menjadi sedimen yang kaya akan unsur hara yang merupakan tempat yang baik untuk kelangsungan hidup fauna makrobenthos McConnaughey and Zottol 1983
dalam Taqwa 2010.
2.2. Kondisi Lingkungan 2.2.1. Suhu
Suhu air merupakan salah satu faktor abiotik yang memegang peranan penting bagi kehidupan organisme. Pada perairan tropika suhu relatif tinggi 25
C sepanjang tahun, sehingga demikian suhu relatif stabil dan umumnya jarang
menunjukkan gejala stratifikasi Nur 2002. Peningkatan suhu dapat menyebabkan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air. Peningkatan suhu sebesar 10
C menyebabkan konsumsi oksigen meningkat sekitar 2-3 kali lipat. Kisaran suhu
optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah sebesar 20 C - 30
C Effendi 2003. Menurut Poernomo 1988 kisaran suhu yang diperbolehkan dalam
pemeliharaan udang windu adalah 26 C - 32
C sedangkan untuk pemeliharaan benih bandeng di tambak, temperatur air bervariasi antara 24
C – 38,5 C
Bardach et al 1973.
2.2.3 Derajat Keasaman pH
Derajat keasaman pH didefinisikan sebagai logaritme negatif dari konsentrasi ion hidrogen [H
+
] yang mempunyai skala antara 0 sampai 14. Nilai pH mengindikasikan apakah air tersebut netral, basa atau asam. Air dengan pH dibawah
7 termasuk asam dan diatas 7 termasuk basa. Parameter pH merupakan variabel kualitas air yang dinamis dan berfluktuasi sepanjang hari. Pada perairan umum
yang tidak dipengaruhi aktivitas biologis yang tinggi, nilai pH jarang mencapai diatas 8,5. Tetapi pada tambak ikan atau udang, pH air dapat mencapai 9 atau lebih.
Dibidang perikanan nilai pH perairan sangat menentukan dalam usaha budidaya ikan. Perairan dengan pH rendah akan berakibat fatal bagi kehidupan ikan, yaitu
akan memperlambat laju pertumbuhan. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7 – 8,5. Pada pH 4,
sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah Effendi 2003. Perubahan keasaman pada air buangan, baik ke arah alkali
pH naik maupun ke arah asam pH menurun, akan sangat mengganggu kehidupan
ikan dan hewan air di sekitarnya. Nilai pH air normal adalah antara pH 6 sampai 8, sedangkan pH air terpolusi, berbeda-beda nilainya tergantung dari jenis buangan
Fardiaz 1992. Kriteria baku mutu kualitas air dapat dilihat pada tabel 1.
2.2.4. Salinitas
Salinitas dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam air. Dalam budidaya perairan, salinitas dinyatakan dalam permil °oo atau ppt
atau gramliter. Salinitas suatu perairan dapat ditentukan dengan menghitung jumlah kadar klor yang ada dalam suatu sampel klorinitas. Sebagian besar
petambak membudidayakan udang dalam air payau 15-30 ppt. Menurut Khordi 1997 ikan bandeng akan memiliki pertumbuhan optimum pada kisaran salinitas
10-35 per mil. Sedangkan udang windu Penaeus monodon, dan udang peci P. merguensis
akan tumbuh dengan baik pada kisaran salinitas 15-22
O
oo. Kriteria baku mutu kualitas air dapat dilihat pada tabel 1.
2.2.5. Oksigen Terlarut