Sekilas Tentang AQIM KETERLIBATAN AL-QAEDA IN ISLAMIC MAGHREB AQIM DALAM

40 digantikan oleh Sahraoui. Saifi beserta Mokhtar Belmokhtar lalu memperluas operasi GSPC ke negara tetangga Aljazair yakni wilayah regional Sahel Afrika 86 . Sejak penggulingan kepemimpinan Hattab dari GSPC, organisasi tersebut telah menggeser tujuan awal untuk menggulingkan pemerintah militer jihad nasional menjadi jihad global. Kepemimpinan Nabil Sahraoui telah membuat tujuan utama GSPC adalah jihad global. Sahraoui juga menyatakan dukungan terhadap para saudara jihadis di negara lain seperti Chechnya dan Filipina. Sayangnya, sebelum mencapai tujuan tersebut, Sahraoui terbunuh dalam baku tembak dengan pasukan keamanan Aljazair pada Juni 2004 87 . Droukdel kemudian diangkat menjadi pemimpin GSPC yang baru. Peristiwa invasi Amerika Serikat ke Irak telah memotivasi perekrutan yang lebih banyak untuk jihad global. Peristiwa Irak juga membuat GSPC sejalan dengan Al- Qaeda dengan merekrut para jihadis muda yang ingin berjuang di Irak. Al-Qaeda di Irak menjadi perantara untuk menggabungkan GSPC dengan Al-Qaeda. Secara bertahap, Droukdel menggemakan pernyataan politik dari Al-Qaeda. Jaringan GSPC dengan Al-Qaeda berkembang menjadi penghubung kegiatan negara- negara Afrika Utara ke Irak. Ekspansi GSPC ke wilayah Sahel Afrika berkaitan dengan kegiatan penyeludupan, rute perdagangan manusia, fasilitas militan ke Irak. 88 86 Ibid 87 Jean-Pierre Filiu, The Local and Global Jihad of Al – Qaida in The Islamic Maghrib. Middle East Journal Vol. 63 No. 2 Spring hal. 220 seperti dikutip oleh Stephen Harmon “From GSPC to AQIM : The Evolution of an Algerian Islamist Terrorist Group into an Al – Qa‟ida Affiliate and its Implications for Sahara- Sahel Region”,Concerned Africa Scholars Bulletin N°85 – Spring,2010, 15 88 Ibid 41 Pada Juni 2005, Droukdel mengutus Belmokhtar untuk memimpin pejuang GSPC menyerang barak militer di Lemghiti, Mauritania dan menewaskan lima belas tentara. Serangan demi serangan yang dilakukan oleh GSPC menuai pujian dari Al-Qaeda. Dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2006, GSPC telah melakukan 199 serangan. Kebanyakan sasaran mereka mematikan dan menyasar militer 89 . Pada tanggal 11 September 2006, Zawahiri salah satu pimpinan cabang di Al-Qaeda mengumumkan adanya merger antara GSPC dan Al-Qaeda. Kelompok ini dapat bergabung dengan Al – Qaeda karena tiga hal, yakni menolak rekonsiliasi nasional, menargetkan musuh – musuh luar seperti Perancis dan beroperasi di luar perbatasan khususnya Mali dan Mauritania 90 . Akhir 2006, GSPC menyanggupi tujuan Al-Qaeda untuk menyerang Barat dan Droukdel berjanji setia kepada Osama bin Laden. Janji tersebut dibuktikan dengan menyerang bis yang membawa karyawan salah satu perusahaan Amerika Serikat. Pada Januari 2007, GSPC resmi menyandang nama Al-Qaeda dan mengadopsi nama Al-Qaeda in the Islamic Maghreb AQIM 91 . Tabel dibawah menjelaskan tentang kronologis sejarah evolusi AQIM secara singkat dan peristiwa penting yang melibatkan GSPCAQIM. 