Faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian MP ASI

e. Mengganggu fungsi usus yang masih belum berkembang dengan baik. f. Beban ginjal meningkat. Pada bayi usia dini, organ ginjal belum berfungsi sempurna sehingga makanan yang banyak mengandung natrium klorida akan meningkatkan beban ginjal dan kemungkinan akan terjadi hiperosmolaritas. g. Alergi terhadap makanan karena sistem imunitas belum berfungsi sempurna misalnya alergi terhadap ikan, telur, sayuran atau sereal. MP ASI yang terlambat diberikan yaitu di atas usia 6 bulan juga tidak baik karena akan meningkatkan resiko sebagai berikut 13 : a. Berat badan bayi tidak bertambah dan sebaliknya akan menjadi kurang gizi. b. Akan lebih sulit membujuk bayi mulai makan makanan padat pada usia lebih tua. c. Bayi yang tidak dilatih makan pada umur 6 bulan biasanya tidak mau makan makanan lain selain ASI, susu formula, atau minuman cair sesudah berumur 1 tahun. Keadaan ini akan menyebabkan bayi kekurangan gizi. Hasil penelitian Defni pada tahun 2001 di Sulawesi Selatan mendapatkan bahwa sebanyak 65 ibu sudah memperkenalkan MP ASI sebelum waktunya yaitu kurang dari 4 bulan. Pisang merupakan jenis MP ASI yang paling banyak diberikan 76,9 dan sisanya sebesar 23,1 memberikan bubur instan. 25 Beberapa alasan yang dikemukakan ialah adanya anggapan bahwa bayi yang masih menangis karena masih lapar, bayi tidak menolak memuntahkan MP ASI yang diberikan, sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga dan masyarakat sekitar juga melakukan hal yang sama. Menurut mereka, dengan diberikan makanan sejak dini, bayi menjadi lebih cepat kenyang dan menjadi lebih kuat. 25,26

2.1.8 Faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian MP ASI

Beberapa faktor yang mempengaruhi pola pemberian MP ASI antara lain sebagai berikut. 9 a. Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. 9 Pengetahuan ibu adalah faktor yang penting dalam pemberian makanan tambahan pada bayi karena dengan pengetahuan yang baik, ibu tahu kapan waktu pemberian makanan yang tepat. Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, media cetak, media elektronik, atau penyuluhan-penyuluhan. Pengetahuan didukung oleh pendidikan karena pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia meliputi pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sehingga terjadi perubahan perilaku yang positif. Ketidaktahuan tentang akibat pemberian makanan pendamping ASI dini dan cara pemberian nya serta kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung maupun tidak langsung menjadi penyebab masalah gizi kurang pada anak, khususnya pada anak dibawah 2 tahun. 13 Penelitian Titis tahun 2010 di Demak mendapatkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan ibu dengan pola pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-8 bulan. 9 Penelitian oleh Dewanti, tahun 2009 di Semarang mendapatkan bahwa jika pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI meningkat maka perubahan berat badan balita usia 6-24 bulan semakin baik. 27 b. Pendidikan Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor penting dalam tumbuh kembang anak. Makin tinggi tingkat pendidikan, maka makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga dan pola pengasuhan anak. Ibu akan mengerti waktu yang tepat memberikan MP ASI bagi bayi serta mengerti dampak yang ditimbulkan jika makanan tersebut diberikan terlalu dini. Ibu yang berpendidikan akan memahami informasi dengan baik terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, pemberian makan yang baik, cara menjaga kesehatan anak dan sebagainya. Ibu juga akan lebih mudah mengerti penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan melalui penyuluhan, dan tidak akan terpengaruh dengan informasi yang tidak jelas. 13,18,26 c. Status Pekerjaan Ibu Status sosial ekonomi berhubungan erat dengan pekerjaan dan pendapatan orang tua yang bepengaruh terhadap konsumsi energi. Ibu yang bekerja akan berpengaruh terhadap pola asuh anak, ibu menjadi kurang perhatian dan kurang dekat dengan anak karena sebagian besar waktu ibu digunakan untuk bekerja diluar rumah. Pemberian ASI juga semakin berkurang. 9,13,25 Pemberian MP ASI terlalu dini bisa terjadi karena orang tua khususnya ibu terlalu sibuk bekerja diluar rumah dan pengasuhan anak diserahkan kepada orang lain. Banyak sekali orang tua yang memberikan MP ASI sebelum usia 6 bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan bahwa anak akan tidur nyenyak bila diberi makanan. 13 d. Sosial Ekonomi Keadaan sosial ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap pemberian MP ASI yang baik kepada anak. Keadaan sosial ekonomi keluarga yang rendah menyebabkan keluarga tidak mampu menyediakan MP ASI yang memadai bagi anak. Keluarga yang mempunyai tingkat sosial ekonomi yang baik akan dapat memberikan MP ASI yang berkualitas kepada anaknya karena daya beli keluarga yang baik sehingga ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga akan mencukupi kebutuhan. 9,13 e. Sosial Budaya Keadaan budaya yang dimaksud adalah mengenai budaya makan di masyarakat mengenai pantang-pantangan makan, dan makanan yang boleh maupun tidak boleh dimakan oleh anak. Di samping itu ada juga budaya yang sudah turun temurun berlaku dimasyarakat, yaitu budaya untuk memberikan makanan pendamping ASI dini kepada anak, yaitu mulai usia 3 bulan anak sudah diberikan makanan berupa pisang lumat kepada bayinya. Perilaku seperti ini merupakan perilaku turun temurun yang dilihat ibu balita dari ibunya. Budaya seperti ini merupakan unsur budaya yang salah karena pemberian MP ASI terlalu dini kepada bayi dapat mempengaruhi pencernaan bayi. 9 f. Keluarga dan Masyarakat Beberapa anggapan dan kebiasaan di keluarga ataupun masyarakat juga turut mempengaruhi pemberian MP ASI dini. Anggapan masyarakat seperti orang tua terdahulu antara lain bahwa anak mereka yang diberi MP ASI pada umur 2 bulan sampai sekarang dapat hidup sehat. Alasan lain ialah masih banyak promosi makanan bayi yang belum mengindahkan prisnsip pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan. 13,26

2.2 Penilaian Status Gizi Secara Antropometri