Langgan dan sistem bagi hasil Bakul dan pemasaran hasil tangkapan

88

4.12.1 Langgan dan sistem bagi hasil

Dalam mendistribusikan pendapatan hasil tangkapan dalam satu unit usaha penangkapan digunakan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil ini biasa dipakai pada alat tangkap seperti payang, gillnet, bagan dan alat tangkap yang dioperasikan lebih dari satu orang. Sistem pembagian hasil tangkapan ini didasarkan pada pemilik kapal dan nelayan. Ikan yang didaratkan tidak dilelang tetapi langsung diterima oleh ”tengkulak” atau dalam istilah masyarakat setempat disebut langgan. Para langgan memiliki modal yang dibutuhkan nelayan untuk pergi melaut dan peran langgan bagi nelayan tidak hanya sebatas itu. Langgan juga sering mmberikan pinjaman kepada nelayan jika mereka membutuhkan uang untuk keperluan hidupnya. Sistem langgan ini secara tidak langsung membentuk keterikatan dengan langgan dengan nelayan atau disebut patron klien. Hal ini pula yang mengakibatkan nelayan hanya menjual ikan pada langgan dengan harga ditentukan sendiri oleh langgan. Ini tentunya merugikan nelayan jika terjadi musim ikan sehingga membuat nelayan tidak jarang menjual ikannnya di tengah laut kepada palele tengkulak yang bukan langgan jika mereka berani membayar lebih tinggi. Namun demikian karena langgan sudah dikenal, maka patron klien yang terbentuk tetap dipertahankan, namun konsekuensi dari sistem langgan bagi nelayan yaitu bila musim ikan yang menghasilkan produksi ikan tinggi, ikan yang diperoleh tidak dapat dirasakan nelayan sebab seluruh ikan dijual kepada langgan dengan harga langgan yang perbedaan dari langgan ke pedagang bakul berkisar hingga Rp 2000 per kilogram. Dengan demikian pendapatan yang diterima nelayan akan sedikit. Oleh karena itu pada akhirnya kesejahteraan nelayan tidak tercapai.

4.12.2 Bakul dan pemasaran hasil tangkapan

Ikan hasil tangkapan berupa ikan segar yang diberi es dijual oleh langgan kepada pedaga ng pengumpul atau bakul di sekitar tempat pelelangan ikan. Ikan- ikan yang berukuran kecil kemudian dijual ke daerah pemasaran yaitu pasar-pasar di Serang dan tidak jarang hingga ke luar kota. Sedangkan ikan yang besar dan mutunya baik, dijual ke luar kota. 89 Nelayan terkadang menjual ikan hasil tangkapannya di tengah laut. Ikan dibeli oleh palele tengkulak dengan kesepakatan harga tertentu. Selain itu ada pula beberapa konsumen yang membeli ikan langsung kepada nelayan dalam jumlah sedikit. Biasanya para pembeli ini adalah masyarakat sekitar yang membeli ikan untuk konsumsi harian. Pemasaran hasil tangkapan di Karangantu didominasi oleh sistem langgan. Seluruh hasil tangkapan nelayan dijual kepada para langgan, tanpa melalui mekanisme pelelangan di TPI. Dengan demikian nelayan akan mengalami kerugian besar saat musim ikan, karena harga ditentukan oleh langgan. Fasilitas sarana dan prasarana yang kurang memadai merupakan salah satu faktor TPI tidak berfungsi sebagai pusat jual beli hasil tangkapan, di samping kurangnya pemantauan dan tindakan tegas para petugas TPI terhadap aktivitas penjualan hasil tangkapan. Selain itu ketergantungan nelayan pada langgan sebagai pemberi modal juga membawa pengaruh buruknya kondisi perikanan bagi para nelayan kecil. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran lembaga keuangan yang sulit memberikan pinjaman kepada nelayan sehingga mereka beralih mencari alternatif pinjaman kepada pemberi keuangan yang bersifat informal, yaitu langgan. 4.13 Komponen Penunjang Perikanan Gillnet 4.13.1 Tempat pelelangan ikan TPI