Tujuan Penelitian Zooxanthellae Pengaruh Jenis lampu Yang Berbeda Terhadap Mitotik Indeks, Densitas Zooxanthellae, dan Morfologi Anemon ( Heteractis malu ) Pada Skala Laboratorium.

biru dengan intensitas sangat kecil. Di bawah kedalaman 100 m merupakan daerah gelap gulita Ilahude, 1999 . Karakteristik cahaya yang unik ini digunakan dalam penelitian untuk mengetahui pengaruhnya pada kesehatan anemon. Biota ini dapat digunakan sebagai indikator perubahan lingkungan perairan tropis yang baik karena kesensitifannya terhadap faktor-faktor lingkungan dan sifat mereka yang menetap. Selain itu biota ini juga memiliki hubungan yang unik antara inang dengan alga simbionnya, yaitu zooxanthella.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penyinaran dengan lampu flourescent , lampu incandescent dan matahari terhadap morfologi anemon dan viabilitas zooxanthellae dalam akuarium. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Anemon 2.1.1. Struktur tubuh anemon Secara garis besar struktur tubuh anemon terdiri atas oral disk, coloum dan pedal disk. Oral disk adalah bagian teratas anemon. Pada oral disk terdapat mulut yang juga berfungsi sebagai anus. Di sekeliling mulut terdapat tentakel yang berfungsi untuk menangkap makanan. Di tentakel terdapat sel knidosit atau sel penyengat yang menjadi ciri khas Filum Cnidaria. Sel knidosit berfungsi untuk menyengat mangsa. Mulut dilanjutkan dengan stomodaeum yang langsung menghubungkannya dengan coelenteron atau rongga perut. Di dalam rongga perut terdapat mesenteri filament yang berfungsi sebagai usus. Basal disk merupakan bagian yang menempel pada substrat. Sumber : Fautin dan Mariscal 1991 . Gambar 1. Anatomi anemon. Dinding polip terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar disebut ektoderm dan lapisan dalam disebut endoderm atau gastroderm. Di antara ektoderm dan gastroderm terdapat lapisan antara yang disebut mesoglea. Ektoderm terdiri atas sel lendir yang berada dalam sel-sel kelenjar dan sel nematoksis yang berada dalam sel knidoblast. Sel lendir menghasilkan lendir yang berfungsi untuk memerangkap makanan dan membersihkan diri dari kotoran yang menempel. Sel nematoksis berfungsi sebagai sel penyengat untuk menangkap makanan dan sebagai alat untuk mempertahankan diri. Pada lapisan gastroderm terdapat alga bersel tunggal yang merupakan simbion anemon. Alga yang bersimbiosis ini disebut zooxanthellae. Sumber : Fautin dan Mariscal 1991 . Gambar 2. Potongan membujur tubuh anemon memperlihatkan ektoderm EP , gastroderm G , mesenteri M , filament E , coelenteron dan silia CT . Struktur utama dari lapisan gastroderm adalah mesenteri filament. Meserteri filament terlibat dalam banyak fungsi , seperti dalam sistem reproduksi, pencernaan, dan sirkulasi. Pada anemon, setiap sel epitheliomuscular dari mesenteri memiliki silia. Silia ini sangat penting dalam pergerakan air yang melewati coelenteron Fautin Mariscal,1991 Jaringan saraf tersebar di ektoderm, gastroderm dan mesoglea. Jaringan saraf ini dikoordinasikan oleh sel khusus yang disebut sel penghubung. Sel penghubung bertanggung jawab memberi respon, baik secara mekanis maupun kimiawi serta adanya stimuli cahaya Suharsono, 1996 . 2.1.2. Klasifikasi anemon Anemon merupakan salah satu biota pembentuk ekosistem terumbu karang. Secara morfologi dan fisiologi hewan ini mirip dengan koral. Berikut klasifikasi anemon yang digunakan dalam penelitian menurut Kaestner 1967 : Filum : Cnidaria Kelas : Anthozoa Ordo : Actinaria Sub Ordo : Myantheae Tribe : Endimyaria Famili : Stichodactylidae Genus : Heteractis Spesies : H. malu