89 Anneli Botha,”Terrorism in the Maghreb : The Transformation of Domestic Terrorism”. Institute for Security Studies Monograph No. 144 Juni 2008 hal. 20 seperti dikutip oleh Stephen Harmon “From GSPC to AQIM : The Evolution of an Algerian Islamist Terrorist Group into an Al – Qa‟ida Affiliate and its Implications for Sahara-Sahel Region”,Concerned Africa Scholars Bulletin N°85 – Spring,2010, 17 90 Ibid, 18 91 Jean-Pierre Filiu, The Local and Global Jihad of Al – Qaida in The Islamic Maghrib,16 42 Tabel 3.1 Kronologis Peristiwa Penting dan Evolusi AQIM Kronologis Peristiwa Penting dan Evolusi AQIM 92 Tanggal Peristiwa 28 November 1991 Serangan terhadap stasiun perbatasan Guemmar yang dilakukan oleh pemberontak Aljazair “Afghan” Oktober 1992 Pembentukan GIA di Aljazair Juli 1993 Buletin pertama GIA “AL Ansar” diterbitkan di London 24 Desember 1994 GIA melakukan pembajakan terhadap pesawat Air France yang melakukan penerbangan dari Aljir menuju Marseille 25 Juli 1995 GIA melakukan pengeboman terhadap stasiun Métro di Paris Januari 1996 GIA menyatakan perang terhadap FIS September 1997 Gencatan senjata antara tentara dan angkatan bersenjata FIS September 1998 Pembentukan GSPC oleh mantan komandan GIA, Hassan Hattab 9 September 2001 Pemimpin aliansi anti Taliban hmed Shah Mas‟ud dibunuh oleh anggota jihadis Tunisia yang diutus oleh Osama bin Laden 11 April 2002 Serangan bunuh diri Al – Qaeda terhadap sinagog Ghriba di Tunisia 21 orang tewas 16 Mei 2003 Serangan bunuh diri di Casablanca 45 orang tewas termasuk 12 teroris Agustus 2003 Hattab digantikan oleh Nabil Sahrawi sebagai pemimpin GSPC 24 Juni 2004 Sahrawi tewas dalam aksi bentrokan dengan tentara Aljazair ; Abdelmalek Drukdal menjadi pemimpin GSPC Juli 2005 Penculikan dan eksekusi dua diplomat Aljazair di Baghdad oleh Al-Qaeda 13 September 2006 Drukdal menyatakan untuk bergabung pada Al-Qaeda 11 Desember 2006 Serangan GSPC terhadap bis yang membawa karyawan kontraktor dari Amerika 1 orang tewas 24 Juni 2007 GSPC mengganti nama menjadi AQIM 2. Kepemimpinan, Ideologi dan Tujuan AQIM a. Kepemimpinan AQIM Setelah GSPC menggabungkan diri dengan Al-Qaeda dan mengganti namanya menjadi AQIM, Abdelmalek Droukdel tetap menjadi pemimpin tertinggi AQIM sejak tahun 2004. Ia juga dikenal dengan nama Abou Mossab Abdelwadoud. Droukdel adalah seorang insinyur terlatih dan ahli bahan peledak. 92 Jean-Pierre Filliu, The Local and Global Jihad of Al-Qaida in The Islamic Maghrib, 3 43 Struktur kepemimpinan AQIM terbagi menjadi tiga yakni Emir pemimpin tertinggi, Majlis Al‟ Ayan Dewan Kehormatan dan Majlis Al Shura Dewan Syura. Mereka ini adalah pembuat keputusan organisasi. Majlis Al‟ Ayan meliputi emir, beberapa komandan regional dan kepala militer, peradilan, politik dan komite media. Kepala komite medis, kepala pejabat keuangan dan pejabat komunikasi diduga adalah anggota ataupun penasehat dewan. Majlis Al Shura meliputi anggota Majlis Al‟ Ayan, kepala militer, politik, media dan komite medis, pejabat komunikasi dan hakim AQIM 93 . Droukdel memiliki dua deputi yang menjalankan daerah operasi selatan AQIM yakni Mokhtar Belmokhtar dan Yahia Abu Amar Abid Hammadou alias Abdelhamid Abu Zeid. Mokhtar Belmokhtar merupakan anggota pendiri AQIM dan memimpin batalyonnya di perbatasan Aljazair-Mali. Belmokhtar dan Abu Zeid dibantu oleh Yahya Abu Ammar alias Yahya Jouadi yang beroperasi