Integrated Marketing Communication Kampoeng Batik Laweyan

commit to user Setelah dibentuknya Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, kegiatan promosi masih dilakukan secara perorangan oleh tiap pengusaha, namun promosi tersebut lebih bersifat mempromosikan komoditi atau produk, misalnya Batik. Sedangkan promosi yang dilakukan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan adalah promosi kawasan Laweyan sebagai daerah tujuan wisata. Dalam mempromosikan Kampoeng Batik Laweyan tersebut, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan melakukan komunikasi pemasaran secara terpadu atau disebut dengan Integrated Marketing Communication IMC.

D. Integrated Marketing Communication Kampoeng Batik Laweyan

Kegiatan Integrated Marketing Communication IMC yang dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan adalah :

a. Personal selling Penjualan personal

Sifat dari personal selling atau biasa juga disebut sebagai penjualan personal adalah adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara pembeli dan penjual, selain itu adanya kemungkinan hubungan yang lebih akrab serta adanya situasi yang seolah-oleh pembeli harus mendengar, memperhatikan dan menanggapi, sifat tersebut menjadi kelebihan tersendiri dari penjualan personal. Dalam Kampoeng Batik Laweyan, setiap individu baik pengusaha Batik, pengusaha handycraft, maupun pengusaha kuliner yang ada di Kampoeng Batik Laweyan mempergunakan metode ini. Kegiatan penjualan personal terjadi di gerai-gerai ataupun showroom-showroom Batik masing-masing pengusaha. Untuk commit to user mendukung kegiatan penjualan personal masing-masing pengusaha Laweyan, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dalam kegiatan Jelajah Kampoeng Laweyan memberikan kesempatan dimana setiap masyarakat yang mengikuti paket wisata Jelajah Kampoeng Batik Laweyan ini diajak untuk mengunjungi beberapa showroom yang ada di Kampoeng Batik Laweyan, hal tersebut membantu pengusaha Batik pada khususnya untuk menjual produknya secara personal kepada masyarakat yang mengikuti paket wisata Jelajah Kampoeng Batik Laweyan tersebut. Untuk pemerataan, maka ada jadwal tertentu yang dibagikan pada para pengusaha Batik sehingga tidak hanya showroom Batik tertentu saja yang dikunjungi. Sebelum kunjungan peserta paket wisata Jelajah Kampoeng Batik Laweyan, setiap pengusaha Batik yang akan dikunjungi selalu diberi pemberitahuan terlebih dahulu, sehingga pengusaha Batik dan pemilik showroom Batik lebih ter-koordinir dan dapat menyesuaikan dengan waktu kunjungan peserta. Jenis pengusaha Batik yang dikunjungi juga tergantung pada kebutuhan para peserta kunjungan, ada yang bertujuan untuk belanja Batik, sekedar jalan- jalan atau untuk belajar membatik.

b. Promosi penjualan

Salah satu kegiatan promosi penjualan yang dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan adalah Solo Batik Sale. Acara Solo commit to user Batik Sale sendiri merupakan acara penjualan Batik bersama yang bertujuan menggairahkan kembali usaha Batik di Solo dengan memberikan diskon sebesar 45 selama bulan Oktober yang merupakan bulan pelaksanaan World Heritage Cities Converence and Expo WHCCE dan Solo International Ethnic Music SIEM. Dalam kegiatan tersebut, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan melakukan koordinasi kepada pengusaha Batik Laweyan yang ambil bagian pada acara Solo Batik Sale. Kampoeng Batik Laweyan juga menjadi tuan rumah bagi pembukaan acara Solo Batik Sale yang dilaksanakan pada tanggal 25 September 2008 di Graha Niekmat Rasa. Acara Solo Batik Sale tersebut dibuka oleh Ketua Panitia Solo Batik Sale, Baningsih Bradach Tedjokartono. Acara pembukaan Solo Batik Sale tersebut menjadi acara inti dari malam Selawenan bulan September 2008. Gambar 3.1 Spanduk dan Umbul-umbul Solo Batik Sale di Showroom Batik commit to user Putra Laweyan Gambar 3.2 Acara Pembukaan Solo Batik Sale di Graha Niekmat Rasa Laweyan commit to user