2.1.2. Reproduksi

Reproduksi anemon terjadi secara seksual dan aseksual. Nybakken 1988 menyatakan bahwa proses reproduksi seksual dimulai dengan gametogenesis, yaitu pembentukan calon gamet sampai gamet matang. Gamet yang matang dilepaskan dalam bentuk larva planula. Planula yang dilepaskan akan berenang bebas dalam perairan. Bila planula telah menemukan tempat yang cocok, maka planula akan menempel pada substrat untuk menetap dan berkembang. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membentuk tunas. Tunas baru yang tumbuh di permukaan bagian bawah atau pada bagian sisi melekat sampai mencapai ukuran tertentu, kemudian melepaskan diri dan tumbuh menjadi individu baru. Pembentukan tunas dapat dilakukan secara intertentakular dan ekstratentakular. Pertunasan intertentakular merupakan pembentukan individu baru di dalam individu lama. Sedangkan pertunasan ekstratentakular adalah pembentukan individu baru di luar.

2.1.4. Cara makan

Berdasarkan makanannya, anemon dikelompokkan menjadi dua, yaitu fishers dan particle feeders. Kelompok pertama biasanya memakan ikan- ikan kecil, crustacea dan plankton. Mangsa akan disengat oleh nematoksis kemudian dijerat oleh tentakel kemudian dibawa ke mulut. Pada anemon yang bersimbiosis dengan ikan Amphiprion, ikan ini akan membantu anemon memotong-motong makanannya dan membantu anemon untuk memasukan makanannya ke mulut anemon. Sedangkan kelompok kedua memperoleh makanan menggunakan mucus . Partikel akan menempel pada mucus kemudian akan dibawa ke mulut dengan menggunakan silia yang ada di seluruh permukaan tubuhnya Haefelfinger Thenius, 1974 . Hadi dan Sumadiyo 1992 menyatakan bahwa anemon mampu makan dalam jumlah yang sangat banyak, tetapi bila makanannya sedikit atau jarang anemon akan melipat diri sehingga ukuran tubuhnya menyusut. Bila anemon mengkerut akan terlihat seperti bola dengan sedikit tentakel tersembul keluar. Menurut Emmers 1990 , banyak anemon pemakan yang aktif di dalam akuarium, tetapi makanannya harus datang sendiri kepadanya. 2.1.5. Stress pada anemon Stress merupakan suatu kondisi penurunan kualitas hidup yang disebabkan oleh adanya perubahan ekosistem atau adanya faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya produktifitas. Anemon yang mengalami stress akan mengalami perubahan-perubahan dalam metabolisme, respon tingkah laku terhadap lingkungan dan biologi reproduksinya akibat faktor-faktor eksternal ataupun internal yang membatasi aktifitas biota ini. Hayes dan Bush in Zamani 1995 mengemukakan bahwa koral yang mengalami bleaching akan mengeluarkan mucus , gangguan pada lapisan gastroderm, dan gangguan pada vakuola yang didalamnya terdapat zooxanthellae. Anemon akan melakukan adaptasi untuk mengurangi atau menghilangkan stress. Jika adaptasi yang dilakukan berhasil maka biota ini akan kembali dalam keadaan homeostatis, tetapi bila tidak berhasil maka biota ini akan mengalami stress kembali dengan kemungkinan stress yang bertambah besar Sarwono, 1992 .

