Ikan layang Ikan kembung

5.4.4 Ikan layang

Potensi lestari ikan layang MSY sebesar 21.074.291 kgtahun, dengan upaya tangkap optimum f opt sebanyak 1.290 triptahun. Periode 1997-2005 rata- rata tingkat pemanfaatan layang sebesar 43 dan upaya tangkap sebesar 324. Pada tahun 1997-1998 tingkat pemanfaatan antara 60-61 sedangkan upaya tangkap mencapai 202-210. Pada tahun 1999-2002 tingkat pemanfaatan menurun yaitu rata-rata sebesar 14, dengan upaya tangkap mengalami peningkatan hingga berkisar 332-456. Pada tahun 2003-2005, tingkat pemanfaatan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 65; 71; 75 dengan upaya tangkap 312; 258; 328 Tabel 9. Gambar 21, memperlihatkan bahwa tingkat pemanfaatan layang dalam periode 9 tahun masih berkisar dibawah titik MSY, namun upaya tangkap jauh melampaui upaya optimum f opt . Besarnya upaya tangkap pada pemanfaatan layang disebabkan karena jenis ikan tersebut ditangkap dengan menggunakan beragam alat tangkap. Ikan layang sebagai ikan pelagis kecil dan rata-rata tersebar di perairan dekat pantai mempermudah nelayan untuk mengoperasikan berbagai jenis alat tangkap. Armada tangkap berukuran relatif kecil dengan waktu melaut trip yang singkat menyebabkan perhitungan upaya tangkap yang tinggi. Tabel 9 Penentuan tingkat pemanfaatan dan tingkat upaya tangkap ikan layang periode 1997-2005 berdasarkan kurva surplus produksi model Fox Tahun Effort Std trip Produksi kg CPUE kgtrip Ln CPUE Tgkt. pfn. Tgkt. upaya tkp. 1997 2.606 12.628.700 4.846 8,5 60 202 1998 2.709 12.912.800 4.767 8,5 61 210 1999 4.280 2.921.800 683 6,5 14 332 2000 4.760 2.981.000 626 6,4 14 369 2001 5.850 2.992.000 511 6,2 14 453 2002 5.889 2.882.300 489 6,2 14 456 2003 4.022 13.799.290 3.431 8,1 65 312 2004 3.325 14.886.490 4.477 8,4 71 258 2005 4.226 15.903.500 3.763 8,2 75 328 Jumlah 37.667 81.907.880 18.747 67,1 389 2919 Rata- rata 4.185 9.100.876 2.083 7,5 43 324 Gambar 21 Produksi layang di Provinsi Maluku Utara menurut model Fox

5.4.5 Ikan kembung

Potensi lestari ikan kembung MSY sebesar 3.179.139 kgtahun, dengan upaya tangkap optimum f opt sebanyak 3.953 triptahun. Periode 1997-2005 rata- rata tingkat pemanfaatan kembung rata-rata sebesar 95 dan upaya tangkap sebesar 79. Tingkat pemanfaatan periode 1997-2001 berkisar 110-112, kemudian tingkat pemanfaatan menurun pada tahun 2002-2003 yakni masing- masing sebesar 62 dan 72. Tingkat pemanfaatan kembali meningkat pada tahun 2004 sebesar 101 dan mengalami penurunan pada tahun 2005 yakni sebesar 73 Tabel 10. Gambar 22, memperlihatkan bahwa tingkat pemafaatan kembung pada tahun 1997-2001 dan tahun 2004 berada diatas titik MSY. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya upaya tangkap pada tahun-tahun tersebut, kecuali pada tahun 2004 dengan upaya tangkap yang rendah. Tingginya tinggkat pemanfaatan sebagai akibat dari banyaknya upaya tangkap dapat diduga bahwa sumberdaya ikan kembung di Provinsi Maluku Utara pada tingkat padat eksploitasi. Kondisi ini dapat dilihat dengan rendahnya nilai produktivitas pada setiap jenis alat tangkap. Dari enam jenis lat tangkap yang dipergunakan untuk penangkapan kembung memiliki nilai rata-rata CPUE berkisar 54-977 kgtrip. 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 1000 2000 3000 4000 5000 6000 Upaya tangkap trip P roduk s i k g MSY = 21.072.291 kg fopt = 1.290 trip ,01,02 2000 1999 2005 2003 1998 2004 1997 Ikan kembung merupakan jenis ikan pelagis kecil yang tersebar di wilayah pesisir menyebabkan intensitas penangkapan lebih besar dengan menggunakan beragam jenis alat tangkap. Selain itu berdasarkan informasi dari masyarakat pesisir di Halmahera Selatan dan Halmahera Utara, bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya penipisan sumberdaya ikan kembung adalah sering ditangkap dengan menggunakan alat tangkap yang dapat membahayakan populasi dan habitat ikan tersebut terutama berupa bom. Walaupun membahayakan bom masih merupakan pilihan bagi oknom-oknom tertantu untuk mendapatkan hasil maksimal tanpa berpikir resiko yang dihadapi. Untuk mengatasi permasalahan ini ada tiga hal yang perlu dipertimbangan yaitu; 1 pengawasan terhadap wilayah pesisir diintesifkan dengan melibatkan peran masyarakat lokal yang memiliki hak penguasaan terhadap potensi wilayahnya, 2 perlu adanya penetapan jenis alat tangkap dan jumlah upaya tangkap effort dengan cara memprioritaskan alat tangkap yang memiliki produktivitas CPUE yang tinggi, dalam hal ini alat tangkap jaring insang, 3 pertimbangan biologi, maka perlu dilakukan pembatasan upaya penangkapan, yaitu mengadakan selekasi terhadap alat tangkap yang tidak ramah lingkungan agar tidak digunakan dalam penangkapan sehingga keberlangsungan sumberdaya ikan kembung tetap dipertahankan. Tabel 10 Penentuan tingkat pemanfaatan dan tingkat upaya tangkap ikan kembung periode 1997-2005 berdasarkan kurva surplus produksi model Fox Tahun Effort Std trip Produksi kg CPUE kgtrip Ln CPUE Tgkt. pfn. Tgkt. upaya tkp. 1997 3.941 3.243.300 823 6,7 102 100 1998 3.666 3.497.300 954 6,9 110 93 1999 2.181 3.506.400 1.608 7,4 110 55 2000 4.288 3.560.139 830 6,7 112 108 2001 4.438 3.571.277 805 6,7 112 112 2002 2.229 1.960.600 880 6,8 62 56 2003 3.040 2.278.299 750 6,6 72 77 2004 1.545 3.198.700 2.070 7,6 101 39 2005 2.899 2.306.763 796 6,7 73 73 Jumlah 28.227 23.879.478 8692 55,4 853 714 Rata- rata 3.136 2.653.275 966 6,15 95 79 Gambar 22 Produksi kembung di Provinsi Maluku Utara menurut model Fox

5.4.6 Ikan julung-julung