Mendirikan negara Islam dan menerapkan Hukum Syariah di Utara
63 Tujuan utama dari Al-Qaeda ini terinspirasi dari pemikiran Sayyid Qutb.
Sayyid Qutb sendiri adalah seorang sarjana fundamentalis Mesir yang telah menghasilkan lebih dari dua puluh buah karya sepanjang hayatnya. Beliau juga
bergabung dalam gerakan Ikhwanul Muslimin yang dipelopori oleh Hassan Al- Banna. Qutb menulis salah satu buku yang berjudul Ma‟alim fi al-Tariq
Milestones yang menjadi panduan klasik para teroris fundamentalisme Islam. Ma‟alim fi al-Tariq diterbitkan pada tahun 1964. Empat bab yang terdapat
dalam Ma‟alim fi al-Tariq diambil dari karya Sayyid Qutb sebelumnya yakni “In the Shade of the Qur‟an” dan sisanya adalah surat yang dikirim Qutb dari penjara.
Ma‟alim fi al-Tariq ditulis untuk para aktivis Islam yang selalu berada di garis terdepan dalam memperjuangkan idealismenya.
Qutb meyakini bahwa tujuan utama dari jihad adalah mendirikan sebuah masyarakat Islam. Menurut Qutb, tujuan tersebut digunakan untuk
mengembalikan masyarakat agar menyembah Tuhan yang berdaulat dan mengikuti petunjuk-Nya secara utuh
147
. Masyarakat Islam yang ideal baginya adalah semua muslim di dunia bersatu dan mematuhi hukum secara tekstual dari
Al- Qur‟an dan Sunnah. Hukum syariah
148
adalah cara hidup yang telah ditentukan
Graduate School-Newark Rutgers, The State University of New Jersey, New Jersey, Oktober 2009, 39
147
Sayyid Qutb,
“Ma‟alim fi
al-Tariq Petunjuk
Sepanjang Jalan”,
https:www.scribd.comdoc194186999Sayyid-Quthb-Ma-Alim-Fi-Ath-Thariq ,diakses pada 7
Oktober 2014, 49
148
Istilah syariah digunakan oleh para ulama untuk pengertian “segala aturan” yang ditentukan Allah untuk para hamba-Nya, baik yang berkenaan dengan soal-soal akidah maupun yang
bertalian dengan masalah-masalah hukum. Aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah itu dinamai syaria, karena pada umumnya bersifat tegas dan jelas sehingga mudah dimengerti dan
diikuti. H.A.R. Gibb J.H. Kramers, Concise Encyclopedia of Islam Boston: Brill Academy Publishers,Inc. , 2001, 524
64 oleh Al-
Qur‟an dan Sunnah serta harus menjadi hukum utama bagi masyarakat Islam
149
. Selain itu, secara filosofis, Qutb mempromosikan jihad offensif untuk
melawan jahiliyyah baik masyarakat non Muslim dan masyarakat Muslim yang mematuhi imperialisme Barat
150
. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat- masyarakat yang tidak mengikuti aturan atau hukum Al-
Qur‟an harus diambil alih dan digantikan dengan Salafi
151
yang menegakkan hukum syariah fundamentalis. Setelah syariah dibentuk kembali, kekhilafahan akan menjadi titik kumpul bagi
seluruh dunia Islam
152
. Pemikiran Sayyid Qutb sangat berpengaruh di dunia Muslim khususnya
bagi kelompok-kelompok jihad Islam dan Al-Qaeda. Bahkan, Professor Muhammad Qutb saudara Sayyid adalah seorang guru dan mentor untuk Osama
bin Laden saat muda
153
. Ini membuktikan bahwa gagasan Qutb sangat
149
Sayyid Qutb, Ma‟alim fi al-Tariq, 38
150
Larbi Sadiki, “Political Islam”, Interregional Challenges of Islamic Extremism in North Africa, ed.
