Gambar 22 Produksi kembung di Provinsi Maluku Utara menurut model Fox
5.4.6 Ikan julung-julung
Gambar 22, menjelaskan bahwa potensi lestari ikan julung-julung MSY sebesar 3.551.992 kgtahun, dengan upaya tangkap optimum f
opt
sebanyak 5.848 triptahun. Periode 1997-2005, tingkat pemanfaatan ikan julung-julung rata-rata
tinggi yaitu sebesar 85 dengan upaya tangkap sebesar 54. Pada tahun 1997- 2000, tingkat pemanfaatan berkisar 68-82 atau rata-rata sebesar 76, dengan
upaya tangkap yang digunaka berkisar 43-48 atau rata-rata sebesar 45. Nilai tingkat pemanfaatan dan upaya tangkap peridoe ini dapat diinterpretasikan bahwa
untuk mencapai pemanfaatan pada tingkat maksimum maka perlu penambahan produksi sebesar 24. Sedangkan upaya tangkap yang diperlukan dalam
pemanfaatan sebesar 55. Pada tahun 2001 tingkat pemanfaatan ikan julung- julung mengalami peningkatan hingga mencapai nilai 99 dengan upaya tangkap
sebesar 58. Kondisi ini berarti tingkat pemanfaatan ikan julung-julung pada tahun 2001 telah melewati jumlah tangkapan yang diperbolehkan, dengan upaya
tangkap yang diperlukan sebesar 42. Walaupun penambahan upaya tangkap hingga mencapai 3.367 trip, tetapi diikuti dengan penambahan produksi hingga
mencapai 3.560.279 kg sehingga nilai produktivitas CPUE sebesar 1.041 kgtrip. Pada tahun 2002-2003, nilai tingkat pemanfaatan berturut-turut adalah 82,
93 dengan upaya tangkap berturut-turut 61, 64. Walaupun tingkat pemanfaatan menurun tetapi uapaya tangkap mengalami peningkatan
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
3500000 4000000
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000
Upaya tangkap trip P
ro duk
si k
g
2003 1997
2004 2005
2002 1999
1998 00,01
MSY = 3.179.139 kg
fopt = 3.953 trip
menyebabkan nilai produktivitas CPUE antara dua tahun ini ikut menurun yakni 813 kgtrip pada tahun 2002 dan 858 kgtrip pada tahun 2003. Pada tahun 2004,
tingkat pemanfaatan sebesar 93 dengan upaya tangkap sebesar 54. Tingginya tingkat pemanfaatan dan upaya tangkap yang menurun sehingga nilai CPUE
sebesar 1.055 kgtrip. Pada tahun 2005 tingkat pemanfaatan meningkat sebesar 94 dengan upaya tangkap sebesar 71 dapat mengakibatkan nilai produktivitas
CPUE menurun hingga 808 kgtrip. Data tingkat pemanfaatan selengkapnya dapat disimak pada Tabel 11.
Tingginya tingkat pemanfaatan diduga stok ikan julung-julung mengalami penipisan. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan giob pukat cincin mini,
yang dihususkan dalam penangkapan ikan julung-julung bahwa beberapa tahun terakhir ini nelayan sudah mengeluhkan bahwa hasil tangkapan mereka terus
menurun dari waktu ke waktu, tanpa mengetahui secara pasti apa penyebabnya. Penurunan hasil tangkapan total dari waktu ke waktu secara langsung
berpengaruh pada jumlah pendapatan bagi hasil dari nelayan anak buah kapal. Tetapi karena tidak ada alternatif sumber pendapatan lain, maka kegiatan ini terus
dilakukan walaupun hasil yang diperoleh tidak sebagaimana diharapkan. Informasi dari nelayan juga menyatakan bahwa ritual ikan julung-julung
memasuki suatu kawasan perairan teluk dalam gerombolan yang relatif besar pada waktu sore hari, dengan tujuan untuk memijah. Waktu pemijahan terjadi pada
waktu menjelang malam atau sekitar jam 07.00. Setelah memijah kawanan ikan ini membentuk formasi dan mengelilingi perairan yang telah berubaha warna
menjadi keputih-putihan. Sekitar jam 08.00-09.00 kawanan ikan ini menghilang dan nelayan tidak mengetahui kemana arahnya. Kondisi ini dimanfaatkan oleh
nelayan untuk melakukan penangkapan pada sore hari, dimana sebenarnya ikan belum sempat memijah. Hal ini menyebabkan populasi jenis ikan mengalami
penurunan yang cukup darastis dari waktu ke waktu. Sehingga akhir-akhir ini stok ikan julung-julung diduga hanya dapat bertahan di beberapa kawasan perairan
terutama pada kawasan perairan yang terdapat hamparan pulau-pulau kecil dan kondisi ekologi karang, padang lamun dan mangrove masih relatif baik.
Untuk melangkah pada kebijakan operasional maka sangatlah perlu terlebih dahulu memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada nelayan tentang daur
hidup ikan julung-julung. Kemudian mengajak masyarakat nelayan secara bersama, baik dalam bentuk partisipatori atau ko-manajemen, menyusun program
dan langkah-langkah nyata untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Sangat sulit untuk menerapkan kebijakan pelarangan alat tangkap atau penutupan daerah
dan musim penangkapan ikan. Mungkin akan lebih mudah meminta kesediaan nelayan untuk menunjuk dan menetapkan sebagian kecil wilayah perairan sebagai
daerah perlindungan laut bersama sanctuary area, dengan penjelasan rasional dan diterima oleh semua kalangan. Dengan demikian, manusia secara sadar dan
rela mengijinkan eksistensi ikan ikan julung-julung di alam. Tabel 11 Penentuan tingkat pemanfaatan dan tingkat upaya tangkap ikan julung-
julung periode 1997-2005 berdasarkan kurva surplus produksi model Fox
Tahun Effort
Std trip
Produksi kg
CPUE kgtrip
Ln CPUE Tgkt. pfn.
Tgkt. upaya tkp. 1997 2.489
2.414.893 970
6,9 68
43 1998 2.543
2.889.660 1.137
7,0 81
43 1999 2.555
2.897.966 1.134
7,0 82
44 2000 2.835
2.590.659 914
6,8 73
48 2001 3.367
3.506.279 1.041
6,9 99
58 2002 3.581
2.910.337 813
6,7 82
61 2003 3.750
3.217.228 858
6,8 91
64 2004 3.142
3.314.921 1.055
7,0 93
54 2005 4.154
3.355.387 808
6,7 94
71 Jumlah 25.926
24.682.437 7.759
54,9 763
486 Rata-
rata 2.881 2.742.493
862 6,1
85 54
Gambar 23 Produksi julung-julung di Provinsi Maluku Utara menurut model Fox
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
3500000 4000000
5000 10000
15000 20000
Upaya tangkap trip P
ro duk
s i k
g
MSY = 3.551.992 kg
fopt = 5.848 trip 2002
2003 2005
2004 2001
2000 1997
98,99
5.5 Tinjauan Perkembangan Data Produksi dan Upaya Tangkap