c. Public Relations Hubungan Masyarakat

a. Public Relations Baik disadari atau tidak setiap organisasi mempunyai kegiatan hubungan masyarakat atau Public Relations, hal tersebut juga dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan. Yang ditunjuk menjadi PR dari Kampoeng Batik Laweyan adalah Hari, yang juga pemilik Rumah Makan dan Graha Niekmat Rasa, namun semua pengurus Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan juga berperan aktif sebagai Public Relations bagi Kampoeng Batik Laweyan. b. Kantor Sekretariat Pusat Informasi dan Promosi sebagai kegiatan Corporate Communication commit to user Untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi tentang Kampoeng Batik Laweyan, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan memiliki sebuah sekretariat. Kantor sekretariat tersebut selain berfungsi sebagai pusat informasi dan promosi, juga berfungsi sebagai tempat rapat, dan koordinasi antar pengurus Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, dan juga dengan masyarakat Kampoeng Batik Laweyan. Gedung kesekretariatan tersebut berada di Jl. Dr. Rajiman 521 Laweyan Solo dengan nomer telepon 0271 712276 dan fax. 0271 738724. Tidak hanya wisatawan saja yang mencari informasi di kantor tersebut, namun dari kalangan akademis seperti pelajar, mahasiswa bahkan dosen yang tertarik untuk melakukan penelitian di Kampoeng Batik Laweyan juga melakukan pencarian data dan wawancara di kantor sekretariat tersebut. Salah satunya, pada tanggal 7 November 2008 pukul 14.00, sebanyak 8 orang siswa SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta mengadakan wawancara dan pencarian data di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. Dalam kegiatan tersebut, 8 siswa tersebut ditemui secara langsung oleh Widiarso, koordinator Bidang Litbang Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan. Gambar 3.3 Kantor Sekretariat Pusat Informasi dan Promosi Kampoeng Batik Laweyan commit to user c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak sebagai kegiatan Corporate Communication Kegiatan Public Relations Forum Pengembangan Kampoeng Laweyan juga dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai pihak. Di antaranya dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Propinsi Jawa Tengah, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Tengah. Kegiatan kerjasama tersebut dilakukan melalui pelatihan-pelatihan, diantaranya: i. Diklat Pembuatan Makanan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Surakarta. commit to user Diklat pembuatan makanan tersebut dilaksanakan pada tanggal 20 sampai 25 Oktober 2008 pada pukul 09.00 sampai pukul 14.00 dengan pembicara Ir. Linda Kurniawati MS, dosen teknologi pangan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Tujuan pelaksanaan diklat tersebut adalah untuk ilmu yang diberikan dapat membuat peserta menjadi tergerak untuk menambah pendapatannya. Sasaran kegiatan tersebut adalah masyarakat umum baik warga Kampoeng Batik Laweyan maupun di luar kawasan Kampoeng Batik Laweyan. Jumlah peserta diklat tersebut sebanyak 20 orang. Dalam sehari peserta diberi materi empat hingga lima resep, seperti pembuatan tepung pisang, manisan tomat rasa kurma, dan sirup lidah buaya. Tempat pelaksanaan diklat makanan tersebut di Batik Training Center Kampoeng Batik Laweyan, Batik Training Center awalnya adalah sebuah Langgar putri yang kemudian difungsikan menjadi gedung pertemuan warga dan juga pusat kegiatan di Kampoeng Batik Laweyan. Kerjasama dengan Dinas Perdagangan Perindustrian dan Penanaman Modal Kota Surakarta memberikan manfaat kepada Kampoeng Batik Laweyan, diantaranya peserta dari daerah lain yang mengikuti acara diklat pembuatan makanan tersebut secara tidak langsung mengunjungi dan mengenal Kampoeng Batik Laweyan, kemudian diharapkan masyarakat tersebut akan tertarik untuk datang lagi ke Kampoeng Batik Laweyan sebagai wisatawan. Sedangkan bagi masyarakat Kampoeng Batik Laweyan yang mengikuti diklat tersebut, commit to user diklat tersebut dapat menjadi sarana pemberdayaan masyarakat yang nantinya akan menjadi pemberdayaan bagi kawasan Kampoeng Batik Laweyan. Gambar 3.4 Kegiatan Diklat Pembuatan Makanan ii. Pelatihan AMT Achievement Motivation Training bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Surakarta. AMT adalah pelatihan motivasi untuk meningkatkan prestasi diri. Pelatihan AMT dilaksanakan di Batik Training Center BTC pada tanggal 29 Oktober hingga 1 November 2008 pukul 09.00 sampai pukul 16.00. instruktur dalam pelatihan tersebut didatangkan langsung dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Penanaman Modal Jawa Tengah. Gambar 3.5 commit to user Kegiatan Diklat Achievement Motivation Training iii. Pelatihan membatik di museum Radyapustaka Solo Dalam rangka ulang tahun museum Radyapustaka pada tanggal 