di pedalaman Selatan Aljazair dan Mauritania, Abu Anas Al-Shingeti yang berada di tenggaranya serta Abdelkarim yang asli etnis Tuareg dan memimpin wilayah operasi di kota Kidal, Utara Mali 94 . AQIM mendelegasikan eksekusi kepada komandan brigade yang disebut dengan katiba. Kebanyakan katiba-katiba ini beroperasi 93 Andreas Hagen, “Al-Qaeda in the Islamic Maghreb : Leaders and their networks”,AEI’s Critical Threats Project , Maret 2014 [slide on-line]; tersedia di http:www.criticalthreats.orgal- qaedahagen-aqim-leaders-and-networks-march-27-2014 ;internet; diakses pada 4 September 2014 94 Ricardo Rene Laremont, “Al-Qaida in the Islamic Maghreb”, Al-Qaida after Ten Years of War, eds. Norman Cigar dan Stephanie E. Kramer Virginia : Marine Corps University Press, 2011 , 135-136 44 secara independen. Kelompok Abu Zeid disebut dengan Katibat Al Fatahin dan mencakup tiga sub kelompok Talaia Al-Safaiya, Nasr Aflou dan Muhajiroun. Mereka beroperasi di Mont.Tadak, Ait Moulay, In Abog dan Thessalit. Kelompok Belmokhtar bernama Katibat Al-Mulathamin Brigade Bertopeng. Mereka beroperasi di daerah Timbuktu, Araouane dan Boujebha Toudenni di Mali. Sementara di Aljazair, mereka beroperasi di Bordj Mokhtar Badji, Omar Driss, Tamanraseet dan Djanet 95 . b. Ideologi dan Tujuan AQIM AQIM memiliki ideologi salafi jihad 96 97 . Anggota AQIM merupakan pengikut pemikiran Sayyid Qutb Qutbism 98 . Ideologi ini tentu saja sejalan dengan dasar spiritual Al-Qaeda. Ideologi AQIM memadukan antara dogma Salafi-Jihad global dengan elemen regional sehingga mereka berambisi menaklukan Maghreb dan Semenanjung Iberia 99 . AQIM memiliki tiga tujuan strategis 100 . Pertama, ingin menggulingkan pemerintah Aljazair dan menerapkan pemerintahan Islam 95 Ibid 96 Salafi Jihad adalah istilah yang menggabungkan Salafi dan Jihad. Salafi yang bertujuan untuk membawa Islam ke masa Rasulullah SAW dan Jihad yang dipahami oleh kelompok Islam militan sebagai cara untuk menerapkan salafi. 97 Zachary Laub, “Al-Qaeda in the Islamic Maghreb AQIM”, Council on Foreign Relations, 8 Januari 2014[artikel on-line]; tersedia di http:www.cfr.orgterrorist-organizations-and- networksal-qaeda-islamic-maghreb-aqimp12717 ; Internet; diakses pada 4 September 2014 98 “Al-Qaeda in the Islamic Maghreb”, [artikel on-line], Stanford University; tersedia di http:web.stanford.edugroupmappingmilitantscgi-bingroupsview65 ;Internet, diakses pada 3 September 2014 99 Zachary Laub, “Al-Qaeda in the Islamic Maghreb AQIM”, Loc. Cit. 100 Ricardo Rene Laremont, “Al-Qaida in the Islamic Maghreb”, 137 45 disana 101 . Kedua, menciptakan tempat yang aman untuk suku-suku Tuareg di Mali, Niger dan Mauritania sehingga mereka dapat memperoleh perlindungan dan mendorong etnis Tuareg melakukan pemberontakan terhadap negara-negara pusat. Terakhir, menjadikan Perancis, Inggris, Jerman, Belgia dan Spanyol sebagai sasaran melalui pemboman yang telah mereka rencanakan dengan anggota afiliasi di Eropa. Menurut West Point’s Combating Terrorism Center, tujuan AQIM adalah membebaskan kawasan Afrika Utara dari pengaruh Barat, menggulingkan pemerintah yang dianggap murtad termasuk Aljazair, Libya, Mali, Mauritania, Maroko dan Tunisia dan menerapkan pemerintahan yang berdasarkan syariah 102 . 