commit to user suatu daerah dalam memasarkan keunggulan dan potensi di daerahnya tergantung
dari cara penyampaian pesan-pesan kepada masyarakat, tanpa adanya komunikasi, maka masyarakat tidak dapat mengetahui dan mengenal produk yang ditawarkan
oleh suatu daerah. Agar tujuan komunikasi tersebut dapat tersampaikan dengan baik pada masyarakat, diperlukan pesan yang tepat sasaran dan mudah diterima
oleh masyarakat. Dengan diterapkannya Komunikasi Pemasaran Terpadu di Kampoeng Batik
Laweyan maka masyarakat dari berbagai daerah dapat mengetahui kebaradaan Kampoeng Batik Laweyan, dapat mengetahui potensi dan keunggulan wisata yang
ada di Kampoeng Batik Laweyan dan kemudian tertarik untuk datang dan berkunjung ke Kampoeng Batik Laweyan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
”Bagaimana implementasi Integrated Marketing Communications Komunikasi Pemasaran Terpadu Kampoeng Batik Laweyan yang dilakukan oleh Forum
Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi Integrated Marketing Communications Komunikasi Pemasaran Terpadu Kampoeng Batik
Laweyan yang dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan. D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat : 1. Bagi penulis, penulis dapat mendeskripsikan implementasi Integrated
Marketing Communications Komunikasi Pemasaran Terpadu Kampoeng Batik Laweyan yang dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik
Laweyan. 2. Bagi Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Surakarta, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dan berarti dalam rangka pengembangan Kampoeng Batik Laweyan sebagai daerah
tujuan wisata.
commit to user
E. Tinjauan Pustaka
1. Pariwisata
Menurut Kodhat: ”Wisata adalah perjalanan dan persinggahan yang dilakukan oleh manusia di luar tempat tinggalnya untuk berbagai maksud dan
tujuan, tetapi bukan untuk disinggahi atau untuk melakukan pekerjaan dengan mendapatkan upah”. Desky, 2001: 6.
Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang komponen-komponennya terdiri dari :
Pari yang berarti - penuh, lengkap, berkeliling Wis man
- rumah, properti, kampung, komunitas Ata - pergi terus menerus, mengembara roaming about
yang bila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata berarti: pergi secara lengkap meninggalkan rumah kampung berkeliling terus-menerus.
Sedang yang dimaksud wisatawan tourist adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati
perjalanan dan kunjungan itu, jika lamanya kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong excursionis Hamalik, 1978:28
Kepariwisataan dapat dipandang sebagai sesuatu yang abstrak, misalnya saja sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergian orang-orang di dalam negaranya
sendiri atau penyebrangan orang-orang pada tapal batas suatu negara. Proses bepergian ini mengakibatkan terjadinya interaksi dan hubungan-hubungan, saling
pengertian insani, perasaan-perasaan, presepsi-presepsi, motivasi, tekanan- tekanan, kepuasan, kenikmatan, dan lain-lain diantara sesama pribadi atau antar
kelompok. Pada dasarnya bagian-bagian dari gejala pariwisata terdiri dari tiga unsur yakni :
1 Manusia sebagai unsur insani pelaku kegiatan pariwisata. 2 Tempat sebagai unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu
sendiri. 3 Waktu yang merupakan unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu
sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan. Wahab, 1988:4
Menurut Wahab 1988:6 pariwisata dapat dibedakan menurut beberapa golongan, yaitu menurut jumlah orang yang bepergian, menurut
maksud bepergian, menurut alat transportasi, menurut letak geografis, menurut umur, menurut jenis kelamin, dan menurut tingkat harga dan tingkat sosial.
Menurut jumlah orang yang bepergian dapat dibedakan menjadi dua yaitu pariwisata individu yang hanya dilakukan oleh satu individu atau satu keluarga
commit to user serta pariwisata rombongan yang dilakukan oleh sekelompok orang. Sedang
menurut maksud bepergian dapat dibedakan menjadi pariwisata santai, pariwisata budaya, pariwisata pulih sehat, pariwisata olahraga, dan pariwisata temu wicara.
Menurut alat transportasi dibedakan menjadi pariwisata darat, pariwisata tirta, dan pariwisata dirgantara. Dari letak geografisnya, pariwisata dibagi menjadi tiga
yaitu, pariwisata domestik nasional, regional dan internasional. Dari umur, pariwisata dibagi menjadi dua yaitu pariwisata remaja dan dewasa. Menurut jenis
kelamin dibagi menjadi pariwisata pria dan wanita. Pariwisata taraf lux, pariwisata menengah dan jelata merupakan pembagian pariwisata jika dilihat dari
tingkat harga dan tingkat sosial.
Kegiatan pariwisata dapat menghasilkan banyak manfaat. Dari segi ekonomi, pariwisata dapat menambah pendapatan negara yang dapat merangsang
bertambahnya pendapatan dari sektor pajak, kerajinan, dan industri yang saling menunjang dan kait mengkait. Pariwisata juga memperluas pergaulan hidup dan
pengetahuan masyarakat. Dari segi seni dan budaya, pariwisata mendorong pengembangan kreasi, penggalian, pemeliharaan atau pagelaran seni budaya
yang baik. Kegiatan pariwisata juga mendorong terciptanya pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan hidup, memperluas kesempatan kerja dan menunjang
perbaikan kesehatan dan prestasi kerja karena kegiatan berpariwisata akan melepaskan ketegangan baik jasmaniah maupun batiniah.
Promosi pariwisata merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kedatangan wisatawan secara irrasional atau dorongan bawah sadar Desky,
2001:9, sehingga dengan upaya promosi pariwisata, masyarakat dapat terpengaruh untuk melakukan kegiatan pariwisata ke daerah tertentu.
Kegiatan promosi wisata tak lepas dari peran komunikasi dimana melalui komunikasi pemasaran tersebut suatu daerah dapat mengkomunikasikan
kepada khalayak sumber-sumber wisata atau aset wisata, fasilitas wisata yang dimiliki, kondisi lingkungan, sikap masyarakat, serta keunggulan-keunggulan
lain yang menjadi daya tarik tempat wisata tersebut.
2. Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari kata dalam bahasa Latin communis, yang berarti sama. Komunikasi kemudian dapat dianggap kesatuan pemikiran antara
pengirim dengan penerima. Kunci utama dari definisi ini adalah diperlukan kesamaan pemikiran yang dikembangkan antara pengirim dan penerima jika
diharapkan terjadi komunikasi. Shimp, 2000:162. Definisi yang hampir sama dengan definisi tersebut diungkapkan oleh Effendy 2006:9 bahwa istilah
komunikasi yang dalam bahasa Inggris disebut communication berasal kata Latin communicatio yang bersumber dari kata communis yang berarti ”sama”. Sama di
sini maksudnya adalah sama makna.
Sedangkan komunikasi menurut Hovland adalah proses yang memungkinkan seseorang komunikator menyampaikan rangsangan biasanya
lambang-lambang verbal untuk mengubah perilaku orang lain komunikate. Definisi-definisi diatas dapat digambarkan dalam model komunikasi Wilbur
Schramm di bawah ini,
Gambar 1.1
commit to user Model Komunikasi Wilbur Schramm
Source Encoder Signal Decoder Destination Sumber: Mulyana, 2005:141
Tujuan utama dari komunikasi adalah menginformasikan, mem-pengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan audiens tentang suatu perusahaan.
Menginformasikan dapat berupa memperkenalkan cara pemakaian baru dari produk tertentu, menyampaikan perubahan harga kepada pasar, menjelaskan cara
kerja suatu produk, menginformasikan jasa-jasa yang disediakan perusahaan, meluruskan kesan yang keliru, mengurangi ketakutan atau kekhawatiran calon
pembeli, dan membangun citra perusahaan. Sedangkan tujuan kedua dari komunikasi adalah mempengaruhi dan membujuk untuk membentuk pilihan
merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk membeli saat itu juga, dan
mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga. Komunikasi juga ber- tujuan untuk mengingatkan audiens tentang perusahaan, dengan cara mengingat-
kan pembeli akan tempat-tempat outlet penjualan yang dimiliki perusahaan, mem- buat pembeli tetap ingat walau tak ada kampanye iklan dan menjaga agar ingatan
pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Menurut Shimp 2000:163 dalam melakukan kegiatan komunikasi tersebut ada
delapan elemen komunikasi yang terlibat yaitu: sumber, penerjemahan, pesan, saluran, penerima, intepretasi, gangguan, dan umpan balik
Yang dimaksud dengan sumber adalah pengirim atau kelompok orang yang memiliki pemikiran untuk disampaikan kepada orang lain. Sumber tersebut
menerjemahkan sebuah pesan untuk mencapai empat tujuan komunikasi tersebut. Pesan sendiri adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang pengirim. Dalam
komunikasi pemasaran, pesan dapat berbentuk sebuah iklan, sebuah presentasi penjualan, sebuah rancangan kemasan dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud
dengan saluran penyampaian pesan adalah suatu saluran yang dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk disampaikan kepada pihak penerima yaitu orang atau
kelompok orang yang dengan mereka pihak pengirim berusaha untuk menyampaikan ide-idenya. Dalam komunikasi pemasaran, penerima adalah
pelanggan dan calon pelanggan suatu produk atau jasa perusahaan. Proses penterjemahan pesan melibatkan aktivitas yang dilakukan pihak penerima
dalam menginterprestasi atau mengartikan pesan pemasaran. Dalam proses tersebut kadang tidak lepas dari gangguan, gangguan tersebut dinamakan noise.
Noise dapat terjadi pada tahap manapun dalam proses komunikasi. Unsur terakhir, umpan balik, memungkinkan sumber pesan memonitor seberapa akurat pesan
yang disampaikan dapat diterima. 3.
Komunikasi Pemasaran
commit to user Komunikasi dapat berpengaruh dalam berbagai bidang, diantaranya
dalam bidang pemasaran, dalam bidang pemasaran komunikasi akhirnya berkembang menjadi lebih khusus dalam bidang pemasaran yaitu komunikasi
pemasaran. Dalam sebuah kegiatan pemasaran, penyampaian informasi secara tepat sangat dibutuhkan.
Menurut Effendy 1981:12 komunikasi pemasaran dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang terjadi antar pembeli dan penjual yang di
dalamnya meliputi pemberian stimulus dengan harapan memperoleh respon yang diinginkan dan dapat digunakan dalam mengambil keputusan pemasaran.
Secara ringkas, komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran informasi tentang perusahaan dan apa yang hendak ditawarkannya offering pada pasar
sasaran. Perannya sangat vital mengingat peran komunikasi dalam memfasilitasi hubungan saling menguntungkan antara perusahaan dengan pembeli prospektif.
Berkat perkembangan ilmu pemasaran, tujuan komunikasi kini tidak lagi terbatas untuk mendorong pembelian pertama, namun juga memastikan kepuasan paska
pembelian sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya pembelian berulang dan pembeli tersebut menjadi pelanggan yang royal.
Gambar 1.2
Model Komunikasi Pemasaran
Sumber: Sulaksana, 2005: 33
Tabel 1.1
Kerangka Umum Komunikasi Pemasaran
Iklan promosi
Humas penjualan
Penjualan personal
pemasaran langsung
Iklan cetak dan siaran
Kemasan –luar Kemasan –dalam
Film Brosur-buklet
Direktori Kontes, game
Lotere Premi-hadiah
Sampling Pekan raya
Pameran dagang Demonstrasi
Press kit Pidato
Seminar Laporan tahunan
Sumbangan amal Sponsorship
Publikasi Presentasi
Rapat penjualan
Program intensif
Sample Pekan raya
katalog mailing
telemarketing belanja internet
TV shopping Fax mail
e-mail
commit to user
Reprint of ad Balihobillboard
Display sign Point-of-purchase
Display Materi audiovisual
Symbol-logo videotape
Kupon Rabat
Pembiayaan Berbunga rendah
Entertainment Tunjangan
Tukar tambah Tie-Ins
Hubungan masyarakat
Lobbying Identity media
Majalah intern Even
voice mail
Sumber: Sulaksana, 2005: 24 Kemajuan jaman telah membuat alat dan sarana komunikasi menjadi semakin
beragam, sehingga masyarakat dihadapkan pada berbagai macam pilihan pesan dan informasi. Agar tujuan komunikasi pemasaran dapat diterima dengan baik
oleh masyarakat maka diperlukan komunikasi pemasaran yang terpadu atau Integrated Marketing Communication IMC.