Muna Abdalla Pretoria: Institute for Security Studies, 2011, hal.12
151
Salafi atau Salafisme merujuk pada suatu kelompok pembaharu dan reformasi gerakan Sunni dan ideologi dalam Islam kontemporer. Istilah ini didasarkan pada kata dasar dari bahasa Arab,
Salaf – yang berarti nenek moyang umat Islam yang saleh-. Salafi mengacu pada nenek moyang
yang menjadi muslim pada masa-masa awal Islam, khususnya pada masa sahabat Nabi Muhammad -
712, penerus mereka,tabi‟in pada generasi kedua -796 dan penerus dari para tabi‟in di generasi ketiga -855. Salafi secara umum bertujuan untuk membawa kembali Islam
ke jalan yang benar yang berarti tidak mengindahkan keputusan para ulama dari hukum Sunni dan hanya berpegang teguh pada Al-
Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad. Juan Eduardo Campo, Encyclopedia of Islam [buku on-line] Facts on File, Februari 2009 hal. 601 ,; tersedia
di http:books.google.co.idbooks?id=OZbyz_Hr-
eICpg=PA601lpg=PA601dq=salafism+encyclopedia+of+islamsource=blots=eXjnvCw WXcsig=d_hDt_yxcJIssYhD0zbg9j-S5kkhl=ensa=Xei=EKU6VKS8DMyjugS-
woHABgredir_esc=yv=onepageq=salafism20encyclopedia20of20islamf=false ,
diakses pada 12 Oktober 2014
152
Giuseppe Grilo , “The Next Battle of Algiers”,13
153
Luke Loboda, “The Thought of Sayyid Qutb,” Ashbrook Statesmanship Thesis, 2004, hal. 3 [jurnal on-line]; tersedia di
https:www.google.comurl?sa=trct=jq=esrc=ssource=webcd=1cad=rjauact=8ve d=0CB0QFjAAurl=http3A2F2Fwww.ashbrook.org2Fwp-
content2Fuploads2F20122F062F2004-Loboda-The-Thought-of-Sayyid-Qutb-
65 menginspirasi Osama untuk mendirikan Al-Qaeda dan menyebarkan misi
jihadnya ke seluruh dunia. Tujuan utama ini kemudian terpatri dalam landasan dasar Al-Qaeda yang nantinya dicontoh oleh AQIM. Awalnya AQIM yang
sebelumnya bernama GSPC adalah kelompok militan lokal yang menginginkan Aljazair menjadi negara Islam. Mereka lalu termotivasi oleh gerakan jihad global
yang digemakan oleh Al-Qaeda dan akhirnya menggabungkan diri dengan Al- Qaeda. GSPC pun berganti nama menjadi Al-Qaeda in Islamic Maghreb. Dengan
nama baru tersebut, mereka membuang atribut lama dan menyesuaikan visi dengan dogma Al-Qaeda.
Konflik di Utara Mali dijadikan momentum bagi AQIM untuk menerapkan tujuan utamanya. AQIM melihat peluang bahwa daerah Utara Mali tidak dikelola
dengan baik oleh pemerintah Mali serta etnis Tuareg sebagai salah satu penduduk asli disana memiliki sejarah panjang pemberontakan. Kehadiran AQIM di Utara
Mali bukanlah hal yang baru karena AQIM saat masih bernama GSPC sering beroperasi disana. Keberadaan AQIM bahkan diketahui oleh pemerintah Mali.
AQIM telah menetap selama sepuluh tahun di Utara Mali
154
dikarenakan perjanjian rahasia dengan Amadou Toumani Toure Presiden Mali yang
digulingkan dalam kudeta militer pada Maret 2012. Pada masa Presiden Amadou
PDF.pdfei=a7g6VKe2IsaHuAS8moCQDgusg=AFQjCNEuvAqVjfpiVlfmezTaMLr1sVXhY gsig2=UNOImpKAFf-mlytYuog04Qbvm=bv.77161500,d.c2E
; internet; diakses pada 7 Oktober 2014
154
Secara resmi GSPC pindah ke Utara Mali pada tahun 2003-2004, tetapi mereka telah memiliki basis disana sejak tahun 1998. Hal ini diperkuat dengan tulisan dari Morten Bøås and Liv Elin
Torheim, “The Trouble in Mali – Corruption, Collusion, Resistance,” Third World Quarterly 34:7 2013: pp. 1279-
1292 yang dikutip oleh Morten Bøås, “Guns, Money and Prayers : AQIM‟s Blueprint for Securing Control of Northern Mali” CTC Sentinel Vol.7 Issue 4, April
2014 [jurnal on-line]; tersedia di https:www.ctc.usma.edupostsguns-money-and-prayers-
aqims-blueprint-for-securing-control-of-northern-mali ;internet; diakses pada 22 November
2014
66 Toumani Toure, AQIM mengumpulkan kekayaan di Mali sampai 250 juta dollar