3. Sumber Pendapatan dan Daerah Operasi AQIM a. Sumber Pendapatan AQIM Regional Sahel-Sahara Afrika adalah jalur penting bagi kejahatan transnasional yang terorganisir. Tentu saja hal ini dimanfaatkan oleh AQIM untuk menghasilkan keuntungan. Sebagai bagian dari Al- Qaeda, AQIM menerima pendanaan langsung dari keanggotaan inti Al- Qaeda. Mereka juga menerima bantuan keuangan dari kelompok- kelompok cabang dari Eropa. Tapi, keuangan AQIM tidak dapat hanya berasal dari itu semua, mereka melakukan tiga usaha yang telah mereka kerjakan sejak tahun 2003 yakni perdagangan gelap atau penyeludupan dan penculikan. 101 “Al-Qaeda in the Islamic Maghreb”, [artikel on-line], Stanford University, Loc. Cit. 102 Zachary Laub, “Al-Qaeda in the Islamic Maghreb AQIM”, Loc. Cit. 46 AQIM dikenal sering menyelundupkan narkoba, rokok, senjata, kendaraan bahkan manusia. Adanya penyeludupan narkoba didorong oleh peningkatan permintaan di Eropa dan Mashrek. Bahkan penyeludupan narkoba melalui rute Sahel ini telah mengundang minat pemasok dari Amerika Selatan 103 . AQIM juga diuntungkan dengan usaha penyeludupan manusia, serta membantu para penyeludup yang membawa pekerja yang tidak berdokumen dari Sub-Sahara Afrika ke Libya, Aljazair, Maroko, Mauritania dan Tunisia 104 . Aksi penculikan yang dilakukan oleh AQIM tidak hanya bertujuan untuk mengumpulkan dana tetapi juga untuk memfasilitasi pertukaran tahanan dan mencegah perusahaan asing berdiri di kawasan Sahel-Sahara Afrika. Saat ini, target utama penculikan AQIM adalah warga negara Eropa. Laporan pembayaran tebusan tidak pernah secara resmi dikonfirmasi oleh pemerintah yang bersangkutan, meskipun sebagian besar berkisar antara 1,5 juta dolar AS dan 4 juta dolar AS per tawanan 105 . Pembayaran tebusan untuk penculikan dilaporkan telah menyumbang pendapatan bagi AQIM sekitar 60-175 juta dolar AS 106 . 103 Wolfram Lacher, “Organized Crime and Conflict in the Sahel-Sahara Region”, Carnegie Papers September 2012 [jurnal on-line]; tersedia di https:www.google.comurl?sa=trct=jq=esrc=ssource=webcd=1cad=rjauact=8v ed=0CB0QFjAAurl=http3A2F2Fcarnegieendowment.org2F20122F092F132F organized-crime-and-conflict-in-sahel-sahara- regionei=_vsIVKrHJZLIuAS30YL4Cwusg=AFQjCNH1odhTw7- nkwvpRVRn40pDfjdXhwsig2=539W00HrQ6_CMCuti8qRPgbvm=bv.74649129,d.c2E ;Internet; diakses pada 27 Juni 2013, 5 104 Ricardo Rene Laremont, “Al-Qaida in the Islamic Maghreb”, 143 105 Wolfram Lacher, “Organized Crime and Conflict in the Sahel-Sahara Region”, 9 106 Ricardo Rene Laremont, “Al-Qaida in the Islamic Maghreb”, 145 47 b. Daerah Operasi AQIM Kawasan Sahel Sahara Afrika yang dimaksud adalah negara-negara yang tergabung dalam Pan American Sahel Initiative PSI seperti Mauritania, Mali, Niger, Chad dan Aljazair. Saat AQIM masih bernama GSPC, mereka adalah satu-satunya kelompok jihad yang beroperasi di negara-negara tersebut khususnya di Mali dan Mauritania 107 . AQIM memiliki daerah operasi yang begitu luas, daerah operasi sebelah utaranya membentang dari Timur Aljazair terus ke arah timur melalui daerah Kabylie menuju Tunisia. AQIM memiliki daerah operasi selatan yang berpusat di Utara Mali khususnya Kota Kidal, daerah operasi selatan tersebar dari Selatan Aljazair, Selatan Libya, Tenggara Mauritania, Selatan dan Timur Mali serta Utara dan Barat Niger 108