26 Oktober 2008, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan memberikan pelatihan membatik bagi masyarakat umum. Dalam pelatihan yang diselenggarakan di depan museum Radyapustaka tersebut, peserta diberi kesempatan membatik di atas kain selebar 30x 30 cm, baik memakai canting dan malam maupun memakai metode tolet Batik lukis. Kegiatan tersebut diikuti oleh 23 peserta baik dari kalangan LSM, pelajar, wiraswasta hingga guru. Kebanyakan peserta adalah orang yang mengenal Batik tapi baru pertama kali membatik. Dalam pelatihan tersebut, Taufik Tri Lutfianto, pengurus Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan commit to user memberikan materi singkat tentang proses pembuatan Batik, kemudian peserta diberikan kesempatan untuk mempraktekkan materi tersebut. “…baru ini mbak saya membatik, maka seneng saya belajar membatik, bagus untuk kita yang belum mengenal Batik, kan katanya Batik adalah ciri khas Indonesia, masa nggak dipelajari” wawancara Maryono, peserta dari LSM Formasi, 26 Oktober 2008 “Saya belum pernah membatik tapi sering ngajari anak, guru sih saya..” wawancara Tutik peserta sekaligus guru, 26 Oktober 2008 Gambar 3.6 Kegiatan Pelatihan membatik di museum Radyapustaka Solo commit to user iv. Training Kewirausahaan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan kerjasama dengan DED Deutscher Entwicklungsdienst dari Jerman untuk memberikan training kewirausahaan bagi industri kecil dan menengah UKM dengan peserta yang berjumlah 18 orang, 10 orang dari Laweyan dan 8 orang lainnya dari luar Laweyan. “DED ’kan sudah lama kerjasama dengan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, kan mereka sudah punya misi untuk bisa mengembangkan Kampoeng Batik Laweyan, dari yang produsen besar dan kecil seperti ini karenanya kalau kita mau mengadakan kegiatan selalu konfirmasi dulu dengan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, kita juga minta data list dari sana, dan pada hasilnya ini ada 10 orang dari Laweyan dan 8 orang yang lain dari luar di seluruh kota Surakarta.” wawancara Fikri Asih Wigati, Project Assistant DED, 7 November 2008 Kegiatan tersebut diadakan di Batik Training Center pada tanggal 3 sampai 7 November 2008 dari pukul 10.00 pagi sampai pukul 14.00. Sasaran kegiatan tersebut adalah masyarakat umum. Gambar 3.7 Kegiatan Training Kewirausahaan commit to user v. Pelatihan membatik di SD Dja’matul Ichwan Laweyan. Untuk memperkenalkan Kampoeng Batik Laweyan kepada anak- anak, sekaligus untuk melatih anak-anak mengenal proses pembuatan kain Batik, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan bekerjasama dengan SD Dja’matul Ichwan Laweyan mengadakan pelatihan membatik. Pelatihan tersebut dilaksanakan pada tanggal 25 September 2008 pukul 10.00 di lapangan SD Dja’matul Ichwan. Kegiatan tersebut terdiri dari dua sesi, sesi pertama adalah pemberian materi yang dilaksanakan di dalam kelas, peserta pelatihan yang terdiri dari siswa kelas 5 dan kelas 6 tersebut diberi materi tentang proses produksi Batik baik Batik tulis maupun Batik tolet Batik lukis. Pada sesi kedua peserta diberi kesempatan untuk melakukan praktek pembuatan Batik. Peserta dibagi menjadi 12 kelompok, dan masing-masing kelompok terdiri dari 8 sampai 10 orang. Tiap kelompok mendapatkan 1 buah kain putih berukuran 1 meter x 1 meter sebagai media pembuatan Batik. commit to user Gambar 3.8 Pelatihan membatik di SD Dja’matul Ichwan Laweyan. vi. Pelatihan mewarnai batik PAUD Pendidikan Anak Usia Dini Bina Bangsa. Pada tanggal 15 November, sebanyak 50 siswa PAUD Bina Bangsa belajar mewarnai Batik di Batik Training Center Laweyan. Kegiatan tersebut dimulai pada pukul 09.00. Dalam kegiatan pelatihan mewarnai Batik tersebut, siswa PAUD diberi pengenalan proses melukis Batik. Pertama-tama setiap siswa dibagikan selembar kain putih 30x30cm, kemudian mereka diberi waktu untuk menggambar motif dengan pensil. Kemudian motif tersebut di beri malam oleh pembatik, kemudian anak- anak tersebut memberi warna pada kain dengan metode tolet lukis. commit to user Gambar 3.9 Pelatihan mawarnai batik PAUD Pendidikan Anak Usia Dini Bina Bangsa. Selain pelatihan yang dilaksanakan oleh Forum Kampoeng Batik Laweyan, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan juga menjadi peserta pelatihan yang diadakan oleh dinas-dinas dan berbagai instansi. Dengan mengikuti pelatihan tersebut, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dapat mengembangkan daerah tujuan wisata Kampoeng Batik Laweyan, dan menjalin relasi dengan peserta maupun dinas terkait. 1. Pelatihan Teknik-teknik Pemasaran Melalui Internet yang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah pada 27 Agustus commit to user 2008 di Hotel Agas Solo. Kegiatan tersebut bertujuan memperkenalkan internet dan hal-hal yang berhubungan dengan internet, seperti website, e- mail, dan chatting serta mengajarkan teknik-teknik pemasaran melalui media internet. 