Berisi Motif Keterlibatan Al-Qaeda In The Islamic Maghreb (Aqim) Dalam Konflik Mali 2012-2013

20 1. Konflik Pertama 1963-1964 Mali pada masa awal kemerdekaan diliputi dengan kekecewaan penduduk Utara Mali yang mayoritas merupakan etnis Tuareg 30 . Pemerintah pusat tidak dapat memenuhi harapan para warga dalam memperbaiki kondisi hidup 31 . Negara Mali pasca kolonial menempatkan wilayah Selatan Mali sebagai pusat kepemimpinan, mengubah paradigma etnis Tuareg yang merupakan penggembala dengan memperkenalkan ekonomi berbasis ternak dan mempromosikan budaya dan sejarah daerah Selatan Mali di wilayah etnis Tuareg. Kebijakan pemerintah tersebut mengakibatkan kesalahpahaman pada etnis Tuareg sehingga menghambat majunya wilayah Utara Mali 32 . 30 Etnis Tuareg adalah orang – orang yang menguasai rute perdagangan kafilah di Sahara. Mereka adalah kaum semi nomadik, penggembala Barbar Afrika Utara. Mayoritas dari mereka adalah Muslim dan berjumlah sekitar 1 sampai 1, 5 juta. Mereka dikelompokkan ke dalam kelompok independen yang tinggal di kawasan selatan Aljazair, Barat daya Libya, Mali dan Niger. Terdapat jumlah sedikit di Burkina Faso dan Nigeria. Abad 20 melihat perubahan besar dalam kehidupan Tuareg. Berakhirnya kekuasaan kolonial Perancis dan penciptaan negara – negara baru telah mengakibatkan adanya batasan – batasan, kurangnya akses kepada mereka serta marjinalisasi politik hingga pemberontakan http:africa.si.eduexhibitstuaregwho.html , di akses pada 2 Oktober 2013 31 Kalifa Keita, Conflict and Conflict Resolution in the Sahel: The Tuareg Insurgency in Mali [laporan on-line] Strategic Studies Institute,1 Mei 1998, diakses pada 28 April 2014; tersedia di https:www.google.comurl?sa=trct=jq=esrc=ssource=webcd=1cad=rjauact=8v ed=0CB4QFjAAurl=http3A2F2Fwww.strategicstudiesinstitute.army.mil2Fpdffiles 2Fpub200.pdfei=6ffhU96pBMSLuATr7ICgAwusg=AFQjCNGlaQeAjIX7lB97krMftZx00 Ztvxgsig2=zK9UEfR-x8OpAY8T0C0hxwbvm=bv.72197243,d.c2E 32 Alexander Thurston Andrew Lebovich, ”A Handbook on Mali‟s 2012 – 2013 Crisis”, 21 21 Pemberontakan itu dimulai saat Alladi Ag Alla 33 pada tanggal 15 Mei 1963 menyerang dua polisi di daerah terpencil Utara Kidal 34 . Kemudian dilanjutkan dengan menyergap pasukan Mali dan menyerang Gourmier 35 . Pemerintah Mali membalas penyerangan dengan menyuruh pasukan Mali meracuni sumur, menyembelih hewan ternak, memaksa warga-warga sipil ke kamp-kamp kerja dan membunuh penduduk sipil anggota keluarga pemberontak dan tokoh-tokoh masyarakat serta pemimpin agama etnis Tuareg 36 . Pada tanggal 15 Agustus 1964, pemerintah Mali resmi menyatakan pemberontakan telah berakhir. Kenangan terhadap pertempuran serta kekerasan dan penyiksaan yang dialami oleh pejuang serta warga sipil Tuareg menjadi sejarah penting pada tahun-tahun sebelum pemberontakan selanjutnya 37 . 2. Konflik Kedua 1990-1996 Tahun 1970-1980an adalah masa-masa sulit bagi penduduk Utara Mali karena kekeringan melanda disana. Hal ini menyebabkan banyak penduduk Utara Mali yang mengungsi ke negara-negara 33 Alladi Ag Alla adalah putra dari pemberontak anti Perancis, Alla Ag Abachir yang dieksekusi pada tahun 1954. 34 Andy Morgan, “The Causes of the Uprising in Northern Mali” , [artikel on-line], Think Africa Press, 6 Februari 2012; tersedia di http:thinkafricapress.commalicauses-uprising-northern- mali-tuareg ; Internet; diakses pada 14 Maret 2014 35 Pasukan keamanan yang menggunakan unta. 36 Alexander Thurston Andrew Lebovich, ”A Handbook on Mali‟s 2012 – 2013 Crisis”, 21 37 Ibid