Tahapan Penelitian METODE PENELITIAN

31 tahap proses akuisisi pengetahuan yang dikemukakan oleh Turban 1988 dalam Marimin 2005 bahwa tahapan akuisisi pengetahuan terdiri atas lima tahap, yaitu tahap identifikasi, tahap konseptualisasi, tahap formalisasi, tahap implementasi dan tahap uji coba. Namun, untuk proses akuisisi pengetahuan tahap identifikasi, tahap konseptualisasi, dan tahap formulasi yang digunakan. Tahap implementasi dan tahap uji coba digunakan pada tahap implementasi basis pengetahuan dan tahap pengujian pada tahapan metode penelitian ini. 4. Representasi Pengetahuan Metode representasi pengetahuan yang akan digunakan adalah metode production rule dan decision tree. Kedua jenis metode tesebut dipilih dengan alasan kemudahan dalam merepresentasikan pengetahuan, terutama dalam proses identifikasi serangan hama dan penyakit. Penggunaan metode lainnya dapat juga digunakan apabila dalam pelaksanaan penelitian memerlukan metode tambahan dalam proses representasi pengetahuan dari pakar. 5. Implementasi Basis Pengetahuan Implementasi pembangunan basis pengetahuan menggunakan pendekatan pembuatan prototipe prototyping, karena dengan menggunakan pendekatan tersebut mempercepat dan menyederhanakan dalam proses pengembangan sistem. Pembuatan prototipe terdiri atas tahap sebagai berikut O’Brien 2005: a. Penyelidikan Proses mengidentifikasi kebutuhan dan menilai kelayakan beberapa alternatif solusi sistem informasi. b. Analisis Proses menentukan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna akhir yang menghasilkan persyaratan fungsional yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem baru. c. Desain Aktivitas yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem. d. ImplementasiPemeliharaan Setelah proses analisa kebutuhan dan desain sistem terpenuhi, selanjutnya adalah proses implementasi sistem. Implementasi sistem dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman PHP sedangkan untuk penyimpanan data menggunakan DBMS PostgreSQL. 6. Pengujian Basis pengetahuan yang dibangun agar memperoleh hasil yang benar dan dapat menyelesaikan permasalahan, maka perlu dilakukan pengujian terhadap basis pengetahuan tersebut yang terdiri atas verifikasi dan validasi. Verifikasi adalah proses yang bertujuan untuk menunujukkan bahwa sistem yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Meseguer dan Preece 1995. Verifikasi yang dilakukan terhadap basis pengetahuan mengacu pada Walker dan Sinclair 1995 dalam Russel et al 1999 berupa pemeriksaan terhadap konsistensi istilah yang digunakan, pengulangan, dan kontrakdiksi diantara pernyataan serta kelengkapan keseluruhan isi basis pegetahuan. Validasi adalah 32 proses memastikan apakah keluaran sistem benar dan hasil pengembangan sistem adalah yang pengguna inginkan dan perlukan. Validasi juga memastikan isi pengetahuan direpresentasikan dan disimulasikan dengan benar El Korany et al 2000. Validasi basis pengetahuan dilakukan melalui uji kasus, hasil uji kasus tersebut dibandingkan dengan hasil keluaran yang diharapkan pakar. Gambar 15. Tahapan Penelitian 33