2. Pelatihan dan Praktek Kerja Lapangan Teknis Pemasaran Pariwisata di Restoran RIA Manahan pada 27 Agustus 2008 oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Dalam pelatihan tersebut diberikan materi berupa marketing mix daerah pariwisata, kiat memuaskan pelanggan, dan kiat sukses meningkatkan usaha jasa pariwista.. 3. Pelatihan Peningkatan Kemampuan Pemanfaatan Teknologi melalui Desain Batik yang diselenggarakan oleh Dinas Perdagangan Perindustrian dan Penanaman Modal Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 27 hingga 29 Oktober 2008 di Hotel Indah Palace Solo. Kegiatan tersebut dipimpin oleh tiga orang instruktur dari Dinas Perdagangan Perindustrian dan Penanaman Modal Propinsi Jawa Tengah. Pelatihan tersebut diikuti oleh 28 peserta dari kalangan pengusaha Batik, seperti dari Kampung Batik Kauman, Kampoeng Batik Laweyan, dan KUB Batik Warna Alam Joyotakan. “Kebetulan pesertanya semuanya ini kebetulan satu jenis komoditi jadi dari pengusaha Batik semua, saat kita keliling ke Jawa Tengah, baru kali ini kita temukan peserta yang sejenis, jadi mungkin kita lebih gampang mengarahkannya untuk mengembangkan teknologi desain itu jalan bareng…”wawancara S. Hayudadi, instruktur, 27 Oktober 2008 commit to user Dalam pelatihan tersebut, peserta diberikan materi yang berkaitan dengan desain Batik, seperti kreativitas, sejarah desain, teori warna dan tekstur, serta dasar desain. Peserta juga diberikan kesempatan untuk melakukan praktek desain dengan media kertas dan alat seperti pastel, pensil dan lilin. Gambar 3.10 Pelatihan Peningkatan Kamampuan Pemanfaatan Teknologi melalui Desain Batik. d. Publikasi Publikasi yang digunakan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik dalam memasarkan Kampoeng Batik Laweyan, melalui : commit to user a. Publikasi melalui media cetak 1. Peliputan surat kabar dan majalah Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan menjalin hubungan kerjasama dengan beberapa surat kabar lokal seperti Solopos, Suara Merdeka, Joglosemar, Radar Solo dan surat kabar nasional, Kompas. Sedangkan majalah yang pernah melakukan peliputan di Kampoeng Batik Laweyan adalah Majalah Saudagar. Kerjasama antara Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dan media cetak adalah kerjasama dalam peliputan berita, serta pemuatan Press Release sebuah acara. Surat kabar yang secara intens meliput Kampoeng Batik Laweyan adalah Solopos. Setiap satu bulan sekali, Solopos selalu meliput acara Selawenan yang diselenggarakan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan. Hasil liputan tersebut dimuat di Harian Solopos sehari setelah acara tersebut berlangsung. 2. Press release dan permohonan peliputan berita Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan juga pernah mengirimkan press release pada beberapa media cetak. Press release tersebut bertujuan untuk mengundang wartawan surat kabar tersebut untuk meliput acara Selawenan, namun pengiriman press release tersebut hanya berlangsung sampai tiga kali pelaksanaan Selawenan yaitu pada Selawenan bulan April 2007 hingga Selawenan bulan Juni 2007, setelah itu Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan hanya mengirimkan commit to user surat permohonan peliputan berita saja. Hal tersebut terjadi karena adanya kendala kurangnya personel yang berpengaruh pada terbatasnya waktu persiapan kegiatan Selawenan sehingga tidak ada persiapan untuk membuat press release jauh hari sebelum pelaksanaan acara Selawenan. “…karena itu tadi terkendala personil, cuman biasanya tu kita tiga hari sebelumnya kita mesti press release, kita ada press release untuk putaran satu sampai keberapa saya lupa, putaran ke tiga.. cuman sekarang kita oyak-oyakan keterbatasan waktu maka kita nggak pernah press release hanya kita permohonan penulisan berita aja, jadi pemuatan dari malam Selawenan itu mesti setelah acara, dulu kan sebelum acara mesti ada setelah itu juga terbit Selawenan tadi malam itu gini gini gini,…”wawancara Taufik Tri Lutfianto, anggota Bidang Litbang Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan,sekaligus Ketua Selawenan, 9 Agustus 2008 “Kita hanya tiga kali memasukkan press release pada acara Selawenan, setelah itu tidak pernah, pihak media yang melakukan liputan sendiri ke Laweyan” wawancara Widiarso, koordinator Bidang Litbang Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, 19 Agustus 2008 Selain press release acara Selawenan, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan juga pernah mengeluarkan press release untuk mengundang wartawan meliput peresmian brand Laweyan “Laweyan, The Central Batik and Heritage of Java” “…eh saya pernah ngundang sekali pada waktu press release tentang Laweyan