commit to user
BAB II SEJARAH LAWEYAN DAN FORUM
PENGEMBANGAN KAMPOENG BATIK LAWEYAN
A. Sejarah Kampoeng Batik Laweyan Surakarta
Laweyan adalah sebuah kampung dagang dan pusat industri Batik, yang dimulai perkembangannya sejak awal abad 20. Soedarmono, 2006:44
Nama Laweyan tidak hanya dipakai sebagai nama tempat, tetapi juga dipakai untuk me-nyebut ”kelompok masyarakat” tertentu, yaitu yang terkenal sebagai
”kelompok kaum kaya” wong Nglaweyan di kota Surakarta, sebab daerah tersebut menjadi pusat perdagangan Batik. Tentang istilah ”lawiyan” ada dua cara
penulis, yaitu Laweyan dan Lawiyan. Rajiman, 1984:82 Kelurahan Laweyan memiliki luas wilayah 24,8 hektar yang terdiri
dari penggunaan lahan pemukiman sebesar 22,28 hektar, penggunaan pekuburan seluas 2,5 hektar, luas taman 0,006 hektar dan sisanya luas prasarana umum
lainnya 0,005 hektar. Ada beberapa folklore yang menceritakan asal usul nama Laweyan, diantaranya :
1. Folklore Ki Ageng Henis Asal usul nama Laweyan berhubungan erat dengan Kyai Ageng Henis. Pada
masa pemerintahan Sultan Hadiwijaya di kerajaan Pajang, Kyai Ageng Henis berjasa kepada Sultan Hadiwijaya sehingga diberi tanah ’perdikan’ tanah
yang tidak harus memberikan upeti pada raja dan daerah tersebut diberi nama Laweyan. Ki
43
commit to user Ageng Henis atau biasa disebut juga dengan Ki Ageng Enis adalah putera Ki
Ageng Sela. Ki Ageng Enis berputera Pamanahan, Pemanahan berputera Sutawijaya, yaitu pendiri kerajaan Mataram Islam. Rajiman, 1984:82
Menurut Fabela 2007:1, sejarah kawasan Laweyan barulah berarti setelah Kyai Ageng Anis bermukim di desa Laweyan pada tahun 1546 M,
tepatnya di sebelah utara pasar Laweyan sekarang Kampung Lor Pasar Mati dan membelakangi jalan yang menghubungkan antara Mentaok dengan desa
Sala sekarang jalan dr. Rajiman. Kyai Ageng Anis atau biasa disebut dengan Ki Ageng Henis adalah putra dari Kyai Ageng Selo yang merupakan
keturunan raja Brawijaya V. Kyai Ageng Anis atau Kyai Ageng Laweyan adalah juga manggala pinituwaning nagara kerajaan Pajang semasa Jaka
Tingkir menjadi Adipati Pajang pada tahun 1546 M. Setelah Kyai Ageng Anis meninggal dan dimakamkan di pesarean Laweyan tempat tetirah Sunan
Kalijaga sewaktu berkunjung. Bagus Danang atau Mas Ngabehi Sutowijaya. Sewaktu Pajang dibawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya Jaka Tingkir pada
tahun 1568 Sutowijaya lebih dikenal dengan sebutan Raden Ngabehi Loring Pasar pasar Laweyan. Kemudian Sutowijaya pindah ke Mataram Kota
Gede dan menjadi raja pertama Dinasti Mataram Islam dengan sebutan Panembahan Senapati yang kemudian menurunkan raja-raja Mataram.
2. Folklore Raden Ayu Lembah
commit to user Laweyan menjadi tempat pelaksanaan hukuman Lawe semacam hukuman
gantung Raden Ayu Lembah oleh Sunan Amangkurat Mas karena Raden Ayu Lembah bermain cinta dengan Raden Sukro.