2.2. Zooxanthellae

Zooxanthella merupakan alga bersel tunggal dari kelas Dinoflagellatae. Sebagian besar zooxanthellae yang ditemukan berasal dari genus Symbiodinium. Zooxanthellae dapat ditemukan hidup bebas di perairan atau hidup bersimbiosis dengan hewan dari filum Cnidaria, seperti pada koral dan anemon. Selain itu, zooxanthellae juga ditemukan pada kima, ubur-ubur dan sponge. Zooxanthellae memberikan warna pa berwarna coklat dan d Sumber zooxanthe melalui reproduksi, ba langsung mentransfer zooxanthellae di lingk pemakan karang dan p zooxanthellae. Hubungan antara a Zooxanthellae menyu kebutuhan energi bag zooxanthellae, karang menyediakan nutrien untuk fotosintesis Gambar 3. Z m Intensitas cahaya y suplai nutrisi penting zooxanthellae untuk f 102,000 lux 1,900 µ pada hewan-hewan tersebut. Alga disebut zoo n disebut zoochlorella bila berwarna hijau. hellae yang ada di dalam polip diturunkan oleh , baik secara seksual maupun aseksual. Secara s fer zooxanthellae ke dalam telur atau larva. Sed gkungan berasal dari perairan sekitar atau dari n pemakan zooplankton yang di dalamnya men a anemon dengan zooxanthellae adalah simbios yumbang 90 dari hasil fotosintesisnya untuk m agi koral Davies, 1984 in Zamani, 1995 . Sem ng memberikan perlindungan dari grazer, shelt n seperti nitrogen, fosfor dan karbon dioksida s Sumber : Wikipedia, 2008. Zooxanthellae yang berasal dari Porites lutea menggunakan mikroskop cahaya. a yang cukup akan memungkinkan zooxanthell g ke tubuh koral. Intensitas cahaya yang dibutu k fotosintesis berasal dari sinar matahari yang m µ E m s . Tetapi, koral tidak membutuhkan ca ooxanthellae bila eh induknya a seksual induk edangkan sumber ri sisa organisme engandung iosis mutualisme. k memenuhi Sementara bagi elter dan a sebagai bahan dilihat dengan ellae memberi utuhkan mencapai cahaya matahari secara penuh. Mereka dapat berkembang baik dengan intensitas cahaya relatif yang lebih sedikit Emmers, 1990 . Kejernihan air juga berhubungan dengan pencahayaan. Kejernihan air dalam akuarium dipengaruhi oleh banyak faktor. Semakin jernih air, semakin besar porsi cahaya yang sampai ke dasar akuarium. Kejernihan air dipengaruhi oleh jumlah kandungan fitoplankton, zooplankton, sedimendebu pasir yang melayang di air serta partikel terlarut yang akan membuat air akuarium menjadi keruh. Selain disebabkan oleh tingkat kekeruhan air, intensitas cahaya yang sampai ke dasar akuarium juga dipengaruhi oleh pergerakan air. Semakin deras pergerakan air, intensitas cahaya yang sampai ke dasar akuarium akan semakin berkurang Emmers, 1990 . Densitas zooxanthellae dari setiap koloni sangat bervariasi tergantung dari habitat dan kedalaman tempat inangnya hidup. Haefelfinger dan Thenius 1974 menyatakan dalam larva planula sepanjang 1 mm telah ditemukan sekitar 7000 sel alga. Wilson 1989 in Zamani 1995 menemukan jumlah zooxanthellae pada Porites lutea berkisar antara 2.01 x 10 6 sampai 3,13 x 10 6 per cm 2 . Penelitian yang dilakukan oleh Brown et al. 1995 menemukan jumlah zooxantellae pada koral di zona inter-tidal berkisar antara 0,9 x 10 6 sampai 2,3 x 10 7 per cm 2 . Jumlah zooxantellae terbesar ditemukan pada bagian yang paling banyak terpapar oleh sinar Brown et al., 1995 , seperti pada bagian oral disk, oral cone , dan tentakel Zamani,1995 . Dalam keadaan normal, jumlah zooxanthellae berubah sesuai musim sebagaimana penyesuian karang terhadap lingkungan. Selama peristiwa bleaching , karang kehilangan 60-90 dari jumlah zooxantellaenya dan yang tersisa dapat kehilangan 50-80 dari pigmen fotosintesisnya Westmacott et al., 2000 . Jika intensitas cahaya rendah, maka kandungan klorofil zooxanthellae tetap. Peningkatan intesitas cahaya dalam waktu lama dapat membuat zooxanthellae mengurangi klorofil di dalam tubuhnya fotodegradasi . Fotodegradasi juga terjadi jika anemon zooxanthellae terpapar sinar ultra violet dalam jangka waktu cukup lama dan perubahan warna pigmen akan sangat jelas dapat teramati Thieberger et al., 1995.

2.3. Mitosis Dan Mitotik Indeks