4.
Komunikasi Pemasaran Terpadu Integrated Marketing Communication
Sulaksana menyatakan adanya berbagai alasan yang mendasari sebuah perusahaan baik jasa maupun produk memilih IMC Integrated Marketing Communication
sebagai strategi komunikasi pemasaran mereka, yaitu adanya banjir informasi yang cenderung memanjakan konsumen, adanya liberalisasi perdagangan yang
membuka sekat-sekat usaha yang selama ini menjadi usaha domestik, adanya komoditasi produk yang semakin cepat sebagai dampak inovasi dan persaingan
yang semakin intensif, berbagai media yang telah berhasil merebut kepercayaan publik sebagai sumber fakta dan kebenaran sehingga memiliki pengaruh besar
terhadap hidup matinya suatu usaha, dan belanja iklan yang tinggi sehingga komunikasi pemasaran menjadi overload dan makin tidak efektif karena
konsumen cenderung menurun kemampuannya mengingat pesan yang telah dilihat dan didengar.
Ada beberapa definisi IMC Integrated Marketing Communication, menurut Four As the American Association of Advertising Agency dalam Sulaksana 2005:30,
IMC adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah rencana komprehensif yang mengkaji peran strategis masing-masing
bentuk komunikasi, misalnya iklan, direct response, promosi penjualan, dan humas dan memadukannya untuk meraih kejelasan konsistensi, dan dampak
komunikasi maksimal melalui pengintegrasian pesan. Sedangkan menurut Tjiptono 2008:507 IMC merupakan pengem-bangan dari
istilah promosi. Yang membedakan IMC dengan promosi adalah promosi berkonotasi arus informasi satu arah, sedangkan IMC lebih menekankan interaksi
dua arah. Konsekuensinya, promosi dipresepsikan sebagai bentuk komunikasi yang bersifat massal, sedangkan IMC lebih bersifat personal atau individual.
commit to user Selain itu, istilah integrated menunjukkan keselarasan atau keterpaduan dalam hal
tujuan, fokus, dan arah strategik antar elemen bauran promosi dan antar unsur bauran pemasaran. Dengan kata lain, IMC menekankan dialog terorganisasi
dengan audiens internal dan eksternal yang sifatnya lebih personalized, customer- oriented, dan teknologi driven.
Sedangkan definisi IMC menurut Shimp 2000:24 adalah suatu proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif
kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan IMC tersebut adalah mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak
sasaran yang dimilikinya. IMC menganggap jalur yang potensial untuk me- nyampaikan pesan di masa mendatang adalah seluruh sumber yang dapat
menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan produk atau jasa dari suatu merek atau perusahaan. IMC juga menggunakan semua bentuk komunikasi
yang relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan dan calon pelanggan. Dengan kata lain, proses IMC berawal dari pelanggan atau calon pelanggan,
kemudian berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang
persuasif . Sulaksana 2005:31 menyatakan ada lima hal yang mendasari IMC, yaitu
integrasi adalah proses tak terbatas dan berujung kerena mencakup berbagai jenjang, IMC bukan pekerjaan satu fungsi, melainkan multifungsi, semua pihak
yang terkait dengan perusahaan stakeholder penting untuk ditangani secara proporsional dan tidak lagi terfokus hanya pada pelanggan semata, perusahaan
perlu mendengar masukan dari semua pihak stakeholder termasuk pelanggan dan yang terakhir adalah setiap titik kontak dengan publik menyebarkan pesan
komunikasi mulai dari kemasan produk, logo perusahaan, pengalaman menggunakan produk, iklan, layanan pelanggan, berita di media massa, sampai
rumor yang mampu menyebar secara berantai. Sulaksana 2005:31 juga menjelaskan adanya empat jenjang dalam IMC, yang
pertama adalah aspek filosofis mulai dari visi yang dijabarkan menjadi misi, hingga dirumuskan menjadi sasaran korporat yang jadi pedoman semua fungsi
dalam perusahaan. Yang kedua menyangkut keterkaitan kerja antar fungsi, yakni operasi, sumber daya manusia, riset dan pengembangan, pemasaran, distribusi,
penjualan. Ketiga, menjaga keterpaduan atau integrasi berbagai fungsi tersebut untuk mewujudkan konsistensi positioning dalam meraih reputasi yang
diharapkan, memelihara interaksi sehingga terjalin ikatan hubungan yang kokoh, dan menerapkan pemasaran berbasis misi untuk mendongkrak nilai tambah di
mata stakeholder. Yang terakhir adalah memantapkan jalinan hubungan untuk membina loyalitas dan memperkuat ekuitas merek baik produk maupun korporat
terhadap stakeholder. Shimp 2000:25 menyebutkan ciri-ciri tertentu IMC Integrated Marketing
Communication yang membedakannya dengan strategi pemasaran lainnya,
yaitu :
1. IMC mempengaruhi perilaku, dengan kata lain IMC bertujuan untuk
menggerakkan orang untuk bertindak.
commit to user 2. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan, artinya IMC menghindari
pendekatan inside-out dari perusahaan kepada pelanggan dalam
mengidentifikasi bentuk penghubung mereka dengan pelanggan, melainkan memulainya dari pelanggan outside-in untuk menentukan metode
komunikasi yang paling baik dalam melayani kebutuhan informasi pelanggan, serta memotivasi mereka untuk membeli suatu merek.
3. Menggunakan satu atau segala cara untuk melakukan kontak komunikasi, artinya IMC menggunakan bentuk kontak komunikasi apapun asalkan kontak
tersebut adalah yang yang terbaik dalam upaya menjangkau khalayak, dan tidak menetapkan suatu media tertentu sebelumnya.
4. Berusaha menciptakan sinergi atau kesinambungan, yang berarti harus ada koordinasi antar semua elemen komunikasi yang digunakan.
