22
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Perairan dan Perikanan di Tempat Penelitian
Perairan Karangantu terletak di Pantai Utara Jawa Barat, cakupan wilayah dibatasi 5?49’45” LS sampai dengan 6?02’00” LS dan 106?03’20” BT sampai dengan
106?16’00”BT. Kedalaman perairan antara 2 sampai dengan 13 meter, tetapi dibagian mulut teluk dapat mencapai 20 meter. Dasar perairan pasir berlumpur
terutama dibagian dekat pantai yang landai. Di perairan ini mengalir beberapa sungai yaitu Sungai Wadas, Domas, Soge, Kemayungan, Baros, Banten dan Sungai
Pelabuhan, terutama sungai pelabuhan telah lama tersumbat yang menyebabkan pendangkalan semakin tinggi di bagian muaranya. Di peraiaran juga banyak
ditemukan padang lamun yang tumbuh pada perairan yang dangkal dengan dasar berpasir Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Serang, 2004.
Dalam Undang-Undang No. 31 tahun 2004 mengenai perikanan, definisi dari perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan, sedangkan yang dimaksud dengan usaha perikanan adalah semua usaha peroranganbadan hukum untuk menangkap atau
membudidayakan ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial. Adapun penangkapan ikan adalah
kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alatcara apapun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal atau memuat, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkan.
2.2 Potensi Sumberdaya Perikanan SdP dan Tingkat Pemanfaatan
Potensi sumberdaya ikan merupakan modal dasar pembangunan dan pengembangan perikanan dan kelautan. Potensi perikanan dan kelautan di Kabupaten
Serang yaitu ikan pelagis kecil dan sedang antara lain teri, lemuru, tongkol, kembung, tembang, layang, selar, pepetek dan lain- lain, dengan potensi lestari sebesar 1319 ton
per tahun dan tingkat pemanfaatannya yang tinggi dan pernah mencapai 124 pada tahun 1993 termasuk upaya tangkap lebih over fishing. Upaya penangkapan
dikatakan over fishing jika upaya tangkapannya menghasilkan tangkapan ikan melebihi potensi yang diperbolehkan. Potensi yang diperbolehkan adalah 80 dari
23 potensi lestari, sedangkan potensi lestari adalah 50 dari potensi biomassa ikan yang
ada pada suatu perairan Dahuri, 2002. Potensi sumberdaya perikanan dalam suatu wilayah perairan perlu diketahui
untuk optimalisasi pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya. Jika sumberdaya yang dieksploitasi melebihi dari potensi lestarinya maka dikhawatirkan akan terjadi
penurunan biomassa yang dapat mengakibatkan hilangnya sumberdaya tersebut. Setiap bentuk pamanfaatan yang bersifat eksploitatif terhadap sumberdaya hayati ikan
akan mempengaruhi sistem keseimbangan dari suatu ekosistem. Pemanfaatan yang hanya menekankan pada kepentingan ekonomis saja dapat menyebabkan pergeseran
keseimbangan dari tipe “K” ekosistem yang aliran energi dan siklus materinya seimbang dan efisien ke tipe “r” ekosistem yang aliran energi dan siklus materinya
seimbang dan boros, sehingga produktivitas dan daya dukungnya berkurang Tuwo, 2001.
Penentuan potensi lestari MSY dan upaya optimum hanya dapat dilakukan jika parameter b pada persamaan Z = a + bX bernilai negatif, yang artinya
penambahan effort akan menyebabkan penurunan produktivitas CPUE. Jika diperoleh slope b bernilai positif maka tidak dapat ditentukan besarnya pendugaan
stok maupun effort optimum, tetapi dapat disimpulkan bahwa jumlah effort masih dapat ditingkatkan untuk memperbesar produksi hasil tangkapan Sparre and
Venema, 1992.
2.3 Daerah Penangkapan Ikan DPI