3. Keberadaan Kampoeng Batik Laweyan tak lepas dari nama Laweyan yang berasal dari kata Lawe yang berarti bahan sandang atau benang. Soedarmono,
2006 :140
Selain 3 folklore tersebut, ada juga pendapat bahwa Laweyan atau Lawiyan berasal dari kata ”alih-alihan” menjadi ”ngalihan” menjadi Lawiyan,
yaitu merupakan tempat perpindahan orang-orang dari desa Nusupan pelabuhan Pajang-Kartasura di Bengawan Sala dan Kartasura. Mereka
pindah untuk menghindari bahaya banjir Bengawan Sala. Rajiman, 1984:82
a. Kondisi Geografis
Wilayah Laweyan secara administratif berbatasan dengan : Batas sebelah Utara
: kelurahan Sondakan Batas sebelah Selatan : kelurahan Banaran
Batas sebelah Timur : kelurahan Bumi
Batas sebelah Barat : kelurahan Pajang
b. Kondisi Demografis
commit to user 1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk kelurahan Laweyan secara keseluruhan adalah 2566 jiwa yang terbagi dalam 511 kepala keluarga KK.
Tabel 2.1
Distribusi Penduduk Kelurahan Laweyan
No. Jenis Kelamin Jumlah jiwa
1. Laki-laki
1204 2.
Perempuan 1362
Jumlah 2566
Sumber : Laporan Monografi Dinamis Kelurahan Laweyan Juli 2008
Dari tabel distribusi penduduk tersebut dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk perempuan 1362 jiwa, lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki
yaitu 1204 jiwa.
2. Mata Pencaharian Komposisi penduduk kelurahan Laweyan menurut mata pencaharian ini
dikhususkan bagi penduduk dengan usia 10 tahun ke atas.
Tabel 2.2
Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencahariannya
commit to user
No. Mata Pencaharian
Jumlah jiwa
1. Petani sendiri
- 2.
Buruh Tani -
3. Nelayan
- 4.
Pengusaha 60
5. Buruh Industri
200 6.
Buruh Bangunan 150
7. Pedagang
27 8.
Pengangkutan 75
9. Pegawai Negeri SipilABRI
20 10.
Pensiunan 28
11. Lain-lain
1111 Jumlah
1671 Sumber : Laporan Monografi Dinamis Kelurahan Laweyan Juli 2008
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penduduk Laweyan sebagian besar bekerja pada sektor lain yaitu sebanyak 1111 jiwa.
c. Kondisi Sosial Masyarakat
Sejak jaman dahulu masyarakat Laweyan terkenal dengan sifatnya yang tertutup, mandiri, dan beretos kerja tinggi. Hal tersebut tidak lepas dari latar
commit to user belakang mereka yang kebanyakan berprofesi sebagai juragan Batik, namun
seiring dengan diresmikannya Kampoeng Batik Laweyan sebagai daerah tujuan wisata, maka sifat ketertutupan para pengusaha Batik mulai tergeser, hal tersebut
dibuktikan dengan dibukanya tempat tinggal mereka yang menjadi satu bagian dengan pabrik Batik untuk dikunjungi wisatawan, bahkan mereka membuka
rumah mereka menjadi showroom Batik produksi mereka.
d. Data-data Usaha Batik Laweyan
Sebagai daerah penghasil batik, Laweyan tak lepas dari peran para pengusaha Batik baik Batik Tulis, Batik Cap maupun handicraft yang
berhubungan dengan Batik. Terdapat 50 showroom dan workshop Batik yang ada di Laweyan.