the Central Batik and Heritage of Java, itu aja, yang lainnya nggak pernah ngundang. Baik media massa, media elektronik, majalah.” Wawancara Alpha Pabela, Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, 7 November 2008 3. Brosur commit to user Selain melalui Surat Kabar dan Majalah, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan juga melakukan publikasi melalui media brosur. Brosur dicetak dalam dua model. Model yang pertama berisi penawaran paket perjalanan Kampoeng Batik Laweyan, yaitu Paket Laweyan 1 dengan harga Rp 30.000,00 per orang dan paket Laweyan 2 dengan harga Rp. 25.000,00 per orang. Brosur tersebut ditujukan kepada masyarakat umum yang tertarik untuk mengunjungi Kampoeng Batik Laweyan. Sedangkan brosur yang kedua berukuran lebih besar, dan isinya relatif lebih lengkap, yaitu tentang situs bersejarah yang ada di Laweyan, karya seni Batik, arsitektur bangunan kuno Laweyan, penawaran paket jelajah Batik, Batik Training Center, hingga acara Selawenan. Brosur kedua ini dibagikan kepada pengunjung stand Kampoeng Batik Laweyan di pameran World Heritage Cities Conference and Expo. b. Publikasi melalui televisi Ada beberapa stasiun televisi yang pernah meliput Kampoeng Batik Laweyan. Stasiun televisi tersebut antara lain televisi lokal, nasional bahkan internasional. TA Tv merupakan salah satu televisi lokal yang pernah meliput Kampoeng Batik Laweyan. Sedangkan televisi nasional yang pernah meliput adalah Trans 7, Trans TV, Indosiar, RCTI, dan SCTV dan juga CNA Chanel News Asia. “Kita punya beberapa channel sebetulnya yang commit to user mengcover Batik Solo dan sebagainya di televisi Singapore CNA.... Wawancara Alpha Pabela, Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, 19 Agustus 2008 Sedangkan stasiun televisi yang pertama kali meliput Kampoeng Batik Laweyan adalah stasiun RCTI dalam program acara Gapura. “…yang pertama kali ngangkat Laweyan itu RCTI ya, setelah diresmikan itu RCTI itu ngangkat, pada waktu itu topiknya Gapura, ada acara namanya Gapura, itu mengcover Laweyan, saya masih inget media elekronik yang pertama kali yang konteksnya mengangkat kampung, kalau untuk shooting- shooting film, biasa, untuk film-film layar lebar itu, sebenarnya kan saya juga berpikir, ko nggo syuting ana apa to? Kita baru, kalau dipromosikan pertama kali ya lewat RCTI itu Gapura.” Wawancara Alpha Pabela, Ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, 7 November 2008 Di bawah ini adalah beberapa proses pengambilan gambar dan penayangan liputan Laweyan : 1. Pada Minggu, 7 September 2008. Tim dari Trans 7 yang merupakan Production House Trans 7 melakukan proses syuting jejak Masjid Nusantara 2 di masjid Laweyan. Proses syuting tersebut dimulai pada pukul 09.00 WIB diawali dengan proses pengambilan gambar arsitektur masjid Laweyan kemudian melakukan penggalian data melalui wawancara dengan pengurus masjid Laweyan, lalu melakukan pengambilan gambar di makam Ki Ageng Henis yang terletak di di kompleks masjid Laweyan, dan diakhiri dengan commit to user melakukan pengambilan gambar proses membatik di batik Mahkota milik Alpha Pabela pada pukul 00.30 WIB. Acara tersebut diproduseri oleh Warid, sedangkan host dari acara tersebut adalah Mario. Acara Jejak Masjid Nusantara 2 yang mengambil lokasi syuting di Laweyan tersebut ditayangkan di Trans 7 pada hari Selasa, 12 September 2008 pukul 04.30. 2. Pada Rabu, 22 Oktober 2008 di stasiun televisi Trans TV pada program Pesona Jelang Sore pukul 16.00 ditayangkan proses membatik di Batik Putra Laweyan milik Gunawan M. Nizar. Gambar 3.11 Proses Pengambilan Gambar Acara ”Jejak Masjid Nusantara 2” di Masjid Laweyan commit to user 3. Pada tanggal 6 November 2008 hingga 8 November 2008, kontributor Indosiar Solo melakukan pengambilan gambar Kampoeng Batik Laweyan Pengambilan gambar tersebut meliputi batik Gress Tenan, wawancara di batik Mahkota dengan Ibu Alpha Pabela, pengambilan gambar rumah kuno Griya Cokro Sumarto dan lain-lain. Proses pengambilan gambar tersebut kemudian ditayangkan pada hari Selasa, 11 November 2008 pada acara Teropong. Gambar 3.12 Proses Pengambilan Gambar Acara ”Teropong” di Batik Mahkota commit to user 4. Pada hari Minggu, 23 November 2008 pukul 16.00 di stasiun televisi Trans Tv pada acara Jelang Sore menayangkan proses pembuatan Batik Tulis menggunakan canting. Lokasi pengambilan gambar tersebut berada di workshop Batik Cempaka, milik pengusaha Batik Laweyan Dhani Arifmawan. e. Event Selawenan Selawenan atau biasa disebut dengan malam Selawenan adalah sebuah event yang rutin diadakan setiap bulan tiap tanggal 25. Asal nama Selawenan diambil dari nama kawasan Kampoeng Batik Laweyan dan nama tanggal pelaksanaannya, yaitu tanggal 25 yang dalam bahasa Jawa disebut selawe, ” ...kenapa kita ambil nama Selawenan? Karena nama kampung kita