B. Keterlibatan AQIM dalam Konflik Mali

Sebelum skripsi ini menjabarkan bentuk-bentuk keterlibatan AQIM dalam konflik Mali, maka akan diceritakan sejarah secara singkat mengenai kelompok-kelompok aliansi Islam militan yang bekerja sama dengan AQIM di dalam konflik Mali. Terdapat dua kelompok lokal di Mali yang nantinya akan berpengaruh terhadap konflik Mali pada tahun 2012 yakni MUJAO dan Ansar Al Din. 107 International Crisis Group,”Islamist Terrorism in the Sahel : Fact or Fiction?”. Middle East Report No. 92 31 Maret 2005 hal. 7 seperti dikutip oleh Stephen Harmon “From GSPC to AQIM : The Evolution of an Algerian Islamist Terrorist Group into an Al – Qa‟ida Affiliate and its Implications for Sahara- Sahel Region”,Concerned Africa Scholars Bulletin N°85 – Spring,2010, 17 108 Ricardo Rene Laremont, “Al-Qaida in the Islamic Maghreb”, 133 48 MUJAO atau yang bernama asli Mouvement pour le Tawhid et du Jihad en Afrique de l’Ouest Movement for Unity and Jihad in West Africa ini berdiri pada bulan September atau Oktober 2011. Didirikan oleh Ahmed el Tilemsi, Sultan Ould Badi dan Hamada Ould Mohamed Kheirou dengan tujuan untuk menciptakan negara Islam di kawasan Afrika Barat. Mereka beroperasi di Utara Mali hingga mencapai Aljazair dan Nigeria. MUJAO sendiri adalah pecahan dari AQIM. Mereka memisahkan diri dikarenakan ketidakpuasaan terhadap pemimpin kelahiran Aljazair Droukdel sedangkan sebagian besar dari mereka adalah non Aljazair. Akan tetapi, perselisihan diantara mereka di selesaikan dengan negosiasi dan melakukan kerjasama yang erat 109 . Ansar Al Din didirikan pada Desember 2011 oleh Iyad Ag Ghali. Ansar Al Din adalah kelompok Islam militan yang terdiri dari etnis Tuareg dan Arab Berabiche dan memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah negara merdeka di Utara Mali di bawah pemerintahan syariah. Kelompok ini beroperasi di Utara Mali khususnya di Kota Kidal. Ansar Al Din mulai melakukan kerja sama dengan AQIM secara erat pada tahun 2012 110 . Setelah AQIM berkoalisi dengan Ansar Al Din dan MUJAO, AQIM segera membantu aliansinya bertarung melawan pasukan militer Mali. Terdapat banyak artikel yang melaporkan bahwa Belmokhtar, Iyad Ag Ghali pemimpin Ansar Al Din, Abu Zeid salah satu emir AQIM dan Nabil Abu Alqama emir AQIM yang saat ini telah meninggal dunia sering melakukan pertemuan di Timbuktu sebelum Timbuktu jatuh ke tangan pemberontak. Di kesempatan yang 109 Andreas Hagen, “Al-Qaeda in the Islamic Maghreb : Leaders and their networks”, Loc. Cit. 110 Ibid 49 berbeda, terlihat juga penampakan Abu Zeid dan Yahya Abu el- Hamman yang terlihat di Timbuktu serta Alqama yang nampak di Kidal berulang kali sebelum kematiannya pada Agustus 2012. Selain nama-nama yang disebutkan di atas, adanya Sanda Ould Boumana dari Ansar Al Din seorang Arab Timbuktu yang sebelumnya diduga anggota GSPC yang terlihat di Timbuktu pada waktu sebelum dan hari-hari pertama serangan pemberontak 111 . Setelah berhasil mengalahkan tentara Mali dan menguasai daerah Utara Mali, koalisi kelompok Islam militan