5. Menjalin hubungan, artinya IMC membutuhkan terjalinnya hubungan antara merek, perusahaan, dan pelanggan.
Telah jelas sekarang bahwa IMC tidak terikat pada suatu metode komunikasi tertentu misalnya iklan di media massa melainkan menggunakan media dan
kontak apa pun yang dapat memungkinkan komunikator untuk menyampaikan pesan dari merek kepada khalayak sasarannya dengan baik. Iklan melalui surat,
promosi, iklan, display di dalam toko, dan di Internet. Sedangkan tujuan IMC adalah meraih khalayak sasaran secara efisien dan efektif dengan menggunakan
jenis metode kontak apa pun yang sesuai.
Pemikiran sederhana IMC adalah menyamakan persepsi pelanggan dengan produsen, dalam hal ini adalah pemahaman-pemahaman terhadap produk
atau jasa. Konvergensi penyamaan persepsi ini akan menghasilkan dialog sehingga memungkinkan produsen mengetahui apa keinginan konsumen,
demikian juga sebaliknya. Guna memudahkan bagaimana cara berpikirnya, para
commit to user ahli komunikasi pemasaran mengilustrasikan gambar praktis dari alur dan cara
kerja komunikasi pemasaran tersebut, yaitu seperti berikut ini:
Gambar 1.3
Model Alur Kerja IMC
Sumber: Prisgunanto, 2006:77 Menurut Kottler 1996:243, IMC terdiri dari 4 alat utama, yaitu :
iklan, promosi penjualan, publisitas, dan penjualan pribadi. Saat ini Bauran Komunikasi Pemasaran IMC, telah dikembangkan dan terdiri atas sarana-sarana
komunikasi seperti berikut ini : 1. Sales force personal selling
2. Periklanan 3. Promosi penjualan
4. Penjualan langsung data base marketing 5. Public Relations
6. Sponsorship 7. Eksibisi
8. Corporate Identity 9. Packaging pengemasan
commit to user 10. Point of sale, merchandising
11. Word of mouth komunikasi dari mulut ke mulut 12. Internet dan media baru
Prisgunanto, 2006:27
a. Personal selling
Yang dimaksud dengan personal selling adalah komunikasi langsung tatap muka antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Tjiptono, 1995:202
Menurut Fandy Tjiptono, personal selling memiliki beberapa sifat, antara lain:
1. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih.
2. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangan segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu
hubungan yang lebih akrab. 3. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk
mendengar, memperhatikan, dan menanggapi. Oleh karena sifat-sifat tersebut maka personal selling ini mempunyai kelebihan
antara lain operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan menyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat
diminimalkan, pelanggan biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka panjang dengan pelanggannya. Namun karena menggunakan
armada penjual yang relatif besar, maka metode ini biasanya mahal. Di samping itu spesifikasi penjual yang diinginkan perusahaan mungkin sulit dicari. Meskipun
demikian personal selling tetaplah penting dan biasanya dipakai untuk mendukung metode promosi lainnya.
Aktivitas personal selling menurut Fandy Tjiptono 1995:205 memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka. 2. Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli.
commit to user 3. Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada
pelanggan. 4. Selling, yakni mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan,
mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan. 5. Servicing, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
6. Information gathering, yakni melakukan riset pasar. 7. Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.
b. Periklanan
Secara sederhana, iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media Kasali,
1995:9. Sedangkan pengertian periklanan didefinisikan sebagai segala bentuk pesan tentang satu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada
sebagian atau seluruh masyarakat Kasali, 1995:11. Menurut Mursid 1997:96 kegiatan periklanan berarti kegiatan menyebarluaskan berita atau informasi kepada
pasar, baik masyarakat maupun konsumen. Menurut Tjiptono 1995:206, suatu iklan memiliki sifat-sifat:
1. Public Presentation
iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.
2. Pervasiveness pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan
informasi. 3. Amplified Expressiveness
iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggoyangkan perasaan audience.
4. Impersonality iklan tidak bersifat memaksa audience untuk memperhatikan dan
menanggapinya, karena merupakan komunikasi yang monolog. Secara umum, periklanan dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi
yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi lainnya, menurut Shimp 2000:357, fungsi periklanan adalah memberi informasi, mempersuasi,
mengingatkan, memberikan nilai tambah, dan mendampingi upaya-upaya lain dari
commit to user perusahaan.
Setiap media dan sarana periklanan memiliki karakteristik dan keunggulan yang unik. Para pengiklan harus dapat memilih media dan sarana-
sarana yang paling sesuai dengan produ yang diiklankan dan yang akan memajukan citra produk. Dalam menempatkan iklan dan memilih media, harus
dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. khalayak mana yang ingin kita jangkau?
2. Kapan dan dimana kita ingin menjangkau mereka? 3. Berapa banyak orang yang akan kita jangkau?
4. Seberapa sering kita perlu menjangkau mereka? 5. Berapakah biaya yang dibutuhkan untuk menjangkau mereka? Johson,
2007:224
Tabel 1.2
Pilihan Utama Media Iklan
Medium Keunggulan
Keterbatasan
Koran Fleksibel, tepat waktu, dipercaya,
Diterima luas, local market coverage
Tidak awet, mutu reproduki rendah,
pass-along audience rendah
Televisi Gabungan penglihatan, bunyi, dan
gerak, menggelitik panca indra, atensi tinggi, jangkauan luas.
Biaya absolut tinggi, high clutter, fleeting exposure,
Selektivitas audiens kurang
commit to user Direct Mail
Audiens terseleksi, fleksibel, tidak ada pesaing dalam medium yang
sama, personalisasi. Biaya agak tinggi, citra
surat sampah.
Radio Massa, seleksi geografis dan
demografis, biaya rendah. Audio saja, atensi rendah
ketimbang teve, struktur tarif tak baku, fleeting
exposure.
