Kaukus Perempuan Parlemen REKOMENDASI

Page | 51 Baseline Survey on Caucus and Women Parliamentary Network f Informasi kegiatan kaukus di tingkat pusat dan daerah sehingga masing-masing kaukus dapat melihat perkembangan di daerah. Informasi tentang Kaukus Perempuan Parlemen di luar negeri juga penting untuk menginspirasi kegiatan kaukus di Indonesia. g Konten hiburan juga perlu dimasukkan ke dalam WPN, konten seperti fashion dan kuliner dapat digunakan sebagai promosi bagi produk daerah. Selain itu, konten ini akan menjadi penarik minat perempuan aleg, pada umumnya perempuan memiliki minat yang cukup tinggi terhadap kuliner dan fashion. h Kegiatan SWARGA dan kegiatan Kaukus sangat penting di upload dalam web mengingat perempuan aleg suka mengunggah foto mereka ke sosial media yang aktif digunakan. Memberikan caption pada foto informasi nama, lokasi dan tempat kegiatan penting untuk menarik perhatian anggota. i Kegiatan Kaukus di negara lain sebagai perbandingan jika memungkinkan. Hal penting dalam merencanakan konten WPN adalah bahasa yang digunakan harus mempertimbangkan kemampuan berbahasa perempuan aleg. Secara kumulatif, kemampuan berbahasa Inggris responden dapat diklasifikasikan rendah yaitu 81,5 dikategorikan tidak berbahasa Inggris dan hanya 10,7 saja yang dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Oleh karena itu, hindari instruksi, petunjuk penggunaan dan istilah-istilah berbahasa Inggris terutama yang tidak umum atau teknis. Jika terpaksa dilakukan, perlu disandingkan dengan padanan dalam Bahasa Indonesia. Minimnya kemampuan berbahasa Inggris responden di satu sisi menjadi peluang bagi WPN untuk memasukkan konten-konten atau materi yang bahasa asalnya adalah Bahasa Inggris dan diterjemahkan dan dipublikasi ke dalam jaringan WPN perempuanparlemen.org yang telah tersedia. Informasi tentang kegiatan anggota Kaukus Perempuan Parlemen di daerah lain, bahkan di negara lain dapat dijadikan format berita atau story yang berisi tantangan dan rintangan dalam menjalankan kegiatan dan agenda Kaukus. Format infomasi ini diharapkan dapat menginspirasi anggota Kaukus.

2. Kaukus Perempuan Parlemen

Para responden di semua wilayah antusias dalam membangun Kaukus. Ada 55 responden ya g tidak e jawab keberadaa Kaukus , tetapi ereka sangat mendukung pembentukan kaukus dan Jaringan Kerja Perempuan Parlemen. Angka 55 itu merujuk pada belum adanya kaukus saat penelitian ini dilakukan. Memperhatikan hal ini maka di Propinsi dan KabupatenKota yang belum dibentuk Kaukus, segera dibentuk Kaukus dan WPN, khususnya Provinsi Kalimantan Tengah, Lampung dan Gorontalo. Kaukus Perempuan Parlemen Kaukus merupakan elemen penting dalam implementasi WPN karena menjadi wadah bagi kegiatan perermpuan aleg dan WPN. Informasi dan konsolidasi perempuan aleg di harapkan dilakukan di Kaukus. Page | 52 Baseline Survey on Caucus and Women Parliamentary Network Data berikut menggambarkan bahwa Kaukus di tingkat provinsi dan kabupatenkota baru sebagian terbentuk 35 sementara 55,4 tidak menjawab status kaukus di wilayahnya. Data ini mengindikasikan bahwa selain belum terbentuk, perempuan aleg pun belum familiar dengan Kaukus sehingga SWARGA perlu memberikan pemahaman yang konkrit tentang definisi Kaukus dan perbedaannya dengan organisasi lain serta kegiatan yang sebaiknya dilakukan Kaukus. Signifikansi Kaukus dalam WPN sangat besar karena berbagai rencana kegiatan dukungan SWARGA kepada perempuan aleg dikoordinasikan dan disinkronisasi melalui Kaukus. Terlepas dari kevakuman Kaukus di tingkat provinsi dan kabupatenkota, Kaukus berpotensi untuk diaktifkan karena keberadaan inisiator tokoh perempuan di legislatif yang dapat menjadi inisiator Kaukus 21,4, jumlah anggota memadai 17,9 dan antusiasme anggota dalam membentuk kaukus 8,8. Fasilitas Kaukus pun baru berupa ruang kantor 5,3. Jadi belum banyak dilakukan oleh Kaukus, kecuali di DIY. Kaukus telah terbentuk dan telah menjalin kerjasama dengan NGO Narasita dalam melaksanakan kegiatannya. Di tiga daerah lainnya, Kaukus sangat memerlukan intervensi SWARGA dalam hal: a Menginisiasi Kaukus untuk menggunakan informasi terkait isu perempuan, anak, kesehatan, lingkungan atau yang menjadi ciri khas di daerah masing-masing untuk menyusun agenda bersama diawali pertemuan dengan inisiator-inisiator Kaukus. Para inisiator diharapkan menjadi jembatan antara SWARGA dan anggota Kaukus lainnya. Bagi Kaukus yang kepengurusannya telah terbentuk SWARGA perlu memberikan gambaran kegiatan yang dapat dilakukan oleh Kaukus. Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dengan tatap muka, dan kegiatan yang dapat dilakukan dengan komunikasi menggunakan teknologi komunikasi berikut cara-caranya. b Mengintegrasikan Kaukus dengan kegiatan pelatihan yang akan diselenggarakan oleh SWARGA untuk WPN dan training. c Menginisiasi pemanfaatan fasilitas yang dimiliki Kaukus untuk WPN misalnya mendesain kantor menjadi data base aleg perempuan, isu perempuan atau isu daerah yang dapat digunakan dalam pembahasan masing-masing komisi atau Alat Kelengkapan Dewan AKD dengan bermodalkan desktop atau laptop dan jaringan internet.

3. Stakeholder