit atau jarang anemon akan melipat diri sehingga ukuran tubuhnya menyusut. Bila anemon mengkerut akan terlihat seperti bola dengan sedikit tentakel tersembul keluar. Menurut Emmers 1990 , banyak anemon pemakan yang aktif di dalam akuarium, tetapi makanannya harus datang sendiri kepadanya. 2.1.5. Stress pada anemon Stress merupakan suatu kondisi penurunan kualitas hidup yang disebabkan oleh adanya perubahan ekosistem atau adanya faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya produktifitas. Anemon yang mengalami stress akan mengalami perubahan-perubahan dalam metabolisme, respon tingkah laku terhadap lingkungan dan biologi reproduksinya akibat faktor-faktor eksternal ataupun internal yang membatasi aktifitas biota ini. Hayes dan Bush in Zamani 1995 mengemukakan bahwa koral yang mengalami bleaching akan mengeluarkan mucus , gangguan pada lapisan gastroderm, dan gangguan pada vakuola yang didalamnya terdapat zooxanthellae. Anemon akan melakukan adaptasi untuk mengurangi atau menghilangkan stress. Jika adaptasi yang dilakukan berhasil maka biota ini akan kembali dalam keadaan homeostatis, tetapi bila tidak berhasil maka biota ini akan mengalami stress kembali dengan kemungkinan stress yang bertambah besar Sarwono, 1992 .

2.2. Zooxanthellae