Majalah Seleksi geografis dan demografis,
kredibel dan prestis, reproduksi, berkualitas, awet, good pass-along
readership Antrian giliran iklan,
sebagian sirkulasi sia-sia, tak ada jaminan posisi
iklan
Luar Ruang Fleksibel, exposure berulang, biaya
rendah, persaingan rendah Selektivitas terbatas,
kreatifitas terbatas. Halaman
kuning Local coverage bagus, dipercaya,
jangkauan luas, biaya rendah Persaingan tinggi, antrian
lama, kreativitas terbatas
Newsletter Selektivitas tinggi, kendali penuh,
peluang interaktif, biaya rendah Biaya bisa tak terkontrol
Brosur Fleksibel, kendali penuh, bisa men-
dramatisir pesan Produksi berlebihan bisa
membuat biaya tak ter- kuntrol
Telepon Banyak pengguna, peluang untuk
sentuhan pribadi Biaya relatif tinggi,
kecuali menggunakan sukarelawan
Internet Selektivitas tinggi, interaktif, biaya
rendah Media baru dengan
pemakaian terbatas
Sumber: Sulaksana, 2005:98
c. Promosi penjualan sales promotion
Institute of Sales Promotion dalam Cummins 1991:11 memberikan definisi promosi penjualan sales promotion sebagai serangkaian teknik yang digunakan
untuk mencapai sasaran-sasaran penjualan dan pemasaran dengan penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk atau jasa baik
kepada para perantara maupun pemakai langsung, biasanya tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu.
Promosi penjualan sales promotion juga dapat didefinisikan sebagai bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
Tujuan dari promosi penjualan sales promotion sangat beraneka ragam. Dengan
commit to user promosi penjualan sales promotion perusahaan dapat menarik pelanggan baru,
mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan im-
pulse buying pembelian tanpa rencana sebelumnya, atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer. Secara umum tujuan-tujuan tersebut dapat
digeneralisasikan menjadi: 1. Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial atau konsumen akhir.
2. Meningkatkan kinerja pemasaran perantara. 3. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.
Menuru
t
Tjiptono 1995:209 sifat-sifat yang terkandung dalam promosi penjualan sales promotion
di antaranya adalah komunikasi, insentif, dan undangan invitation. Sifat komunikasi mengandung arti bahwa sales promotion
mampu menarik perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk. Sifat insentif yaitu memberikan keistimewaan dan
rangsangan yang bernilai bagi pelanggan. Sedangkan sifat undangan adalah mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga.
Jefkins 1996:154 menyatakan teknik-teknik promosi penjualan banyak sekali ragamnya, diantaranya adalah undian tanpa syarat dan sayembara,
penawaran harga cuci gudang, penawaran hadiah lewat pos, hadiah dalam kemasan, kupon-kupon berhadiah, dan voucher atau kupon potongan harga
Walau alat promosi penjualan memiliki bentuk yang berbeda-beda namun menurut Sulaksana 2005:26, semua jenis promosi penjualan ini sama-
sama menawarkan tiga benefit unik, yaitu: komunikasi, insentif dan undangan. Mengandung benefit komunikasi artinya promosi penjualan biasanya mengundang
minat dan umumnya menyajikan informasi agar konsumen terdorong membeli. Insentif artinya menawarkan konsesi, rangsangan, atau kontribusi. Konsesi,
commit to user rangsangan, atau kontribusi bagi konsumen dapat memberikan value tersendiri.
Yang terakhir adalah undangan, promosi penjualan bersifat mengundang agar seketika dapat terjadi transaksi.
d. Penjualan langsung direct marketing
Definisi penjualan langsung direct marketing menurut Tjiptono 1995:204 adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan
satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi.
Yang menjadi ciri khas penjualan langsung direct marketing adalah komunikasi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar
pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Teknik ini
berkembang sebagai respon terhadap demasifikasi pengecilan pasar, di mana semakin banyak relung pasar market niche dengan kebutuhan serta pilihan yang
sangat individual. Hal yang mendorong berkembangnya penjualan langsung direct
marketing menurut Tjiptono 1995:205 adalah berkembangnya sarana transportasi dan komunikasi yang mempermudah kontak dan transaksi dengan
pasar, dimana perusahaan relatif mudah mendatangi langsung calon pelanggan ataupun menghubungi via telepon atau surat. Banyaknya wanita yang bekerja juga
turut andil bagi perkembangan direct marketing, karena semakin kurangnya waktu mereka untuk berbelanja. Faktor lain yang mendorong pertumbuhan direct mar-
commit to user keting adalah konsumen yang semakin mementingkan efisiensi waktu dalam
membeli produk. Manfaat yang diperoleh konsumen dari penjualan langsung direct marketing
adalah penghematan waktu dalam berbelanja dan bahkan dapat berbelanja secara rahasia diam-diam. Sementara itu bagi penjual, manfaat yang diperoleh adalah
dapat memilih calon pembeli secara selektif, dapat menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggannya, dan memperoleh peluang baru yang meng-
untungkan.
Selain memiliki berbagai manfaat, penjualan langsung direct marketing juga memiliki hambatan. Menurut Tjiptono 1995:206, hambatan
penjualan langsung direct marketing diantaranya adalah orang yang terganggu karena penjualan yang agresif, timbulnya citra buruk bagi industri bila ada salah satu
direct marketer yang menipu pelanggannya, mengganggu privacy orang lain, dan kadangkala terjadi pula ada beberapa direct marketer yang memanfaatkan atau
mengeksploitasi pembeli impulsif atau pembeli yang kurang mengerti teknologi. Penjualan langsung direct marketing memiliki empat ciri-ciri unik,
yaitu bersifat non publik yang berarti pesan dialamatkan pada orang tertentu, bersifat costumized yang artinya pesan bisa dibuat khusus untuk membujuk
individu tertentu, bersifat up to date yang berarti pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat, dan yang terakhir bersifat interaktif atau dapat berubah-ubah
tergantung respon yang diterima.
e. Public relations
Definisi Public relations menurut Tjiptono 1995:211 adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu organisasi untuk mempengaruhi persepsi,
opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap organisasi tersebut.
commit to user Sedangkan yang dimaksud dengan kelompok tersebut adalah mereka yang
terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan organisasi
dalam mencapai tujuannya. Kelompok tersebut bisa terdiri atas karyawan dan
keluarganya, pemegang saham, pelanggan, khalayak atau orang-orang yang tinggal di sekitar organisasi, pemasok, perantara, pemerintah, serta media massa.
