Point of sale Word of mouth komunikasi dari mulut ke mulut

commit to user banyak waktu untuk melakukan persiapan, ada peluang untuk memajang produk- produk baru, adanya pertemuan tatap muka, ada peluang untuk melakukan demonstrasi dan pembagian sampel dan yang terakhir adalah terciptanya suasana akrab dalam pameran yang membuat pengunjung menikmati kunjungannya.

h. Corporate identity identitas perusahaan

Identitas perusahaan corporate identity menurut Frank Jefkins 1996:296 adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya. Identitas perusahaan tersebut harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi segala hal khas dan unik berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan secara fisik. Desain itu, memiliki wujud sedemikian rupa sehingga dapat mengingatkan khalayak akan perusahaan tertentu. Identitas perusahaan memiliki elemen-elemen utama yang meliputi warnabentuk bangunan atau pabrik, tipe logo, atribut, sampai dengan seragam dan pakaian resmi perusahaan.

i. Packaging pengemasan

Banyak komunikator pemasaran yang makin menyadari peran penting yang ditampilkan oleh kemasan merek. Kemasan menampilkan fungsi-fungsi pemasaran jauh di luar peran tradisional yang semata-mata menjadi kemasan serta pelindung produk. Menurut Shimp 2000:37, kemasan juga berguna untuk menggambarkan perhatian pada sebuah merek, memisahkan merek dari kumpulan produk yang kompetitif pada poin pembelian, menyesuaikan harga atau nilai bagi konsumen, mengartikan berbagai fitur dan keuntungan merek dan akhirnya dan yang terakhir adalah memotivasi pilihan merek konsumen.

j. Point of sale

Point of sale merupakan display yang mendukung penjualan, dengan tujuan memberi informasi, mengingatkan, membujuk konsumen untuk membeli secara langsung, dan menjajakan produk. Bentuk-bentuk display yang biasa digunakan adalah: 1. Wire stands : rak untuk buku. 2. Dumpersdump bins : gantungan untuk makanan kaleng. 3. Dispenser packsdisplay outer : tempat untuk barang yang kecil. 4. Display stands and cases : display untuk arloji. 5. Trade figures : grafik-grafik. 6. Small poster : display dipasang di pintu, jendela, dinding 7. Models : model statis atau bergerak. Tjiptono, 1995:234

k. Word of mouth komunikasi dari mulut ke mulut

commit to user Kebanyakan proses komunikasi antar manusia adalah dari mulut ke mulut. Setiap orang setiap hari berbicara dengan yang lainnya, saling tukar pikiran, saling tukar informasi, saling berkomentar dan proses komunikasi yang lainnya. Menurut Sutisna 2002:184, sebenarnya pengetahuan konsumen atas berbagai macam merek produk lebih banyak disebabkan adanya komunikasi dari mulut ke mulut. Hal ini terjadi karena informasi dari teman akan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari iklan. Informasi yang diperoleh dari orangtua lebih bernilai dan dapat dipercaya dibandingkan dengan informasi dari brosur. Dalam hal ini pengaruh individu lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh informasi dari iklan. Pada umumnya, kita lebih menghormati teman, oleh karena itu teman lebih dapat dipercaya. Lebih jauh dari itu, informasi dari teman, tetangga, atau keluarga akan mengurangi resiko pembelian, sebab konsumen terlebih dahulu bisa melihat dan mengamati produk yang akan dibelinya dari teman, tetangga atau keluarga. Selain itu informasi yang diperoleh berdasarkan Word Of Mouth communication WOM communcation juga dapat mengurangi pencarian informasi. Definisi Word Of Mouth menurut Word Of Mouth Marketing Association WOMMA dalam Mix 2007:12 adalah usaha pemasaran yang me- micu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual produk atau merek kita kepada pelanggan lain. Rosen dalam Prasetijo 2004:32, menyatakan bahwa ada enam unsur yang harus dimiliki suatu produk untuk bisa menghasilkan Word Of Mouth secara positif dan terus menerus, enam unsur tersebut adalah : commit to user 1. Produk tersebut harus mampu membangkitkan tanggapan emosional. 2. Produk harus mampu memberikan sesuatu yang melebihi dari ekspetasi konsumen. 3. Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan dirinya sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk menanyakan hal tersebut. 4. Suatu produk menjadi lebih powefull bila penggunanya banyak. 5. Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya dapat diaplikasikan di produk yang mengandalkan teknologi. 6. Pengalaman konsumen menggunakan produk pertama kali. Sekali konsumen kecewa, mereka tidak akan menggunakan produk anda lagi dan mereka akan bertindak seperti teroris. Sementara itu, menurut Sutisna 2002:185 ada beberapa faktor yang dapat dijadikan dasar motivasi bagi konsumen untuk membicarakan sebuah produk, yaitu : 1. seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi proses Word Of Mouth WOM. 2. seseorang mungkin banyak mengetahui mengenai produk dan menggunakan percakapan sebagai cara untuk menginformasikan kepada yang lain. Dalam hal ini Word Of Mouth WOM dapat menjadi alat untuk menanamkan kesan kepada orang lain, bahwa kita mempunyai pengetahuan atau keahlian tertentu. 3. seseorang mungkin mengawali suatu diskusi dengan membicarakan sesuatu yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal itu mungkin saja karena commit to user ada dorongan dan keinginan bahwa orang lain tidak boleh salah dalam memilih barang dan jangan menghabiskan waktu untuk mencari informasi mengenai suatu merek produk. 4. Word Of Mouth WOM merupakan satu cara untuk mengurangi ketidakpastian, karena dengan bertanya kepada teman, tetangga atau keluarga, informasinya lebih dapat dipercaya, sehingga akan mengurangi waktu penelusuran dan evaluasi merek. Komunikasi Word Of Mouth WOM atau komunikasi dari mulut ke mulut ini sangat berkaitan erat dengan pengalaman penggunaan suatu merek produk. Komunikasi dari mulut ke mulut akan sangat berbahaya bagi perusahaan yang mempunyai citra negatif, sebaliknya akan sangat menguntungkan jika dalam komunikasi dari mulut ke mulut itu adalah mengenai citra yang baik dan kualitas yang baik.

l. Internet dan media baru

Dokumen yang terkait

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) DALAM KEWIRAUSAHAAN BATIK TULIS (Studi Deskriptif Pada Nico Batik di Kota Probolinggo)

2 51 16

KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC),STUDI PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA SYARIAH 1912 SURAKARTA

1 63 80

ANALISIS ALUR MARKETING MIX DI INDUSTRI BATIK KAMPOENG BATIK LAWEYAN Analisis Alur Marketing Mix di Industri Batik Kampoeng Batik Laweyan.

0 4 15

PENDAHULUAN Analisis Alur Marketing Mix di Industri Batik Kampoeng Batik Laweyan.

0 5 6

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BATIK Strategi Komunikasi Pemasaran Batik Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Batik Dwi Hadi Surakarta.

2 4 16

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BATIK Strategi Komunikasi Pemasaran Batik Studi Kasus Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu Batik Dwi Hadi Surakarta.

0 1 16

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENCIPTA BATIK BOLA ( Studi di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta) Perlindungan Hukum Bagi Pencipta Batik Bola ( Studi di Kampoeng Batik Laweyan Sutakarta).

0 1 19

IMPLEMENTASI INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Implementasi IMC Kampoeng Batik Laweyan oleh Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan Tahun 2010).

1 3 12

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) PADA PT ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PALEMBANG

0 1 15

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) PADA PT ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PALEMBANG

0 0 29