AS dari uang tebusan aksi penyanderaan warga negara Eropa dan Kanada selama dekade terakhir ini
155
. Terkait dengan keterlibatannya dalam konflik Mali, AQIM awalnya
diajak berkoalisi oleh Ansar Al Din pada November 2011 sesaat setelah Ansar Al Din resmi berdiri. Koordinasi ini mirip dengan koordinasi yang dilakukan antara
Taliban dan Al-Qaeda di Afghanistan. Setelah mencapai kesepakatan, Ansar Al Din kembali mengajak MUJAO ke dalam aliansi mereka pada tahun 2012
156
. Keikutsertaan mereka ditandai dengan dirilisnya video online pemimpin AQIM,
Abdelmalek Droukdel berbicara sebelum pengumuman koalisi MNLA-Ansar Al Din-MUJAO-AQIM beredar. Di dalam video tersebut, Abdelmalek menyarankan
kepada kelompok-kelompok Islam koalisinya tentang cara efektif untuk mengejar proyek implementasi syariah
157
Disini terlihat bahwa memang koalisi ini diperuntukkan kelompok- kelompok Islam yang ingin mendirikan negara Islam. Mereka tidak berniat untuk
menggandeng MNLA sebagai rekan permanen karena mereka melihat MNLA
155
May Ying Weish, ”Mali, The gentle face of Al - Qaeda” 30 Desember 2012, http:www.aljazeera.comindepthspotlight2012review20121220121228102157169557.htm
l , diakses pada 1 Oktober 2013
156
Mohammed Mahmoud Abu al- Ma‟ali, “Al-Qaeda and Its Allies in the Sahel and the Sahara”,
Aljazeera Center for Studies, Mei 2012, hal. 6 [laporan on-line]; tersedia di https:www.google.comurl?sa=trct=jq=esrc=ssource=webcd=3cad=rjauact=8v
ed=0CCsQFjACurl=http3A2F2Fstudies.aljazeera.net2FResourceGallery2Fmedia 2FDocuments2F20122F42F302F2012430145241774734Al2520Qaeda2520and
2520its2520allies2520in2520the2520Sahel2520and2520the2520Sahara.pdfe i=-
Uc7VOGoMsXguQS4tIGgBgusg=AFQjCNF4bCGFQIzPIelY3FyJHO8AXNVnVwsig2=C OeLrelIJXkp8h134NOylA
;internet; diakses pada 13 Oktober 2014
157
Valentina Soria, “Will Mali become the Next Terrorist Sanctuary” [artikel on-line], https:www.rusi.organalysiscommentaryref:C4FCF45F14B819.VDq9-vmSwmF
, diakses pada 9 September 2014
67 adalah kelompok sekuler yang hanya ingin memerdekakan wilayah Utara Mali.
Setelah berhasil mendapatkan wilayah yang mereka inginkan, mereka lalu mencampakkan MNLA dari koalisi mereka dan menjalankan visi misi yang telah
lama mereka idam-idamkan. Peta konflik Mali pun berubah dari yang semula kelompok pemberontak MNLA melawan pemerintah Mali menjadi koalisi
kelompok Islam yang melawan MNLA dan pemerintah Mali. Peran identitas sangat bergantung pada harapan bersama shared
expectations dan itu hanya terkait apabila ada hubungan dengan aktor lain. Wendt berpendapat hubungan yang kuat mencerimkan adanya Self dan Other.
Inilah yang disebut sebagai identitas kolektif dimana adanya identifikasi “Self”
dengan “Other” melalui pengaburan perbedaan di antara mereka. Pembentukan identitas kolektif memanfaatkan peran dan jenis identitas sehingga para ktor
menggabungkan diri dan menyatu menjadi single identity
158
. AQIM telah memiliki identitas yang khas dan dikenal di wilayah Afrika
serta mendapat pengakuan oleh kelompok-kelompok Islam militan lokal. Mereka juga memiliki identitas serupa dengan AQIM serta tujuan yang sama. Ini
merupakan identitas kolektif yang terjalin antara AQIM serta Ansar Al Din dan MUJAO. Mereka berkoalisi demi tujuan mendirikan negara Islam dan
memulainya di Utara Mali. AQIM yang awalnya lebih mementingkan identitas sendiri akhirnya melibatkan diri dalam konflik Mali agar dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. AQIM melihat Ansar Al Din dan MUJAO yang semula adalah
158
Alexander Wendt, Social Theory of International Politics Cambridge : Cambridge University Press, 1999, 229
68 Other
menjadi Self. MNLA yang tidak memiliki pandangan serta identitas yang sama dilihat Other.