Hasil Evaluation of quality and digestibility of cassava peel, rubber seed, copra, cottonseed, and palm kernel meal fermented by Saccharomyces cerevisiae in juvenile of nile tilapia Oreochromis niloticus.

9 III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil analisis proksimat bahan uji sebelum dan sesudah difermentasi terdapat pada Tabel 3. Sedangkan hasil analisis proksimat pakan pembanding dan pakan uji ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 3. Komposisi proksimat kulit singkong, biji karet, kopra, biji kapuk, bungkil kelapa sawit Palm Kernel Meal, PKM tanpa dan difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae bobot kering, dan perubahannya Proksimat Perlakuan Bahan Kulit Singkong Biji Karet Kopra Biji Kapuk PKM Protein TF 7,72 28,09 25,99 27,80 18,17 F 9,10 36,82 31,29 32,49 21,97 P 17,80 31,11 20,40 16,85 20,92 Lemak TF 1,14 5,83 1,15 9,51 0,43 F 1,29 4,84 1,22 8,98 0,33 P 12,75 -16,97 6,08 -5,53 -23,25 Kadar abu TF 3,35 7,06 7,76 10,79 3,45 F 3,51 7,11 10,01 10,89 4,37 P 4,77 0,71 28,99 0,93 26,67 Serat kasar TF 15,07 11,10 17,58 30,93 26,16 F 14,70 8,95 20,78 28,39 17,88 P -2,46 -19,37 18,20 -8,21 -31,65 BETN TF 72,72 47,93 47,46 20,96 51,79 F 71,41 36,77 36,77 19,26 55,45 P -1,80 -23,28 -22,52 -8,14 7,07 GE kkal100 g TF 352,14 408,57 351,58 331,03 318,11 F 355,82 425,03 336,76 345,33 353,46 P 1,05 4,03 -4,22 4,32 11,11 Keterangan: TF = Tanpa fermentasi F = Fermentasi P = Perubahan BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen SK = Serat Kasar GE = Gross Energy Watanabe, 1988 1 gram protein = 5,6 kkal GE 1 gram karbohidratBETN = 4,1 kkal GE 1 gram lemak = 9,4 kkal GE Hasil fermentasi pada bahan uji diatas menunjukkan peningkatan kadar protein dan penurunan kadar serat kasar pada bahan uji yaitu kulit singkong, biji kapuk, biji karet, dan PKM. Protein kulit singkong naik sebesar 17,80 dan serat 10 kasar turun sebesar 2,46, protein biji karet naik 31,11 dan serat kasar turun 19,37, protein biji kapuk naik 16,85, dan serat kasar turun 8,21, serta protein PKM naik 20,92 dan serat kasar turun 31,65. Namun pada kopra menunjukkan hasil yang sebaliknya, terjadi kenaikan serat kasar sebesar 18,20 setelah bahan tersebut difermentasi. Tabel 4. Komposisi proksimat pakan dengan campuran bahan uji kulit singkong, biji karet, kopra, biji kapuk, PKM tanpa dan difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae bobot kering, dan perubahannya Proksimat Perlakuan Pakan Kulit Singkong Biji Karet Kopra Biji Kapuk PKM Pakan pembanding Protein TF 21,71 28,84 27,38 28,98 23,88 29,29 F 23,17 33,40 27,82 29,68 30,91 - P 6,73 15,81 1,61 2,42 29,44 - Lemak TF 5,52 11,63 5,74 8,33 5,66 6,11 F 4,56 9,66 4,87 6,86 4,25 - P -17,39 -16,94 -15,16 -17,65 -24,91 - Kadar abu TF 8,74 8,96 9,53 10,35 9,07 10,44 F 8,80 9,24 9,77 10,47 9,26 - P 0,69 3,13 2,52 1,16 2,10 - Serat kasar TF 7,29 7,51 8,15 13,42 12,27 4,48 F 6,81 7,07 10,06 11,78 10,88 - P -6,58 -5,86 23,44 -12,22 -11,33 - BETN TF 56,75 43,06 49,20 38,91 49,12 49,68 F 56,66 40,64 47,48 41,22 44,70 - P -0,16 -5,62 -3,50 5,94 -9,00 - GE kkal100 g TF 406,09 447,41 409,00 400,15 388,33 425,13 F 404,96 444,45 396,27 399,65 396,31 - P -0,28 -0,66 -3,11 -0,12 2,05 - CP TF 18,71 15,52 14,94 13,81 16,26 14,51 T 17,48 13,31 14,24 13,47 12,82 - Keterangan : TF = Tanpa fermentasi F = Fermentasi P = Persentase perubahan BETN = Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen GE = Gross Energy Watanabe, 1988 1 g protein = 5,6 kkal GE 1 g karbohidrat BETN = 4,1 kkal GE 1 g lemak = 9,1 kkal GE C P = energi protein kkal GE100 g protein Berdasarkan Tabel 4, hasil proksimat pakan uji menunjukkan peningkatan kandungan protein pakan dan penurunan serat kasar pada beberapa pakan dengan penambahan 30 bahan uji difermentasi yaitu pada pakan uji kulit singkong, biji 11 karet, biji kapuk, dan PKM. Protein kulit singkong naik sebesar 6,73 dan serat kasar turun sebesar 6,58, protein biji karet naik 15,81 dan serat kasar turun 5,86, protein biji kapuk naik 2,42 dan serat kasar turun 12,22, serta protein PKM naik 29,44 dan serat kasarnya turun 11,33. Namun pada pakan uji dengan penambahan 30 kopra difermentasi terjadi kenaikan serat kasar sebesar 23,44. Serat kasar pakan pembanding masih yang terendah dibandingkan dengan pakan uji yaitu sebesar 4,48. Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengevaluasi potensi sebuah bahan baku untuk digunakan pada pakan adalah mengukur kecernaannya Watanabe, 1988. Nilai kecernaan menunjukkan besarnya nutrien yang mampu diserap tubuh dan tidak dikeluarkan melalui feses. Nilai kecernaan protein, kecernaan energi, dan kecernaan bahan pada juvenil ikan nila dapat dilihat pada Tabel 5. Data tiap ulangan dapat dilihat pada Lampiran 7-9. Tabel 5. Nilai kecernaan protein, kecernaan energi, dan kecernaan bahan dengan penambahan 30 bahan uji kulit singkong, biji karet, kopra, biji kapuk, dan PKM tanpa dan difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae pada ikan nila O. niloticus bobot kering, dan perubahaannya Parameter Perlakuan Bahan Kulit Singkong Biji Karet Kopra Biji Kapuk PKM Kecernaan protein TF 79,19±2,00 83,93±2,31 79,93±5,10 76,28±0,98 78,16±0,76 F 79,40±0,57 88,98±1,09 81,49±2,64 79,95±3,12 86,82±1,40 P 0,25 6,02 1,94 4,80 11,07 Kecernaan energi TF 69,19±0,15 74,95±0,17 65,36±0,89 63,26±0,09 60,01±0,24 F 68,96±0,36 78,16±1,50 69,14±0,29 70,33±0,81 66,30±0,15 P -0,34 4,29 5,78 11,17 10,48 Kecernaan bahan TF 46,34±0,52 61,44±0,69 38,95±3,27 22,33±0,31 24,62±0,79 F 46,98±0,12 75,11±5,55 41,61±1,07 29,23±3,43 39,69±0,52 P 1,37 22,24 6,83 30,87 61,19 Keterangan: Nilai yang tertera merupakan nilai rata-rata ± standar deviasi. TF tanpa fermentasi, F difermentasi, P perubahan Berdasarkan Tabel 5, nilai kecernaan protein dan kecernaan bahan dengan penggunaan 30 bahan uji difermentasi lebih tinggi dibandingkan dengan bahan uji tanpa fermentasi. Nilai kecernaan protein tertinggi diperoleh pada pakan biji karet fermentasi yaitu 88,98±1,09 dan terendah adalah biji kapuk yaitu 76,28±4,03. Sedangkan nilai kecernaan energi kulit singkong mengalami penurunan sebesar 0,34 ketika menggunakan 30 kulit singkong fermentasi. 12 Nilai kecernaan energi tertinggi diperoleh pada pakan biji karet fermentasi yaitu 78,16±1,50 dan nilai terendah adalah pakan uji PKM yaitu 60,01±0,24. Nilai kecernaan bahan tertinggi diperoleh pada pakan biji karet fermentasi dengan nilai sebesar 75,11±5,55 dan nilai terendah adalah biji kapuk yaitu 22,34±0,38. Nilai Laju Pertumbuhan Harian LPH, konversi pakan Feed Conversion Ratio, FCR, Jumlah Konsumsi Pakan JKP, dan sintasan Survival Rate, SR pada juvenil ikan nila O. niloticus dapat dilihat pada Tabel 6. Data perhitungan nilai LPH, FCR, JKP, dan SR dilihat pada Lampiran 10-12. Tabel 6. Nilai Laju Pertumbuhan Harian LPH, konversi pakan Feed Conversion Ratio, FCR, Jumlah Konsumsi Pakan JKP, dan sintasan Survival Rate, SR pada juvenil ikan nila O. niloticus dan perubahannya Parameter Perlakuan Bahan Kulit Singkong Biji Karet Kopra Biji Kapuk PKM LPH TF 2,26 1,50 2,89 0,82 2,93 F 2,24 1,37 2,44 1,39 2,50 P -0,88 -8,67 -15,57 69,51 -14,68 FCR TF 1,72 2,54 1,91 3,15 1,90 F 1,75 1,71 1,53 2,09 1,87 P 1,74 -32,68 -19,90 -33,65 -1,58 JKP gram TF 164,84 131,64 228,15 84,04 254,52 F 189,79 86,78 164,58 114,36 213,06 P 15,14 -34,08 -27,86 36,08 -16,29 SR TF 100,00 100,00 100,00 66,67 100,00 F 100,00 100,00 83,33 83,33 100,00 P 0,00 0,00 -16,67 24,99 0,00 Keterangan: TF = Tanpa fermentasi, F = Fermentasi. P = perubahan Nilai JKP tertinggi diperoleh pada perlakuan pakan PKM yaitu 254,52 g dan terendah yaitu pakan biji kapuk yaitu 84,04 g. Nilai LPH pakan uji tertinggi diperoleh pada pakan PKM yaitu 2,93. Efisiensi pakan uji yang tertinggi diperoleh pada pakan kopra fermentasi dengan nilai FCR 1,53. Kematian ikan uji terjadi pada pakan perlakuan biji kapuk dengan tingkat mortalitas mortality rate, MR sebesar 33,33, biji kapuk fermentasi 16,67, dan kopra 16,67.

3.2 Pembahasan