Dalam pelaksanaannya, public relations dapat dilakukan oleh individu kunci dari suatu organisasi dan dapat pula dilakukan oleh suatu lembaga formal
dalam bentuk biro, departemen, maupun seksi public relations dalam struktur organisasi.
Menurut Tjiptono 1995:212, ada tiga sifat public relations yang utama, yaitu high credibility dimana artikel dan berita di media massa lebih dipercaya daripada
iklan. Yang kedua adalah offguard yakni public relations dapat menjangkau pihak- pihak yang menghindari wiraniaga atau iklan, dan yang terakhir adalah
dramatization, yaitu public relations memiliki potensi untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk tertentu.
Dalam melaksanakan kegiatannya, public relations tidak lepas dari fungsi utama. Fungsi utama public relations meliputi hubungan dengan pers, publisitas produk,
komunikasi korporat, melakukan lobi dan yang terakhir adalah konseling. Sulaksana, 2005:124
Tujuan hubungan dengan pers adalah untuk memberikan informasi yang pantas dimuat di surat kabar agar dapat menarik perhatian publik terhadap seseorang,
produk, jasa, atau organisasi. Sedangkan publisitas produk meliputi berbagai upaya untuk mempublikasikan produk-produk tertentu. Komunikasi korporat
mencakup komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi. Usaha lobi merupakan usaha untuk bekerja sama dengan pem-
buat undang-undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasi- informasi penting yang berharga. Bahkan kadangkala juga dimaksudkan
untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Sedangkan fungsi konseling dilakukan dengan jalan memberi saran dan pendapat kepada manajemen mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan publik dan mengenai posisi dan citra perusahaan.
f. Pensponsoran sponsorship
Pensponsoran sponsorship merupakan pemberian dukungan keuangan atau bentuk-bentuk dukungan lainnya kepada pihak penerima agar keuangan si
penerima tetap lancar atau menjadi lebih kokoh. Kadang-kadang sponsor diberikan
commit to user untuk alasan menolong semata meskipun hal ini sudah sangat jarang ditemukan,
tapi lazimnya sponsor disediakan oleh suatu pihak untuk meraih keuntungan- keuntungan di bidang periklanan, humas atau pemasaran bagi pihaknya sendiri.
Dukungan biasanya berupa uang, misalnya untuk hadiah, tapi bisa juga berupa tropi atau insentif-insentif lainnya. Pihak penerima sponsor bisa organisasi bisa
juga individu. Kendati pemberian sponsor seharusnya tidak disisipi dengan maksud lain kecuali membantu pihak penerima, namun hal ini sudah jarang terjadi
sekarang, mengingat saat ini hampir segala hal dipertimbangkan dari sudut komersial.
Jefkins 1996:176 menjelaskan tujuan dari suatu pensponsoran adalah untuk memperoleh keuntungan-keuntungan di bidang periklanan, public relations, atau
strategi pemasaran bagi pihak penyedia sponsor. Tujuan-tujuan tersebut dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu tujuan periklanan dari sponsor, tujuan public
relations dari sponsor, dan tujuan pemasaran dari sponsor. Ada berbagai tujuan pensponsoran yang bisa diraih di bidang periklanan, antara
lain mengiklankan produk yang tidak boleh diiklankan di media tertentu,
memasang iklan di lokasi kegiatan yang ramai dengan liputan atau dikunjungi oleh banyak orang, mempromosikan produk secara spesifik, memperkenalkan produk-
produk baru, dan menggali berbagai peluang lain di bidang periklanan. Tujuan public relations dari sponsor adalah menciptakan atau mem-pertahankan
nama baik, membangun citra perusahaan, membantu suatu perusahaan untuk memperkenalkan identitasnya kepada masyarakat, mengakrabkan nama
perusahaan, menonjolkan keramahtamahan, dan merangsang minat para wartawan untuk datang meliput.
Tujuan-tujuan pemasaran dari sponsor yaitu memposisikan sebuah produk, mendukung operasi para agen penyalur, melancarkan suatu perubahan di dalam
kebijakan pemasaran perusahaan, meluncurkan suatu produk baru, membuka cabang-cabang baru, mengokohkan suatu produk di pasar-pasar luar negeri, serta
merangsang para konsumen menggunakan suatu produk. Pensponsoran pada dasarnya juga merupakan suatu bentuk investasi untuk
memperoleh hasil-hasil positif yang diinginkan oleh pihak penyedia sponsor. Sebelum terlanjur mengeluarkan dana, baik kecil maupun besar, calon sponsor
harus secara teliti memeriksa apakah tujuan-tujuannya memang mungkin tercapai lewat pensponsoran.
g. Eksibisi
Pameran merupakan satu-satunya media periklanan yang menyentuh semua panca indera: mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit. Media ini sifatnya akrab dan mudah
diterima oleh semua orang. Pameran memiliki banyak jenis atau bentuk. Jefkins, 1996:217
Kelebihan pameran adalah merupakan bentuk media iklan yang lain dari yang lain, karena media pameran bisa merangsang terjadinya penjualan secara langsung
oleh para pengunjung stand-stand pameran yang bersangkutan. Selain itu, pameran memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan sarana
komunikasi pemasaran lainnya, yaitu mudah menarik perhatian, membutuhkan
commit to user banyak waktu untuk melakukan persiapan, ada peluang untuk memajang produk-
produk baru, adanya pertemuan tatap muka, ada peluang untuk melakukan demonstrasi dan pembagian sampel dan yang terakhir adalah terciptanya suasana
akrab dalam pameran yang membuat pengunjung menikmati kunjungannya.
h. Corporate identity identitas perusahaan
Identitas perusahaan corporate identity menurut Frank Jefkins 1996:296 adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal
dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya. Identitas perusahaan tersebut harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi segala hal
khas dan unik berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan secara fisik. Desain itu, memiliki wujud sedemikian rupa sehingga dapat mengingatkan
khalayak akan perusahaan tertentu. Identitas perusahaan memiliki elemen-elemen utama yang meliputi warnabentuk bangunan atau pabrik, tipe logo, atribut,
sampai dengan seragam dan pakaian resmi perusahaan.