Jenis kain Batik yang dihasilkan di Laweyan yaitu : 1. Batik tulis, Batik tulis terdiri dari beberapa jenis yaitu Batik tulis tradisional,
Batik tulis abstrak, Batik lukis dan Batik tolet. 2. Batik cap, Batik cap ada dua jenis yaitu cap yang dikombinasikan dengan
proses Batik tulis serta Batik yang hanya di cap. 3. Batik Sablon, Batik sablon biasa disebut dengan Batik printing, proses
pembuatan Batik Sablon ini berbeda dengan Batik pada umumnya yang menggunakan malam dan juga dilorod untuk menghilangkan malam, pada
Batik printing, tidak digunakan malam. Tetapi kain langsung diproses meggunakan mesin. Dalam satu kali produksi bisa menghasilkan Batik dalam
jumlah yang banyak.
commit to user 4. Kain motif Batik atau biasa disebut semok.
e. Jenis Objek Kunjungan Wisata di Kampoeng Batik Laweyan
Jenis obyek kunjungan wisata yang ada di Kampoeng Batik Laweyan terbagi menjadi 5 macam, yaitu :
1. Batik, tidak hanya kain Batik tapi juga produk Batik seperti kaos, kemeja, taplak meja, sarung bantal, seprai dan lain-lain.
2. Makanan, makanan khas Laweyan adalah Ledre. 3. Bangunan, meliputi bangunan kuno dan bersejarah yang ada di Laweyan.
4. Alam dan lingkungannya, yaitu lingkungan Laweyan yang merupakan lingkungan pengusaha Batik.
5. Seni budaya, seperti kesenian ketoprak, dolanan anak, klothekan lesung, tari anak, dan lain-lain yang ditampilkan dalam acara malam Selawenan, tiap
bulan sekali pada tanggal 25.
f. Jalur Perjalan Wisatawan Pengunjung
Jalur perjalan wisatawan pengunjung dibuat dalam jalur yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan keinginan pengunjung.
commit to user Sedangkan menurut waktu, jenis kunjungan wisata ke Kampoeng Batik Laweyan
dibagi ke dalam 3 jalur yaitu : 1. Jalur pendek singkat
2. Jalur menengah 3. Jalur panjang
Jenis kunjungan wisata disesuaikan dengan waktu kunjungan wisatawan yang bersangkutan.
Dari jenis pengunjung wisatawan dapat dibedakan menurut tujuan pengunjung wisatawan, yaitu :
1. berbelanja 2. akademik penelitian
3. jalan- jalan Sumber : Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan
Tabel 2.3
Data Tempat Wisata di Laweyan
No. Nama Tempat
Jenis Pariwisata Keterangan
1. Makam Ki Ageng Henis
Wisata Ziarah Ki Ageng Henis merupakan kakek cikal bakal dari
commit to user
raja-raja Mataram 2.
Makam K.H Samanhudi Wisata Ziarah
K.H Samanhudi adalah pahlawan nasional pendiri Serikat Islam
3. Makam Jayengrana
Wisata Ziarah Jayengrana adalah bupati pertama Surabaya
4. Bandar Kabanaran
Wisata Budaya Bandar Kabanaran dahulu adalah sungai yang
menjadi jalur transportasi pemasaran Batik 5.
Showroom dan tempat produksi Batik
Wisata Budaya Laweyan merupakan salah satu sentra industri
kerajinan Batik di Jawa. Di Laweyan terdapat 50 pengusaha Batik.
6. Ledre
Wisata Kuliner Ledre merupakan makanan tradisional Laweyan.
7. Rumah-rumah kuno
Wisata Budaya Bangunan dan rumah-rumah kuno di Laweyan
merupakan bukti kejayaan juragan Batik Laweyan di masa lalu. Di Laweyan terdapat sedikitnya 60 rumah
kuno. 8.
Masjid Laweyan Wisata Religi
Masjid Laweyan merupakan salah satu masjid tua dan bersejarah di kota Surakarta.
