2.8 Uji Koefisien Korelasi Ganda
Koefisien korelasi ganda dihutung dengan rumus : 2.8
Jadi statistik yang digunakan untuk menguji hipotesi nol adalah : 2.9
Tolak hipotesa nol bahwa koefisien korelasi berarti jika , dalam hal
ini hipotesa bahwa koefisien korelasi ganda berarti harus diterima.
2.9 Metode Analisis Regresi Komponen Utama
Analisis komponen utama pada dasarnya adalah bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan mereduksi dimensinya. Hal ini
dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali
atau yang biasa disebut dengan komponen utama principal component.
Universitas Sumatera Utara
Variabel baru disebut sebagai komponen utama yang merupakan hasil
transformasi dari variabel asal yang modelnya dalam bentuk catatan matriks
adalah : = A
dengan : A adalah matriks yang melakukan transformasi terhadap variabel asal sehingga diperoleh vektor komponen .
Penjabarannya adalah sebagai berikut :
2.9.1 Menentukan Komponen Utama
Komponen utama dapat ditentukan melalui matriks ragam peragam Σ dan matriks korelasi dari
. Matriks kovarian Σ digunakan untuk membentuk komponen utama apabila semua variabel yang diamati mempunyai satuan pengukuran
yang sama. Sedangkan, matriks korelasi digunakan apabila variabel yang diamati tidak mempunyai satuan pengukuran yang sama. Variabel tersebut perlu dibakukan,
sehingga komponen utama berdasarkan matriks korelasi ditentukan dari variabel baku. Data PDRB Propinsi Sumut dapat dilihat mempunyai satuan pengukuran yang
tidak sama antara variabelnya. Oleh karena itu, dalam skripsi ini, komponen utama akan ditentukan melalui matrik korelasi.
2.9.2 Komponen Utama Berdasarkan Matriks Korelasi
Universitas Sumatera Utara
Jika variabel yang diamati tidak mempunyai satuan pengukuran yang sama, maka variabel tersebut perlu dibakukan sehingga komponen utama ditentukan dari variabel
baku. Variabel asal pun perlu ditransformasikan ke dalam variabel baku Z, dalam catatan matriks adalah :
2.10
dengan : = variabel baku
= variansi = variabel pengamatan
= nilai rata-rata pengamatan
Setelah dipilih komponen-komponen utama yang akan digunakan sebanyak k buah selanjutnya ditentukan persamaan regresi dari peubah tak bebas Y dengan
komponen utama tersebut. Untuk meregresikan komponen utama dengan variabel tak bebas, maka perlu dihitung skor komponen dari setiap pengamatan. Untuk komponen
utama yang diturunkan dari matriks korelasi.
2.9.3 Kriteria Pemilihan Komponen Utama
Salah satu tujuan dari analisis komponen utama adalah mereduksi dimensi data asal yang semula, terdapat p variable bebas menjadi k komponen utama
. Kriteria pemilihan k yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Didasarkan pada akar ciri yang lebih besar dari satu, dengan kata lain hanya
komponen utama yang memiliki akar ciri lebih besar dari satu yang dilibatkan dalam analisis regresi komponen utama.
2. Proporsi kumulatif keragaman data asal yang dijelaskan oleh k komponen utama
minimal 80, dan proporsi total variansi populasi bernilai cukup besar.
BAB 3
PEMBAHASAN
Universitas Sumatera Utara
1. Didasarkan pada akar ciri yang lebih besar dari satu, dengan kata lain hanya
komponen utama yang memiliki akar ciri lebih besar dari satu yang dilibatkan dalam analisis regresi komponen utama.
2. Proporsi kumulatif keragaman data asal yang dijelaskan oleh k komponen utama
minimal 80, dan proporsi total variansi populasi bernilai cukup besar.
BAB 3
PEMBAHASAN
Universitas Sumatera Utara
3.1 PDRB Produk Domestik Regional Bruto
PDRB merupakan catatan tentang jumlah nilai rupiah dari barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam suatu negara untuk waktu satu tahun
Nurrochmat et al, 2007. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan PDRB riil di negara tersebut, dimana hal ini dapat
dijadikan sebagai indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi Wikipedia, 2010.
Selama ini perhitungan nilai PDRB yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik BPS adalah PDRB dengan pendekatan produksi yang dibentuk dari
sembilan sektor atau lapangan usaha, yaitu : 1 Pertanian, 2 Pertambangan dan Penggalian, 3 Industri Pengolahan, 4 Listrik, Gas dan Air Bersih, 5
KonstruksiBangunan, 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran, 7 Pengangkutan dan Komunikasi, 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, dan 9 Jasa-Jasa.
Kesembilan sektor pembentuk PDRB tersebut merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Perhitungan yang
tepat perlu dilakukan supaya dapat diketahui diantara kesembilan sektor tersebut mana yang lebih berpotensi dalam meningkatkan perekonomian. Sehingga hasil perhitungan
tersebut dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi dan kebijaksanaan pemerintah, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat.