ini membagi tiga kota penting disana dimana Timbuktu di dalam penguasaan AQIM, Kidal menjadi milik Ansar Al Din dan Gao bersama MUJAO 112 . Terdapat juga laporan mengenai Yahya Abou Al Hammam seorang emir AQIM yang telah memimpin kegiatan AQIM di wilayah sekitar Timbuktu untuk beberapa tahun ditunjuk menjadi wali atau gubernur di Timbuktu. Walaupun tak ada konfirmasi dan reaksi dari internasional, tetapi warga di Utara Mali menggelar demonstrasi publik pada 20 April 2012 terhadap pengangkatan wali tanpa pemilu dan tidak berkonsultasi terlebih dahulu kepada mereka 113 . Hal diatas membuktikan bahwa AQIM memang terlibat dalam konflik Mali dan telah bekerja sama dengan kelompok-kelompok Islam aliansinya untuk mendirikan negara Islam dan merancang masa depan bagi Utara Mali. 111 Andrew Lebovich, “AQIM and Its Allies in Mali,” PolicyWatch 2033, 5 Februari 2013 [artikel on-line]; http:www.washingtoninstitute.orgpolicy-analysisviewaqim-and-its-allies-in-mali tersedia di ;internet; diakses pada 2 Oktober 2013 112 Ibid 113 Bakari Guèye, “AQIM leader named Timbuktu governor”, Magharebia, 16 April 2014, http:magharebia.comen_GBarticlesawifeatures20120416feature-02 diakses pada 10 September 2014 50 Menurut Alex Thurston, AQIM terlibat secara langsung 114 dalam konflik Mali. Keterlibatannya itu berupa bertempur bersama pasukan aliansinya dan mengontrol wilayah Timbuktu. Hal ini dibuktikan dengan artikel yang menyebutkan bahwa Mokhtar Belmokhtar salah satu emir AQIM adalah orang di balik layar yang menyusun rencana penyerangan terhadap kota Gao pada tanggal 27 Juni 2012. Selain itu, dia bersama pasukannya turut berperang bersama MUJAO untuk merebut kota Gao 115 . Diperkirakan AQIM mempersiapkan pejuangnya sebanyak dua brigade dengan masing-masing terdiri dari 400 hingga 500 orang untuk bertempur melawan tentara Mali. Kebanyakan mereka adalah orang Arab dengan beberapa pejuang asing. Mereka nantinya bertempur bersama pasukan aliansi MUJAO dan Ansar Al Din. MUJAO sendiri memiliki 300 hingga 400 pejuang yang lebih radikal dari AQIM. Sedangkan, Ansar Al Din yang memang berisikan para pejuang Tuareg Mali memiliki 6000 hingga 10000 anggota dan kesemuanya bukanlah pasukan yang terlatih. Ansar Al Din hanya memiliki 3000 hingga 4000 pasukan terlatih 116 . AQIM membagi beberapa brigade pentingnya menjadi unit yang lebih kecil saat berada di Utara Mali. Di antara kelompok-kelompok itu, brigade Al- Furqan yang ditempatkan di Timbuktu dan dipimpin oleh emir AQIM di sahel 114 Berdasarkan wawancara yang penulis penulis lakukan dengan Alex Thurston via email. 115 Kaylan Branson and Henry Wilkinson, “ Conflict Over Resources and Terrorism : Two Facets of Insecurity Analysis of the Crisis in Northern Mali”, OECD Publishing, 2013, http:www.keepeek.comDigital-Asset-Managementoecddevelopmentconflict-over- resources-and-terrorismanalysis-of-the-crisis-in-northern-mali_9789264190283-5-enpage3 diakses pada 9 April 2014. 116 Artikel tanya jawab antara Xan Rice dengan Mathieu Guidere, “QA : The Strength of Mali‟s militants”, FT, 15 Januari 2013 [artikel on-line] tersedia di http:www.ft.comcmss085851ea0- 5f2f-11e2-8250-00144feab49a.htmlaxzz3KHYV6blH , diakses pada 27 November 2014