Terdiri dari sub bab sekilas tentang AQIM dan keterlibatan

20 1. Konflik Pertama 1963-1964 Mali pada masa awal kemerdekaan diliputi dengan kekecewaan penduduk Utara Mali yang mayoritas merupakan etnis Tuareg 30 . Pemerintah pusat tidak dapat memenuhi harapan para warga dalam memperbaiki kondisi hidup 31 . Negara Mali pasca kolonial menempatkan wilayah Selatan Mali sebagai pusat kepemimpinan, mengubah paradigma etnis Tuareg yang merupakan penggembala dengan memperkenalkan ekonomi berbasis ternak dan mempromosikan budaya dan sejarah daerah Selatan Mali di wilayah etnis Tuareg. Kebijakan pemerintah tersebut mengakibatkan kesalahpahaman pada etnis Tuareg sehingga menghambat majunya wilayah Utara Mali 32 . 30 Etnis Tuareg adalah orang – orang yang menguasai rute perdagangan kafilah di Sahara. Mereka adalah kaum semi nomadik, penggembala Barbar Afrika Utara. Mayoritas dari mereka adalah Muslim dan berjumlah sekitar 1 sampai 1, 5 juta. Mereka dikelompokkan ke dalam kelompok independen yang tinggal di kawasan selatan Aljazair, Barat daya Libya, Mali dan Niger. Terdapat jumlah sedikit di Burkina Faso dan Nigeria. Abad 20 melihat perubahan besar dalam kehidupan Tuareg. Berakhirnya kekuasaan kolonial Perancis dan penciptaan negara – negara baru telah mengakibatkan adanya batasan – batasan, kurangnya akses kepada mereka serta marjinalisasi politik hingga pemberontakan http:africa.si.eduexhibitstuaregwho.html , di akses pada 2 Oktober 2013 31 Kalifa Keita, Conflict and Conflict Resolution in the Sahel: The Tuareg Insurgency in Mali [laporan on-line] Strategic Studies Institute,1 Mei 1998, diakses pada 28 April 2014; tersedia di https:www.google.comurl?sa=trct=jq=esrc=ssource=webcd=1cad=rjauact=8v ed=0CB4QFjAAurl=http3A2F2Fwww.strategicstudiesinstitute.army.mil2Fpdffiles 2Fpub200.pdfei=6ffhU96pBMSLuATr7ICgAwusg=AFQjCNGlaQeAjIX7lB97krMftZx00 Ztvxgsig2=zK9UEfR-x8OpAY8T0C0hxwbvm=bv.72197243,d.c2E 32 Alexander Thurston Andrew Lebovich, ”A Handbook on Mali‟s 2012 – 2013 Crisis”, 21