9. Langgar Merdeka
Wisata Religi Langgar Merdeka dibangun pada tahun 1877 oleh
Haji Mashadi dan kemudian di wakafkan kepada masyarakat Laweyan Sidharta, 1989:71
10. Langgar Laweyan
Wisata Religi Langgar Laweyan merupakan Langgar tertua di
Surakarta Sidharta, 1989:69
Bahkan di Laweyan ada beberapa situs cagar budaya yang secara resmi ditetapkan
oleh Pemerintah Kota Surakarta
Tabel 2.4
Situs dan Benda Cagar Budaya di Kawasan Kampung Batik Laweyan
commit to user
No. Nama objek
Jenis objek Alamat
1. Langgar Laweyan
bangunan ibadah Laweyan, Surakarta
2. Langgar Merdeka
bangunan ibadah Laweyan, Surakarta
3. Langgar Makmur
bangunan ibadah Laweyan, Surakarta
4. Makam Ki Ageng Henis
makam Kelurahan Laweyan
5. Bekas Pasar Laweyan
bangunan umum Kelurahan Laweyan
6. Bekas Bandar Kabanaran
jembatan Kelurahan Kelurahan Laweyan
Sumber: SK Walikota Surakarta Nomor 64611611997
g. Sarana dan Prasarana
Sebagai konsekuensi ditetapkannya kawasan Laweyan sebagai daerah tujuan wisata, Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan bekerjasama dengan
berbagai pihak untuk terus mengembangkan Kampoeng Batik Laweyan, salah satu usaha pe-ngembangan tersebut adalah dengan menyediakan sarana dan
commit to user prasarana bagi pe-ngunjung Kampoeng Batik Laweyan, sarana dan prasarana
tersebut antara lain hotel dan restoran. 1. Hotel
Hotel kategori Melati yang ada di daerah tujuan wisata Kampoeng Batik Laweyan antara lain :
a. Hotel Laweyan - Jl. Dr. Rajiman No. 568 b. Hotel Sapta Jaya - Jl. Dr. Rajiman No. 580
c. Hotel Roemahku - Jl. Dr. Rajiman No. 510 Hotel Kategori Bintang
a. Indah Palace Hotel - Jl. Veteran No.284 b. Riyadi Palace Hotel - Jl. Slamet Riyadi No.335
2. Restoran Café a. Restoran Roemahku - Jl. Dr. Rajiman No. 510
b. Diamond Café - Jl. Slamet Riyadi No.396
Selain fasilitas tersebut, juga disediakan fasilitas wisata seperti: 1. Shelter
Di Kampoeng Batik Laweyan telah dibagun shelter yang berfungsi sebagai tempat istirahat dan tempat berteduh bagi pengunjung yang merasa lelah setelah berjalan-
jalan di Kampoeng Batik Laweyan. Shelter tersebut berada di sepanjang jalan Sidoluhur.
commit to user
Gambar 2.1
Shelter di Kawasan Kampoeng Batik Laweyan
2. Becak wisata Becak wisata adalah fasilitas berkeliling Kampoeng Batik Laweyan dengan
menggunakan becak. Penarik becak wisata tersebut adalah penarik becak yang beroperasi di wilayah Kampoeng Batik Laweyan dan sekitarnya. Yang
membedakan becak wisata dengan becak lain adalah cat Kampoeng Batik Laweyan yang ada di slebor becak tersebut. Jumlah becak wisata yang ada di
commit to user Kampoeng Batik Laweyan berjumlah 47. Becak wisata tersebut pernah
dikerahkan untuk membawa rombongan yayasan Warna-Warni milik Nina Akbar Tanjung bersama rombongan pejabat dan mantan pejabat untuk berwisata di
Kampoeng Batik Laweyan.
Gambar 2.2
Fasilitas Becak Wisata
3. Papan penunjuk jalan Untuk memudahkan wisatawan mengunjungi berbagai obyek wisata di Kampoeng
Batik Laweyan, maka dipasang papan penunjuk jalan yang berisi nama-nama showroom Batik dan obyek wisata.
Gambar 2.3
Papan Penunjuk Jalan di Kampoeng Batik Laweyan
commit to user
commit to user
B. Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan