15.4 Perempuan Anggota Legislatif dan Cara Mereka Memanfaatkan Perangkat Informasi

Page | 45 Baseline Survey on Caucus and Women Parliamentary Network tidak memanfaatkan email secara maksimal, berdasarkan temuan lapangan, pengguna email aktif hanya sejumlah 28,6 dibandingkan pengguna pasif 69,4. Terkait dengan kondisi ini, SWARGA perlu mendesain pengadaan jaringan dan aplikasi yang reliable dan mudah penggunaannya untuk mendukung kinerja dan tugas- tugasnya. Jaringan tersebut sebaiknya didukung dengan aplikasi yang disesuaikan dengan kebiasaan sehari-hari mereka dalam memanfaatkan perangkat komunikasinya. Anggota perempuan parlemen terbiasa mengakses berita online 57,1. Oleh karena itu, penting untuk mendesain aplikasi yang sesuai dengan kebiasaan mereka yaitu menyediakan data yang diberi pengantar sebagai informasi. Jadi seolah-olah mereka sedang membaca berita. Untuk lebih detail, mereka dapat melihat lanjutan dan men-download lampirannya attachment jika ada. Data detail dapat diformat dalam bentuk PDF dan sejenisnya misalnya UU dan Peraturan- peraturan lebih lanjut, jenis data yang direkomendasikan akan dibahas dalam sub bab tersendiri. Pemanfaatan email juga penting untuk didorong oleh SWARGA mengingat meskipun penggunanya relatif sedikit, tapi email sangat penting untuk untuk menunjang kinerja anggota dewan. Pelatihan penggunaan email dan fungsi-fungsi yang terdapat pada domain email seperti yahoo, gmail dan sebagainya perlu diperkenalkan dan dilatihkan kepada anggota perempuan aleg dan tenaga ahlipendukung. Pemanfaatan alat komunikasi yang dimiliki perempuan anggota legislatif selain menelepon dan mengirim pesan teks dapat dilihat melalui data dalam tabel berikut. Dilihat dari data, dapat dinyatakan bahwa semakin canggih alat komunikasi yang dimiliki, semakin besar kecenderungan perempuan aleg untuk mengakses berita. Oleh karena itu, konten dalam WPN sebaiknya mengikuti model tampilan alur berita, sehingga membaca konten WPN hampir sama dengan pola membaca berita. Tabel 6. Pemanfaatan Alat Komunikasi Perangkat Komunikasi Pemanfaatan Infotainment Online Toko Online Berita Online Membaca Email Mencari Data Tidak Menjawab Ponsel Biasa 27.2 9.1 36.4 9.1 18.2 BlackBerry 18.7 12.5 56.3 12.5 Smart Phone 6.3 68.7 25.0 TabletiPad 7.7

61.5 15.4

15.4 Page | 46 Baseline Survey on Caucus and Women Parliamentary Network Berkaitan dengan dengan penggunaan yang berbeda untuk masing-masing perangkat berbasis android yang mereka miliki, sebaiknya perlu dipertimbangkan lampiran- lampiran seperti Draft, Undang-Undang atau Peraturan yang menjadi kebutuhan mereka. Biasanya, file Undang-undang, peraturan seperti UU No. 172003 Tentang Keuangan Daerah dan sebagainya, cara men-download dan menyimpan di perangkatnya masing-masing biasanya iPad dan Tablet menjadi kesulitan bagi perempuan aleg. Oleh karena itu, perlu diberikan pelatihan penyimpanan file di perangkatnya, kegiatan seperti memberi nama folder, lokasi folder serta cara cepat menemukan kembali file tersebut pada saat diperlukan sangat penting bagi perempuan aleg. Infomasi tentang kapasitas perangkat yang dimiliki juga perlu diberikan dalam pelatihan tersebut. Informasi terkait konten yang diperlukan perempuan aleg yang berkaitan langsung dengan fungsinya seperti misalnya UU, Peraturan dan isu terkait penganggaran, legislasi dan pengawasan yang dikelompokkan menurut fungsi, isu dan wilayah. Jadi masing-masing anggota dapat melihat perkembangan didaerahnya juga di wilayah lain. WPN juga diharapkan mengikuti kebiasaan perempuan aleg dalam berkomunikasi berbasis teks antar sesama anggota yang digunakan dalam androidnya seperti BBM dan WhatsApp. Kedua jenis komunikasi berbasis teks ini dapat digunakan untuk komunikasi grup. Jika set-up atau format komunikasi interaktif antar anggota per- daerah dapat dibagi per provinsikabupaten atau satuan grup yang disepakati dapat diakses semudah mereka berkomunikasi dengan BBM dan WhatsApp, WPN dapat memfasilitasi terbentuknya pola komunikasi yang spesifik dan khusus bagi terbentuknya jaringan kerja perempuan aleg. Untuk mewadahi jaringan ini perlu dipikirkan desain komunikasi in-group terdaftar seperti halnya BBM dan WhatsApp yang bersifat grup tertutup close group. Format ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan anggota dalam berkomunikasi. Perempuan aleg juga memanfaatkan kepemilikan perangkat komunikasinya untuk mengakses sosial media. Sosial media dimanfaatkan sebagai kegiatan mengisi waktu luang hingga kepentingan kampanye. Kegiatan yang sering dilakukan adalah meng- upload foto atau mengganti foto profil, memperbaharui status dan memberi komentar. Beberapa anggota juga memanfaatkan sosial media untuk berkampanye. SWARGA perlu mengarahkan pemanfaatan sosial media kepada perempuan aleg untuk memelihara komunikasi dengan konstituen yang diperoleh selama masa kampanye. Penting juga untuk memberikan pengetahuan tentang kontenstatus yang mengundang simpati atau kontroversi. Cara berkomunikasi perempuan aleg secara umum masih menggunakan komunikasi verbal baik pada mereka yang berpendidikan menengah maupun tinggi. Data tersebut dapat diihat pada Tabel 3. Namun demikian, komunikasi verbal lebih sering Page | 47 Baseline Survey on Caucus and Women Parliamentary Network terjadi pada anggota yang berpendidikan SMASederajad baik secara langsungtatap muka juga pembicaraan telepon. Sedangkan pada perempuan aleg berpendidikan tinggi Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana cara komunikasi berkombinasi hampir seimbang antara verbal dan tulisan berbasis teknologi. Penggunaan email juga semakin meningkat seiring dengan tingkat pendidikan. Tabel 7. Tingkat Pendidikan dan Cara Berkomunikasi Perempuan Anggota Parlemen Pendidikan Formal Cara Berkomunikasi 1 2 3 4 5 6 SMASederajad 30 40 10 10 10 Diploma 5.9 Sarjana S1 15.4 34.6 26.9 15.4 7.7 Pasca Sarjana S2-S3 17.8 30.4 32.1 12.5 1.8 5.4 Keterangan : 1. RapatBertatap muka langsung 2. Pembicaraan melalui telepon 3. Diskusi dengan BBMWhatsApp 4. Membuat agenda pertemuan dan diskusi via email 5. Membuat agenda bersama dan diskusi melalui mailing-list milis 6. Tidak menjawab Kecenderungan komunikasi ini penting untuk menjadi catatan bahwa mendorong pemanfaatan email dan alat komunikasi sangat potensial dan penting untuk dilaksanakan. Pelatihan WPN langsung kepada anggota justru sangat penting karena potensi ini melekat pada diri responden. Meskipun pelatihan serupa juga penting diberikan kepada asisten. Intervensi berupa pelatihan yang terkait pada m aksimalisasi perangkat, aplikasi dan jaringan yang dilakukan kepada masing-masing anggota sebaiknya mempertimbangkan juga tingkat pendidikan. Meskipun komposisi tingkat pendidikan parempuan anggota parlemen dalam studi ini secara kumulatif adalah pendidikan tinggi 80,3 dan menengah 19,7, oleh karena itu, tantangan untuk mengembangkan WPN ditentukan dari anggota itu sendiri. Namun demikian, bukan berarti mereka yang berpendidikan SMASederajad tidak memiliki keinginan untuk memanfaatkan perangkat komunikasi, meskipun metode pelatihannya perlu disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka. Pelatihan yang diberikan kepada perempuan aleg yang berpendidikan SMASederajad harus lebih banyak menggunakan penjelasan verbal, mencontohkan Page | 48 Baseline Survey on Caucus and Women Parliamentary Network secara langsung pada perangkat miliknya. Penjelasan secara langsung lebih efektif daripada misalnya menjelaskan sepintas dan setelah itu memberikan manual atau buku panduan. Penjelasan sebaiknya diberikan secara mendetail tentang tahapan penggunaan dan jenis informasi yang dicari, misalnya untuk mencari Draft Perda atau data di web pemerintah dan NGO, atau berkomunikasi Bagi anggota dengan pendidikan lebih tinggi penjelasan akan relatif lebih mudah karena lebih familiar dengan perangkat berbasis android. Penjelasan berupa tips mencari data secara cepat dilengkapi dengan shortcut yang mudah sesuai dengan fungsi anggota akan menarik minat anggota. Terlebih lagi, persepsi anggota terhadap penggunaan internet dalam membangun WPN secara kumulatif sangat baik dilihat dari dari data yaitu 89,3 setuju dan berarti hanya 10,7 yang menyatakan ketidaksetujuan. Oleh karena itu, terlepas dari tantangan yang sangat besar, WPN juga mendapatkan dukungan dari anggota. Keberadaan internet sangat penting dalam komunikasi masa depan juga disadari oleh anggota. Keinginan untuk berkomunikasi secara lebih efektif dan cepat juga didorong pengalaman anggota dalam menghadapi kesulitan dalam menjalin hubungan dengan konstituen dan publik.

b. Kendala Pengoperasian Perangkat Komunikasi dan Konten WPN