i. Packaging pengemasan
Banyak komunikator pemasaran yang makin menyadari peran penting yang ditampilkan oleh kemasan merek. Kemasan menampilkan fungsi-fungsi
pemasaran jauh di luar peran tradisional yang semata-mata menjadi kemasan serta pelindung produk. Menurut Shimp 2000:37, kemasan juga berguna untuk
menggambarkan perhatian pada sebuah merek, memisahkan merek dari kumpulan produk yang kompetitif pada poin pembelian, menyesuaikan harga atau nilai bagi
konsumen, mengartikan berbagai fitur dan keuntungan merek dan akhirnya dan yang terakhir adalah memotivasi pilihan merek konsumen.
j. Point of sale
Point of sale merupakan display yang mendukung penjualan, dengan tujuan memberi informasi, mengingatkan, membujuk konsumen untuk membeli secara
langsung, dan menjajakan produk. Bentuk-bentuk display yang biasa digunakan adalah:
1. Wire stands : rak untuk buku.
2. Dumpersdump bins : gantungan untuk makanan kaleng.
3. Dispenser packsdisplay outer : tempat untuk barang yang kecil. 4. Display stands and cases : display untuk arloji.
5. Trade figures : grafik-grafik.
6. Small poster : display dipasang di pintu, jendela, dinding
7. Models : model statis atau bergerak.
Tjiptono, 1995:234
k. Word of mouth komunikasi dari mulut ke mulut
commit to user Kebanyakan proses komunikasi antar manusia adalah dari mulut ke
mulut. Setiap orang setiap hari berbicara dengan yang lainnya, saling tukar pikiran, saling tukar informasi, saling berkomentar dan proses komunikasi yang
lainnya. Menurut Sutisna 2002:184, sebenarnya pengetahuan konsumen atas berbagai macam merek produk lebih banyak disebabkan adanya komunikasi dari
mulut ke mulut. Hal ini terjadi karena informasi dari teman akan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari iklan. Informasi
yang diperoleh dari orangtua lebih bernilai dan dapat dipercaya dibandingkan dengan informasi dari brosur. Dalam hal ini pengaruh individu lebih kuat
dibandingkan dengan pengaruh informasi dari iklan. Pada umumnya, kita lebih menghormati teman, oleh karena itu teman lebih dapat dipercaya. Lebih jauh dari
itu, informasi dari teman, tetangga, atau keluarga akan mengurangi resiko pembelian, sebab konsumen terlebih dahulu bisa melihat dan mengamati produk
yang akan dibelinya dari teman, tetangga atau keluarga. Selain itu informasi yang diperoleh berdasarkan Word Of Mouth communication WOM communcation
juga dapat mengurangi pencarian informasi. Definisi Word Of Mouth menurut Word Of Mouth Marketing
Association WOMMA dalam Mix 2007:12 adalah usaha pemasaran yang me- micu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan
menjual produk atau merek kita kepada pelanggan lain.
Rosen dalam Prasetijo 2004:32, menyatakan bahwa ada enam unsur yang harus dimiliki suatu produk untuk bisa menghasilkan Word Of Mouth secara
positif dan terus menerus, enam unsur tersebut adalah :
commit to user 1. Produk tersebut harus mampu membangkitkan tanggapan emosional.
2. Produk harus mampu memberikan sesuatu yang melebihi dari ekspetasi konsumen.
3. Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan dirinya sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk menanyakan hal tersebut.
4. Suatu produk menjadi lebih powefull bila penggunanya banyak. 5. Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya dapat
diaplikasikan di produk yang mengandalkan teknologi. 6. Pengalaman konsumen menggunakan produk pertama kali. Sekali konsumen
kecewa, mereka tidak akan menggunakan produk anda lagi dan mereka akan bertindak seperti teroris.
Sementara itu, menurut Sutisna 2002:185 ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan sebuah
produk, yaitu : 1. seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas
tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses Word Of Mouth WOM.
2. seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada yang lain. Dalam
hal ini Word Of Mouth WOM dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain, bahwa kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu.
3. seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal itu mungkin saja karena
commit to user ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam
memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk.
4. Word Of Mouth WOM merupakan satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga,
informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek.
Komunikasi Word Of Mouth WOM atau komunikasi dari mulut ke mulut ini sangat berkaitan erat dengan pengalaman penggunaan suatu merek
produk. Komunikasi dari mulut ke mulut akan sangat berbahaya bagi perusahaan yang mempunyai citra negatif, sebaliknya akan sangat menguntungkan jika dalam
komunikasi dari mulut ke mulut itu adalah mengenai citra yang baik dan kualitas yang baik.
l. Internet dan media baru
Internet dirujuk sebagai ruang maya atau informasi supercepat information superhighway, memungkinkan transfer informasi secara elektronik.
Ini merupakan jaringan global dari komputer-komputer yang saling terhubungkan di mana satu individu yang terhubung dengan sebuah jaringan dapat bercakap-
cakap dengan komputer manapun dari ribuan komputer lain seandainya jaringan tersebut juga terhubungkan dengan berbagai jaringan. Internet menawarkan
beberapa mode pertukaran informasi. Menurut Johnson 2007: 382, mode pertukaran informasi tersebut adalah :
a. E-mail adalah sumber dominan lalu lintas dan sarana penyampaian yang
commit to user mudah disesuaikan.
b. World Wide Web www merupakan anjungan multimedia pertama. c.
Gopher adalah alat browsing pertama berbentuk menu. d. Usenet Groups yaitu kelompok-kelompok yang menggunakan ruang chat
internet untuk mendiskusikan bidang-bidang yang menjadi minat bersama. e.
IRC Internet Relay Chat merupakan percakapan berbasis teks secara langsung.
f. Finger adalah sebuah cara untuk berbagi informasi diri.
g. TELNET log in jarak jauh adalah sarana yang memungkinkan penggunaan komputer jarak jauh dan program-programnya berapa pun jaraknya.
Pemasar telah berpaling ke internet sebagai sebuah media prospektif untuk mempromosikan merek-merek mereka dan mentransaksikan penjualan.
Internet memiliki kelebihan sebagai media interaktif yang secara khusus sesuai bagi penargetan khalayak.
F. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kampoeng Batik Laweyan, Surakarta,
Jawa Tengah dengan alasan kawasan Laweyan merupakan sentra Batik di Surakarta yang pada era tahun 1970an pernah mengalami masa kejayaan,
kemudian mengalami masa degradasi dan pada tahun 2004 masyarakat Laweyan melalui Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan melakukan tindakan
penyelamatkan kawasan dengan membentuk daerah tujuan wisata Kampoeng Batik Laweyan.
2. Bentuk Penelitian:
Penelitian ini merupakan penelitian dengan bentuk studi kasus tunggal terpancang. Studi Kasus Tunggal adalah penelitian dimana penelitian tersebut ter-
commit to user arah pada satu karakteristik. Artinya penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu
sasaran satu lokasi, atau satu subjek. Terpancang artinya peneliti di dalam proposalnya sudah memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus
utamanya, sebelum memasuki lapangan studinya Sutopo, 2002:112 3. Sumber Data dan Teknik Sampling :
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi 2 jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang didapat dan dikumpulkan
langsung dari sumber di lokasi penelitian melalui metode observasi dan wawancara.
Observasi berarti peneliti melihat dan mendengarkan termasuk menggunakan tiga indera yang lain apa yang dilakukan dan dikatakan atau diperbincangkan para
responden dalam aktivitas kehidupan sehari-hari baik sebelum, menjelang, ketika, atau sesudahnya. Aktivitas yang diamati terutama yang berkaitan dengan topik
penelitian, tanpa melakukan intervensi atau memberi stimuli pada aktivitas obyek penelitian. Hamidi, 2005:75
Dalam konteks ilmu komunikasi, penelitian dengan metode pengamatan atau observasi observation research biasanya dilakukan untuk melacak secara
sistematis dan secara langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan- persoalan sosial, politis dan kultural masyarakat. Di sini kata ”langsung” memiliki
pengertian bahwa peneliti hadir dan mengamati kejadian-kejadian di lokasi. Pawito, 2007:111
Dalam praktek penggunaannya, metode observasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan tingkat keterlibatan peneliti dalam atau ter-hadap
aktivitas serta proses-proses yang ada pada masyarakat yang diteliti. Dengan memperhatikan hal ini, kita pada dasarnya dapat membedakan dua jenis metode
pengamatannya, yaitu: a. observasi dengan ikut terlibat dalam kegiatan komunitas yang diteliti
participant observation, dan b. observasi tidak terlibat non participant observation yaitu observasi di mana
periset tidak memposisikan dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti. Kriyantono, 2007: 65
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi tidak terlibat nonparticipant observation, dengan melakukan observasi pada kegiatan komunikasi pemasaran
yang diselenggarakan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan. Kegiatan tersebut diantaranya kegiatan pameran yang dilaksanakan di Mangkunegaran
dalam rangka Word Heritage Cities Conference and Expo, pelaksanaan malam Selawenan yang dilaksanakan rutin setiap bulan pada tanggal 25 malam, serta
berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Batik Training Centre BTC Laweyan.
commit to user Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide panduan wawancara. Nazir, 1988:234 Interview wawancara merupakan alat pengumpulan data yang sangat penting
dalam penelitian komunikasi kualitatif yang melibatkan manusia sebagai subjek pelaku, aktor sehubungan dengan realitas atau gejala yang dipilih untuk diteliti.
Pawito, 2007:132 Pada penelitian ini, peneliti menerapkan jenis wawancara dengan menggunakan
pedoman wawancara interview guide. Pedoman wawancara tersebut tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, melainkan hanya sekedar garis besar data
dan informasi yang ingin didapat dari informan. Sedangkan data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari bahan kepustakaan
berupa referensi yang mendukung penelitian, berupa catatan-catatan, surat kabar, arsip laporan, data statistik, dan foto-foto. Untuk melengkapi data primer, peneliti
mengumpulkan data-data berupa:
a. pemuatan berbagai berita di surat kabar tentang Kampoeng Batik Laweyan.
b. data dari internet yang berkaitan dengan Kampoeng Batik Laweyan.
c. foto yang mendokumentasikan kegiatan yang berhubungan dengan proses Integrated Marketing Communications Komunikasi
Pemasaran Terpadu Kampoeng Batik Laweyan yang dilakukan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan.
d. materi kegiatan yang berhubungan dengan proses Integrated Marketing Communications Komunikasi Pemasaran Terpadu
Kampoeng Batik Laweyan.
Teknik Sampling : Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengambilan sampel dengan metode
Purpossive Sampling dan Snowball Sampling. Purpossive Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana ada
kecenderungan peneliti untuk informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data
yang mantap Sutopo, 2002:56.
commit to user Sedangkan teknik Snowball Sampling digunakan bilamana peneliti ingin
mengumpulkan data yang berupa informasi dari informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang tepat untuk dipilih karena tidak mengetahui
kondisi dan struktur warga dalam lokasi tersebut sehingga ia tidak bisa merencanakan pengumpulan data secara pasti. Untuk itu peneliti bisa secara
langsung datang memasuki lokasi dan bertanya mengenai informasi yang diperlukan kepada siapapun yang dijumpai pertama. Sutopo, 2002:57
4. Validitas Data :
Validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik tringulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaat-kan
data dari suatu sumber kemudian dikoreksi dengan sumber yang lain untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini
validitas data yang berbeda untuk permasalahan yang sama seperti tampak pada gambar berikut ini :
Gambar 1. 4
Diagram Teknik Tringulasi
Sumber: Sutopo, 2002:80 Teknik tringulasi data menurut istilah Patton ini juga sering disebut sebagai
tringulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam me-ngumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data
yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Sutopo, 2002:79
5. Teknik analisis data :
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan ke-dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data Moleong, 2001:103
Salah satu tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang utuh dan menarik, Hubberman menyarankan teknik analisa
kualitatif sebagai berikut :
Gambar 1.5
data wawancara
content analysis
analysis observasi
informan dokumen arsip
aktivitas
commit to user Diagram Model Analisis Interaktif
Sumber: Sutopo, 2002:96
commit to user
BAB II SEJARAH LAWEYAN DAN FORUM
PENGEMBANGAN KAMPOENG BATIK LAWEYAN
A. Sejarah Kampoeng Batik Laweyan Surakarta