Data yang akan dianalisis dalam skripsi ini adalah data PDRB propinsi Sumatera Utara yaitu faktor
– faktor yang mempengaruhi PDRB propinsi Sumatera Utara dimana data PDRB tersebut merupakan data PDRB atas dasar harga konstan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB yang diambil dalam riset adalah sebagai berikut :
1. Jumlah Penduduk
Standar hidup penduduk diukur dengan kenaikan pendapatan riil perkapita. Pendapatan riil perkapita, adalah setara dengan Pendapatan Domestik Regional
Bruto PDRB selama satu tahun dibagi jumlah penduduk didaerah tersebut. Jadi standar hidup tidak dapat dinaikkan kecuali jika PDRB-nya meningkat
dengan lebih cepat dibanding pertumbuhan penduduk.
2. Konsumsi
Dalam beberapa tahun terakhir, pembentukan nilai PDRB Sumatera Utara masih didominasi oleh komponen konsumsi. Hal ini terlihat dari komposisinya
yang cenderung tinggi dan meningkat, walaupun terjadi fluktuasi setiap tahunnya.
Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk tetap hidup, sehingga sebesar apapun pendapatan seseorang, ia akan tetap berusaha untuk
mendapatkan makanan yang memadai. Seseorang atau suatu rumah tangga akan terus menambah konsumsi makanannya sejalan dengan bertambahnya
pendapatan, namun sampai batas tertentu penambahan pendapatan tidak lagi menyebabkan bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, karena
kebutuhan manusia akan makanan pada dasarnya mempunyai titik jenuh. Bila secara kuantitas kebutuhan seseorang telah terpenuhi maka lazimnya ia
akan mementingkan kualitas atau beralih pada pemenuhan kebutuhan bukan makanan. Hal ini tergambar dari porsi jenis pengeluaran konsumsi rumah
tangga, yaitu porsi pengeluaran makanan dan non makanan. Selain konsumsi rumah tangga, terdapat juga konsumsi Konsumsi Lembaga
Swasta Yang Tidak Mencari untung dan Konsumsi Pemerintah yang mempengaruhi PDRB.
3. Investasi
Universitas Sumatera Utara
Yang dimaksud dengan investasi dalam arti luas adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam
produksi untuk menambah output. Investasi selalu dikaitkan dengan kegiatan menanamkan uang dalam proses produksi, dengan harapan mendapatkan
keuntungan atau peningkatan kualitas sistem pada masa yang akan datang. Pengertian investasi dalam penghitungan PDRB menurut penggunaan, dibatasi
pada penambahanpembentukan barang modal tetap bruto dan perubahan stok, baik itu barang setengah jadi maupun barang jadi.
4. Ekspor – Impor
Salah satu komponen PDRB menurut penggunaan adalah ekspor dan impor barang dan jasa. Komponen ini termasuk variabel penting dalam penciptaan
nilai tambah, dimana impor merupakan pengurangan bagi nilai ekspor untuk mendapatkan ekspor netto. Dalam kontribusinya terutama perolehan
pendapatan negara, segala upaya dilakukan untuk meningkatkan ekspor terutama ekspor non migas. Komoditi andalan ekspor luar negeri Sumatera
Utara adalah hasil industri olahan kelapa sawit berupa CPO Crude Palm Oil dan minyak inti sawit, getah karet alam, aluminium dan olahan minyak lemak
nabati serta hewani. Sedangkan komoditi impor yang utama adalah biji aluminium dan pekatannya, pupuk buatan pabrik, makanan ternak, hasil-hasil
minyak bumi dan beras.
Data PDRB merupakan data sekunder yang diperoleh dengan melakukan riset di Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara Jl. Kapten Muslim No. 67 dan 71
Medan, pada tanggal 12, 15, dan 22 Maret 2012.
Tabel 3.1 Data PDRB Propinsi Sumatera Utara
Tahun PDRB
Konsumsi Investasi
Ekspor-Impor Jumlah Penduduk
2001 79,33
46,27 12,12
13,52 117,23
2002 89,67
48,51 12,34
14,34 118,74
Universitas Sumatera Utara
2003 103,40
66,86 19,28
17,26 118,90
2004 118,10
73,84 23,62
20,64 121,23
2005 139,61
86,90 28,45
24,26 123,27
2006 160,38
102,89 27,76
29,73 126,43
2007 181,82
122,96 34,18
24,68 128,34
2008 213,93
141,42 44,64
27,87 130,42
2009 236,35
163,96 51,06
21,33 132,48
2010 275,70
196,95 58,15
20,60 129,82
Dengan : = PDRB dalam triliun rupiah
= Konsumsi dalam triliun rupiah = Investasi dalam triliun rupiah
= Ekspor-Impor dalam triliun rupiah = Jumlah Penduduk dalam ratusan ribu jiwa
3.2 Analisis Dengan Regresi Linier Berganda