Laweyan, kemudian diadakan tanggal 25, bahasa Jawanya selawe, sehingga biar orang mudah mengingat diambil nama Selawenan.” wawancara Taufik Tri Lutfianto, Ketua Panitia Selawenan, 21 Juli 2008. Acara Selawenan pertama kali diadakan pada tanggal 25 April 2007. Selawenan memiliki visi menggali, melestarikan dan mengembangkan seni budaya lokal, khususnya Laweyan dan Solo serta budaya Jawa pada umumnya. Sedangkan misi Selawenan adalah sebagai sarana promosi dan informasi Kampoeng Batik Laweyan ke masyarakat luas. commit to user Bentuk dari acara malam Selawenan adalah sarasehan seni budaya dan pentas seni budaya, namun kadang ditampilkan pula pameran seni budaya maupun bazaar yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali atau dua belas kali dalam setahun setiap tanggal 25, dengan satu kali event besar yang diselenggarakan tiap tanggal 25 September bertepatan dengan hari jadi Kampoeng Batik Laweyan. Dalam pelaksanaannya, Acara Selawenan selalu berpindah-pindah tempat, menggunakan ruang tertutup indoor seperti di Balai Kampoeng Laweyan, Batik Merak Manis, Graha Niekmat Rasa, Griya Atmowiryanan, rumah warga, maupun ruang terbuka outdoor di Perempatan Tugu Batik Jl. Sidoluhur Laweyan atau jalan Kampoeng Batik Laweyan, hal tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada baik cuaca maupun tema yang akan diangkat tiap bulannya. Sedangkan format dari acara Selawenan adalah non formal atau tidak resmi dan bersifat kerakyatan sehingga masyarakat yang menghadiri acara tersebut juga tidak dibatasi, karena sasaran dari acara Selawenan adalah semua lapisan masyarakat dan masyarakat yang ingin menyaksikan acara tersebut dapat datang dan menyaksikan acara tersebut tanpa harus membawa undangan, namun untuk formalitas kedinasan dan institusi, acara Selawenan juga menyebar sekitar 100 buah undangan, yang ditujukan antara lain untuk Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta, Dewan Kesenian Surakarta, Institut Seni Indonesia Surakarta ISI Surakarta, DIII Pariwisata Universitas Sahid, LPMK Universitas Sebelas Maret Surakarta UNS commit to user Surakarta, media massa seperti Solopos, Joglosemar, dan Radar Solo. Namun setiap bulan distribusi undangan tersebut senantiasa dikurangi jumlahnya, hal itu untuk lebih memasyarakatkan acara Selawenan, dengan harapan masyarakat dan kedinasan tetap datang walaupun tanpa diberi undangan. Ide pelaksanaan acara Selawenan awalnya muncul karena keinginan untuk mempertahankan tradisi asli Laweyan, yaitu tradisi kelisanan yang dikemas dalam bentuk sarasehan budaya ”....nah dari trus dari tradisi kelisanan itu sendiri, sarasehan kan bagian dari tradisi kelisanan itu sendiri saresehan itu kan juga bagian tradisi kelisanan itu kan tutur, dongeng yang dipelihara kan itu. ” Wawancara Widiarso, koordinator Bidang Litbang Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, 7 September 2008 Oleh karena itu dalam pelaksanaan Selawenan, selalu diadakan pentas seni dan budaya yang kemudian dilanjutkan dengan sarasehan budaya, meskipun begitu tidak menutup kemungkinan untuk mengemas acara Selawenan dalam bentuk pameran baik pameran fotografi maupun foto-foto kuno, serta menampilkan bazaar, asal tidak lepas dari batasan- batasan seni dan budaya. Selain untuk mempertahankan tradisi kelisanan, acara Selawenan juga merupakan upaya mempromosikan kawasan Kampoeng Batik Laweyan yang sejak tanggal 25 September 2004 telah dicanangkan sebagai kawasan wisata, dan diharapkan acara Selawenan mampu menjadi branding bagi Kampoeng Batik Laweyan karena dalam acara tersebut juga commit to user ditampilkan potensi budaya yang ada di Laweyan seperti seni tari, karawitan, ketoprak dan lain-lain. Awalnya acara Selawenan muncul dari adanya acara perkumpulan para saudagar Batik di Laweyan untuk silaturahmi antar pedagang Batik serta untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan usaha Batik mereka. ”...inti awal mula malam Selawenan adalah pengusaha bertemu bareng, ngumpul dan ngomong-ngomong. Tapi lama-lama kalo ditambahi seni pasti lebih menarik....” wawancara Alpha Fabela, ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, 19 agustus 2008 Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Alpha Fabela, ketua Forum Pengembangan Kampoeng Batik pada 7 September 2008 ”....Nek pada waktu itu tokoh-tokoh Batik, tadinya itu dinggo silaturohim pengusaha-pengusaha Batik, jadi belum ke masyarakat, wong kuwi rembugan, ana model anyar cara ne dagang carane pemasaran piye , sarasehan rembugan.” Kemudian dari perkumpulan pengusaha Batik tersebut berkembang menjadi sebuah acara Selawenan yang memiliki fungsi sebagai : 1. tempat untuk bersilaturohim 2. tempat untuk mengekspresikan karya seni 3. tapi juga tidak lepas dari upaya mempromosikan kawasan commit to user Gambar 3.13 Kegiatan Acara “Selawenan”

