4
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Proses Fermentasi
Bahan yang digunakan sebagai bahan baku pakan difermentasi menggunakan khamir Saccharomyces cerevisiae 0,9 ww selama 24 jam dalam
kondisi aerob. Setelah itu bahan dioven selama dua jam pada suhu 60
o
C. Kemudian bahan yang sudah difermentasi dianalisis proksimat. Penggunaan dosis
khamir yaitu 0,9 ww selama 24 jam didasarkan pada hasil penelitian pendahuluan yaitu fermentasi pada PKM menggunakan dosis 0,3, 0,6, dan
0,9 selama 24 jam dan 48 jam. Hasil yang terbaik diperoleh pada dosis 0,9 ww selama 24 jam. Metode fermentasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.2 Pakan Uji
Pakan perlakuan yang digunakan adalah pakan pembanding yang terdiri dari 100 pakan komersil dan pakan uji yang terdiri dari 70 pakan komersil dan
30 bahan. Semua pakan perlakuan ditambahkan kromium trioksida Cr
2
O
3
sebanyak 0,5 sebagai indikator kecernaan NRC, 1993. Semua pakan perlakuan
dibuat dalam bentuk pelet kering. Proses pembuatan pakan dapat dilihat pada Lampiran 2. Komposisi pakan pembanding, pakan uji kulit singkong, biji karet,
kopra, biji kapuk, dan Palm Kernel Meal PKM ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi pakan acuan dan pakan uji kulit singkong, biji karet, kopra, biji kapuk, dan PKM tanpa dan difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae
Pakan Perlakuan
Pakan komersil
Bahan Binder
Cr
2
O
3
Total Kulit Singkong
TF 66,5
30,0 3,0
0,5 100,0
F 66,5
30,0 3,0
0,5 100,0
Biji Karet TF
66,5 30,0
3,0 0,5
100,0 F
66,5 30,0
3,0 0,5
100,0 Kopra
TF 66,5
30,0 3,0
0,5 100,0
F 66,5
30,0 3,0
0,5 100,0
Biji Kapuk TF
66,5 30,0
3,0 0,5
100,0 F
66,5 30,0
3,0 0,5
100,0 PKM
TF 66,5
30,0 3,0
0,5 100,0
F 66,5
30,0 3,0
0,5 100,0
Pakan pembanding
96,5 0,0
3,0 0,5
100,0
Keterangan : TF = Tanpa fermentasi, F = Fermentasi
5
2.3 Pemeliharaan Ikan dan Pengumpulan Data
Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah juvenil ikan nila Oreochromis niloticus yang memiliki bobot 16,26±2,43 gram. Sebelum ditebar,
ikan dikarantina dalam akuarium karantina selama lima hari menggunakan larutan garam untuk membunuh parasit yang menempel pada tubuh ikan. Selama masa
karantina, air akuarium diganti 70 setiap dua kali sehari dan suhu air dipertahankan 29-30
o
C menggunakan termostat. Setelah itu ikan ditebar ke masing-masing akuarium dengan jumlah enam ekor per akuarium.
Wadah yang digunakan untuk masing-masing ikan adalah akuarium berukuran 50 x 40 x 35 cm sebanyak 12 buah serta satu buah bak fiber sebagai
tandon. Skema tata letak akuarium perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 3. Keseluruhan akuarium dirangkai membentuk suatu sistem resirkulasi. Akuarium
diisi dengan ketinggian air efektif 30 cm dan diaerasi selama 24 jam. Sisi wadah ditutup dengan plastik hitam sebagai pencegahan stres ikan akibat aktivitas orang
disekitarnya. Empat buah termostat diletakkan pada tandon untuk menjaga kestabilan suhu pada kisaran 28-30°C.
Sebelum perlakuan dimulai, ikan dipuasakan selama 48 jam guna menghilangkan sisa pakan dalam saluran pencernaan. Pemeliharaan ikan
dilakukan selama 30 hari. Pengukuran bobot ikan uji dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan, sebelum ditimbang ikan dipuasakan selama 24 jam. Apabila
terdapat ikan yang mati pada masa pemeliharaan, ikan tersebut segera dikeluarkan dari dalam akuarium untuk ditimbang dan dicatat bobotnya. Pakan diberikan tiga
kali sehari yaitu pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB secara at satiation hingga kenyang. Sisa-sisa pakan yang tidak termakan dikumpulkan untuk menghitung
Jumlah Konsumsi Pakan JKP sebenarnya pada akhir penelitian. Pakan ditimbang pada awal perlakuan dan sisa pakan diakhir perlakuan.
Faktor kualitas air yang diperhatikan antara lain adalah suhu yang diamati setiap pagi, siang, dan sore hari sebelum pemberian pakan. Pengukuran suhu
dilakukan secara in situ dengan menggunakan termometer. Pengukuran parameter kualitas air lainnya yaitu pH, alkalinitas, kesadahan, oksigen terlarut Dissolve
Oxigen, DO dan TAN dilakukan sebelum dan sesudah pemeliharaan ikan. Penambahan air baru pada tandon dilakukan satu minggu sekali sebanyak 50
6 dari volume awal air tandon. Data kualitas air akuarium pemeliharaan ikan dapat
dilihat pada Tabel 2. Hasil pengukuran kualitas air pada awal dan akhir pemeliharaan ikan dapat dilihat pada Lampiran 4.
Tabel 2. Kisaran nilai kualitas air akuarium pemeliharaan juvenil ikan nila Oreochromis niloticus
Parameter Kisaran Nilai
Satuan Suhu
28-29
o
C DO
4,00-4,74 ppm
pH 5,87-6,90
- Alkalinitas
18-20 mg CaCO
3
Kesadahan 96,10-100,1
mg CaCO
3
TAN 0,38-0,47
ppm
2.4 Analisis Kimia