Dampak Pemberian MP ASI Dini dan Terlambat

2. Metode estimated food records Metode ini digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Responden diminta mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan. Menimbang dalam ukuran berat pada periode tertentu, termasuk cara persiapan dan pengelolaan makanan. Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati sebenarnya tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh individu. 5 3. Metode penimbangan makanan food weighing Responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi selama 1 hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dati tujuan, dana penelitian, dan tenaga yang tersedia. 5 4. Metode riwayat makanan Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola kunsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama bias 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun. Metode ini terdiri dari 3 komponen yaitu : wawancara, frekuensi jumlah bahan makanan, pencatatan konsumsi. 5 5. Metode frekuensi makanan food frequensi Metode ini untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu. Meliputi hari, minggu, bulan, atau tahun, sehingga diperoleh gambaran pola konsumsi makanan secara kualitatif. Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu. 5

2.1.7 Dampak Pemberian MP ASI Dini dan Terlambat

Pemberian MP ASI yang terlalu dini pada bayi yaitu sebelum umur 6 bulan akan menimbulkan risiko sebagai berikut 3,13,16,18 : a. Gangguan Menyusui. Makanan tersebut dapat menggantikan ASI. Anak akan minum ASI lebih sedikit dan produksi ASI ibu berkurang. b. Faktor perlindungan yang diperoleh dari ASI lebih sedikit sehingga resiko infeksi meningkat. c. Kenaikan berat badan terlalu cepat yang dapat menyebabkan obesitas. d. Risiko diare meningkat karena MP ASI tidak sebersih ASI dan mudah terkontaminasi. e. Mengganggu fungsi usus yang masih belum berkembang dengan baik. f. Beban ginjal meningkat. Pada bayi usia dini, organ ginjal belum berfungsi sempurna sehingga makanan yang banyak mengandung natrium klorida akan meningkatkan beban ginjal dan kemungkinan akan terjadi hiperosmolaritas. g. Alergi terhadap makanan karena sistem imunitas belum berfungsi sempurna misalnya alergi terhadap ikan, telur, sayuran atau sereal. MP ASI yang terlambat diberikan yaitu di atas usia 6 bulan juga tidak baik karena akan meningkatkan resiko sebagai berikut 13 : a. Berat badan bayi tidak bertambah dan sebaliknya akan menjadi kurang gizi. b. Akan lebih sulit membujuk bayi mulai makan makanan padat pada usia lebih tua. c. Bayi yang tidak dilatih makan pada umur 6 bulan biasanya tidak mau makan makanan lain selain ASI, susu formula, atau minuman cair sesudah berumur 1 tahun. Keadaan ini akan menyebabkan bayi kekurangan gizi. Hasil penelitian Defni pada tahun 2001 di Sulawesi Selatan mendapatkan bahwa sebanyak 65 ibu sudah memperkenalkan MP ASI sebelum waktunya yaitu kurang dari 4 bulan. Pisang merupakan jenis MP ASI yang paling banyak diberikan 76,9 dan sisanya sebesar 23,1 memberikan bubur instan. 25 Beberapa alasan yang dikemukakan ialah adanya anggapan bahwa bayi yang masih menangis karena masih lapar, bayi tidak menolak memuntahkan MP ASI yang diberikan, sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga dan masyarakat sekitar juga melakukan hal yang sama. Menurut mereka, dengan diberikan makanan sejak dini, bayi menjadi lebih cepat kenyang dan menjadi lebih kuat. 25,26

2.1.8 Faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian MP ASI