IV. PEMBAHASAN

A. Pertanian Presisi Dalam Pengendalian Budidaya Broiler Closed House

Pertanian presisi precision farmingPF merupakan informasi dan teknologi pada sistem pengelolaan pertanian untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola informasi keragaman spasial dan temporal di dalam lahan untuk mendapatkan keuntungan optimum, berkelanjutan, dan menjaga lingkungan McBratney A and Whelan BM, 1995. Pertanian presisi mencangkup presisi dalam hal lokasi, waktu, dan dosis. Berdasarkan tingkatan keberhasilannya, pertanian presisi dibagi menjadi tiga tingkatan. Tingkat 1 yaitu jika input dosis yang diberikan lebih sedikit tapi hasil lebih besar, tingkat 2 yaitu jika input lebih sedikit hasil sama dengan sebelumnya, dan tingkat 3 yaitu jika input sama hasil yang diperoleh lebih besar. Budidaya Broiler Sistem Tertutup Closed System merupakan salah satu bentuk pertanian presisi untuk meningkatkan produktivitas hasil budidaya. Untuk melakukan budidaya Closed System dibutuhkan informasi yang gampang dan mudah untuk diakses yang mana pada penelitian ini disediakan informasi mengenai DOC Day Old Chick, pengendalian lingkungan, pengendalian pakan dan air, serta pengendalian penyakit. Pertanian presisi menekankan pada tindakan yang sangat akurat dalam menetapkan maupun dalam pengambilan keputusan. Sehingga juga diperlukan informasi akurat, infromasi yang salah akan menyebabkan keputusan dan tidankan yang salah juga. Setelah semua informasi terkumpul maka akan dilakukan proses kodifikasi oleh program yang telah dibuat, dan terahir akan disajikan informasi tindakan yang tepat berdasarkan kondisi yang telah di input. Saat ini budidaya ayam broiler kebanyakan masih kurang presisi. Mulai dari pengetahuan peternak yang sangat minim mengenai budidaya broiler karana disebabkan sumber yang sulit untuk dijankau karena masih tersebar dibuku maupun dijurnal, atau masih hanya diketahui oleh pakar. Lemahnya pengetahuan ini menyebabkan tindakan budidaya yang berjalan kurang tepat, sehingga proses budidaya tidak produktif. Walaupun jika ada peternak yang budidayanya sudah bagus, hal ini tidak akan berkelanjutan karena pengetahuannya tidak tersimpan dalam satu basis pengetahuan. Pada penelitian ini secara umum terdapat tiga bagian yang termasuk parameter pertanian presisi yaitu manajemen pakan, lingkungan, dan penyakit. Pengetahuan mengenai tiga tahapan penting budidaya broiler ini harus benar – benar diketahui oleh para peternak. Sebab jika salah akan berakibat fatal. Contohnya pada bagian manajemen lingkungan, ketika ayam broiler berusia 5 hari suhu lingkungannya diatur pada hal suhu idealnya sekitar , maka ayam broiler akan kedinginan sehingga berkerumum di satu tempat dan konsumsi pakan menurun drastis. Hal inilah yang menyebabkan bobot broiler rendah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh peternak. Pertanian presisi pada Budidaya Broiler Closed House tidak hanya membahas penyediaan informasi terkait lingkungan ideal saja, numun juga terkait informasi mengenai penyebab, tindakan yang harus diambil, serta persiapan yang harus dilakukan oleh peternak. Salah contoh, pada bagian penyakit. Informasi yang dibutuhkan oleh peternak bukan hanya nama penyakit berdasarkan gejala – gejala yang telah dipilih, tapi lebih luas dari itu. Peternak membutuhkan informasi terkait penyebab terjadinya penyakit agar pada budidaya selanjutnya penyakit yang serupa tidak terjadi lagi, setelah itu maka infomasi selanjutnya yang harus diberkan kepada peternak yaitu informasi mengenai tindakan yang mencangkup pencegahan dan pengobatannya. Dengan demikian 34 informasi yang diterima oleh peternak bukan hanya penambahan wawasannya saja, tapi sampai kepada tindakan apa yang harus dilakukan. Bagian budidaya broiler Closed House kedua yang termasuk parameter pertanian presisi yaitu bagian pakan. Dimana pakan merupakan bagian terpenting menentukan produktivitas ayam broiler, karena indikator utama ayam broiler produktif adalah bobotnya, sedangkan bobot yang bagus itu diperoleh dari manajemen pakan yang bagus. Pada bagian pakan ini informasi diberikan terkait kepadatan kandang berdasarkan berat panen yang diinginkan oleh peternak, dari kepadatan ini bisa ditentukan luas kandang yang seharusnya disiapkan oleh peternak. Bagian presisi yang kedua dari poin ini adalah sistem peminuman, pada bagian ini peternak bisa mengetahuai air dan nipple tempat air yang harus disiapkan oleh peternak. Selanjutnya peternak bisa mengetahui terkait pakan yang harus disiapkan oleh peternak, peternak bisa tahu berapa jumlah pakan per ekor yang harus disiapkan, jumlah pakan total, dan bobot broiler yang ideal. Bagian budidaya terahir yang termasuk parameter pertanian presisi adalah lingkungan. Bagian ini yang kebanyakan tidak tepat penanganannya dalam proses budidaya, padahal bisa berakibat fatal. Litter merupakan bagian pertama yang dibahas di poin lingkungan ini, dari bagian ini peternak bisa tau terkait litter apa yang cocok dan berapa tinggi idealnya. Bagian kedua peternak bisa mengetahui suhu dan RH yang optimal. Bagian ketiga ventilasi, pada bagian ventilasi ini diinformasikan terkait kecepatan udara dan batas kandungan udara yang optimal bagi pertumbuhan broiler, bagian terahir dari poin udara bagian penyinaran, pada bagian ini diinformasikan jenis pencahayan yang sesuai dan lama pencahayaan yang harus dilakukan.

B. Pengembangan Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam Precision Farming . Basis pengetahuan bukan hanya menyediakan informasi kepada para petani, namun juga bisa digunakan sebagai wadah untuk konsultasi sehingga bisa mendapat arahan dalam proses pengambilan keputusan sebelum melakukan tindakan lebih lanjut Decision Support System. Basis Pengetahuan ini bisa di update tergantung kebutuhan dan perkembangan pengetahuan, basis data yang terdapat didalamnya bisa ditambah dan diperbaiki isinya jika terdapat kesalahan tampa merubah sistem sudah ada. Satu basis data bisa menghasilkan banyak sistem informasi yang bermanfaat bagi para petani, dengan syarat data yang dibutuhkan terdapat banyak kesamaan. Basis pengetahuan yang dibuat seperti yang telah dijelaskan dalam metode penelitian yang telah disebutkan diatas. Yaitu terdiri dari proses identifikasi masalah atau keadaan, proses akuisisi pengetahuan, dan proses representasi pengetahuan. Ketiga proses ini dalam proses basis pengetahuan budidaya broiler akan deterangkan lebih lanjut dibawah ini ; 1. Identifikasi masalah Sebelum melakukan proses akuisisi pengetahuan dibutuhkan tujuan yang jelas mengenai basis pengetahuan yang akan dibangun, tujuan bisa terarah dan tercapai dengan melakukan identifikasi terlebih dahulu. Tahap identifikasi merupakan proses pendefinisian dan pengumpulan kemungkinan sumber daya dan kegiatan mempertajam tujuan perancangan basis pengetahuan budidaya ayam broiler Closed House. Sumber daya dalam proses akuisisi pengetahuan adalah pakar budidaya ayam broiler dan literatur tertulis. Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan, baik dari literatur maupun dengan pakar. Maka dalam pengembangan basis pengetahuan budidaya broiler Closed House terdapat empat macam informasi pengtahuan yang dibutuhkan oleh para peternak, yaitu ;