d. Eksibisi

Eksibisi biasa disebut pameran. Dalam melakukan kegiatan promosinya, Kampoeng Batik Laweyan juga melakukan kegiatan komunikasi pemasaran melalui eksibisi atau pameran. Pameran memiliki kelebihan, yaitu merupakan satu-satunya media periklanan yang menyentuh semua panca indera: mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit. a. Pameran Klaster Wisata Sebagai daerah tujuan wisata yang juga merupakan klaster wisata, Kampoeng Batik Laweyan ikut berpartisipasi dalam pameran commit to user klaster wisata. Kegiatan pameran Klaster wisata tersebut diikuti oleh klaster wisata lain seperti Prambanan dan Bali. Pameran Klaster wisata tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Pameran tersebut dilaksanakan 3 kali dalam setahun. Pameran Klaster wisata yang terakhir yang diikuti oleh Kampoeng Batik Laweyan adalah Pameran Klaster Wisata yang diadakan di Semarang pada tanggal 17 sampai 18 September 2008. b. Peserta Pameran WHCCE Dalam setiap event wisata yang diadakan Pemerintah Kota Surakarta, Kampoeng Batik Laweyan juga ikut berpartisipasi, diantaranya adalah World Heritage Cities Converence and Expo WHCCE, dalam event tersebut Kampoeng Batik Laweyan berpartisipasi ikut membuka sebuah stand. Dalam stand tersebut, ditampilkan Batik-Batik produksi Kampoeng Batik Laweyan, Batik-Batik kuno seperti Batik bermotif Parang Liris, Parang Rusak, Batik tulis kuno buatan tahun 1927 dan lain- lain. Dalam stand tersebut juga ditampilkan alat-alat pembuatan Batik kuno, foto-foto kuno seperti foto kunjungan Presiden Soekarno ke Laweyan, foto produksi pembuatan Batik kuno, foto bangunan kuno Laweyan dan lain-lain Selama pelaksanaan WHCCE tersebut, di jalan raya sekitar Kampoeng Batik Laweyan juga dipasang umbul-umbul Word Heritage Cities Converence and Expo WHCCE tersebut. commit to user Gambar 3.14 Umbul-umbul World Heritage Cities di Kampoeng Batik Laweyan Gambar 3.15 Stand Pameran Kampoeng Batik Laweyan di WHCCE commit to user c. Pameran Foto Kuno Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan pernah dua kali mengadakan pameran foto kuno. Kedua kegiatan pameran tersebut dilaksanakan dalam acara Selawenan. a. Pameran pertama dilaksanakan pada tanggal 25 sampai 27 Mei 2007 di Rumah Bp. Hari Wibowo Jl. Sidoluhur No. 57, pameran foto tersebut mengambil tema “Laweyan Tempo Doeloe dan Sekarang”. Dalam pameran foto kuno tersebut juga ditampilkan foto-foto baru karya fotografer Rubayak. b. Pameran kedua mengambil tema “Potret Laweyan dalam Religi, Ekonomi dan Budaya”. Pameran tersebut dilaksanakan di Graha commit to user Niekmat Rasa pada tanggal 24 sampai 25 September 2008. Pameran tersebut juga menampilkan foto Laweyan di masa sekarang, foto tersebut merupakan karya fotografer Robert Hendra Yudianto. Gambar 3.16 Pameran Foto Kuno Laweyan dengan Tema Potret Laweyan dalam Religi, Ekonomi dan Budaya commit to user

e. Corporate Identity

Corporate identity atau identitas perusahaan yang dimiliki Kampoeng Batik Laweyan juga sekaligus sebagai logo dari Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan. Dalam logo tersebut digambarkan Kampoeng Batik Laweyan melalui simbol. Gambar 3.17 Logo Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan sekaligus sebagai Logo Kampoeng Batik Laweyan commit to user 1. Logo Dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan Kampoeng Batik Laweyan, forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan selalu mempergunakan logo tersebut, seperti dalam pameran World Heritage Cities Converence and Expo WHCCE di Mangkunegaran, logo tersebut dibuat dalam ukuran besar dan ditempatkan di atas sehingga setiap pengunjung dapat melihat dengan jelas. Gambar 3.18 Logo Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan di stand Pameran WHCCE commit to user Dalam brosur yang dibuat oleh Kampoeng Batik Laweyan dan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, juga memakai logo tersebut. Dalam event Selawenan yang merupakan event bulanan, juga ditampilkan logo tersebut baik dalam undangan kegiatan Selawenan maupun logo yang ditampilkan dalam slide yang menjadi background di acara Selawenan. Gambar 3.19 Logo Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dalam slide acara “Selawenan” commit to user Di Batik Training Center yang merupakan pusat kegiatan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan, juga terdapat logo Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan. Logo tersebut ditempatkan di depan sehingga dapat dengan mudah dilihat oleh masyarakat. Gambar 3.20 Logo Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan di Depan Batik Training Center commit to user 2. Papan Nama Jalan Bagi wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke Kampoeng Batik Laweyan tentu akan sangat terbantu dengan adanya papan nama jalan. Selain sebagai papan nama jalan, papan tersebut juga sekaligus digunakan untuk penggambaran identitas Kampoeng Batik Laweyan dengan memberikan motif batik di papan nama jalan Kampoeng Batik Laweyan. commit to user Gambar 3.21 Papan Nama Jalan di Kampoeng Batik Laweyan 3. Gapura Kampoeng Batik Laweyan Di setiap jalan masuk Daerah Tujuan Wisata Kampoeng Batik Laweyan terdapat gapura yang bertuliskan Kampoeng Batik Laweyan. Selain sebagai penanda Kawasan Daerah Wisata Kampoeng Batik Laweyan, gapura tersebut juga sebagai identitas dari Daerah Tujuan Wisata Kampoeng Batik Laweyan. Selain Gapura, di setiap gang yang menuju Kampoeng Batik Laweyan juga diberi papan penunjuk jalan menuju Kampoeng Batik Laweyan commit to user Gambar 3.22 Papan Penunjuk Jalan dan Gapura di Kampoeng Batik Laweyan commit to user 4. Ornamen batik Identitas Kampoeng Batik Laweyan sebagai sentra industri kerajinan batik juga dapat dilihat pada ornamen-ornamen yang ada di dinding beberapa rumah di Kampoeng Batik Laweyan, Bahkan ornamen dan motif batik juga dapat dijumpai pada pos ronda Kampoeng Batik Laweyan yang sengaja di cat dan dilukis dengan motif-motif batik tertentu. Gambar 3.23 Ornamen Batik di Pos Ronda dan Salah Satu Dinding Rumah di Kampoeng Batik Laweyan commit to user

f. Internet dan media baru

Untuk memperluas target sasaran dari komunikasi pemasaran Kamponeg Batik Laweyan, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan memanfatkan internet sebagai salah satu sarana komunikasi pemasaran Kampoeng Batik Laweyan. Awalnya Forum Pengembangan Kampong Batik Laweyan hanya membuat sebuah blog, kemudian pada commit to user bulan September 2008, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan membuat website dengan alamat http:www.kampoenglaweyan.com Dari website tersebut, masyarakat dapat melihat sejarah Laweyan, fasilitas umum yang ada di Kampoeng Batik Laweyan, kerajinan Batik, kerajinan handicraft, souvenir,dan meubel. Di website tersebut, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan juga menawarkan obyek wisata tiga jaman yang dapat dinikmati wisatawan jika berkunjung ke Laweyan. Obyek wisata tiga jaman tersebut terdiri dari obyek wisata Jaman Ki Ageng Henis, Obyek Wisata Era Samanhudi dan Obyek Wisata Era sekarang. Dalam wesite tersebut juga disediakan kontak sehingga masyarakat dapat berinteraksi dengan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan dengan meninggalkan pesan, kritik, saran, komentar dan alamat e-mail di website tersebut yang kemudian akan direspon oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan.

C. Analisis Integrated Marketing Communication Kampoeng Batik

Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) DALAM KEWIRAUSAHAAN BATIK TULIS (Studi Deskriptif Pada Nico Batik di Kota Probolinggo)

2 51 16

KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC),STUDI PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH 1912 SURAKARTA

1 63 80

ANALISIS ALUR MARKETING MIX DI INDUSTRI BATIK KAMPOENG BATIK LAWEYAN Analisis Alur Marketing Mix di Industri Batik Kampoeng Batik Laweyan.

0 4 15

PENDAHULUAN Analisis Alur Marketing Mix di Industri Batik Kampoeng Batik Laweyan.

0 5 6

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BATIK Strategi Komunikasi Pemasaran Batik Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Batik Dwi Hadi Surakarta.

2 4 16

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BATIK Strategi Komunikasi Pemasaran Batik Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Batik Dwi Hadi Surakarta.

0 1 16

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENCIPTA BATIK BOLA ( Studi di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta) Perlindungan Hukum Bagi Pencipta Batik Bola ( Studi di Kampoeng Batik Laweyan Sutakarta).

0 1 19

IMPLEMENTASI INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Implementasi IMC Kampoeng Batik Laweyan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Tahun 2010).

1 3 12

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) PADA PT ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PALEMBANG

0 1 15

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) PADA PT ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PALEMBANG

0 0 29