Pola Pemberian MP ASI

MP ASI yang baik harus menyediakan energi yang cukup tinggi. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan penambahan lemak dan gula. Lemak dapat diberikan sampai kandungannya dapat menyediakan energi sebanyak 25. Lemak nabati dan asam lemak tak jenuh baik untuk diberikan pada bayi. Lemak merupakan sumber energi dengan konsentrasi tinggi. Lemak berfungsi sebagai sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin A, D, E, dan K, serta memberi rasa gurih dan sedap pada makanan. 9,13 Vitamin yang dibutuhkan terdiri dari vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, sedangkan yang larut dalam air adalah vitamin vitamin C, B1, Riboflavin, Niasin, B6, B12, asam folat, dan vitamin lain yang tergolong vitamin B kompleks. Mineral dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Unsur Fe besi dan I iodium merupakan 2 jenis mineral bayi yang jarang terpenuhi sehingga mengakibatkan anemia dan gondok. Setelah bayi berumur 6 bulan, bayi harus mulai diberikan makanan yang mengandung zat besi sereal, daging, sayuran hijau, yang dapat menjamin pasokan zat besi yang mencukupi untuk pertumbuhan yang sehat. Jenis mineral lainnya yang dibutuhkan bayi seperti kalsium, fosfor dan seng. 13 Pada umumnya bayi yang baru lahir mempunyai jadwal makan yang tidak teratur, bayi bisa makan sebanyak 6-12 kali atau lebih dalam 24 jam tanpa jadwal yang teratur. Menyusui bayi dapat dilakukan setiap 3 jam alasannya karena lambung bayi akan kosong dalam waktu 3 jam sehabis menyusui. Sejalan dengan bertambahnya usia, jarak antara waktu menyusui menjadi lebih lama, karena kapasitas lambungnya membesar dan produksi susu ibu meningkat. 13

2.1.5 Pola Pemberian MP ASI

Pola pemberian MP ASI harus disesuaikan dengan tahap perkembangan dan pertumbuhan bayi dan anak usia 6-24 bulan. Pengenalan dan pemberian MP ASI dilakukan secara bertahap baik jenis, tekstur, frekuensi maupun jumlahnya. Pemberian MP ASI harus memperhatikan kesiapan bayi antara lain keterampilan mengecap dan mengunyah serta penerimaan rasa dan bau serta kemampuan pencernaan bayi atau anak. 10,16 MP ASI pertama sebaiknya adalah golongan beras dan serealia karena berdaya alergi rendah. Secara berangsur-angsur diperkenalkan sayuran yang dikukus dan dihaluskan, buah yang dihaluskan. Jika bayi dapat menerima dengan baik maka dapat diberikan sumber protein tahu, tempe, daging ayam, hati ayam atau daging sapi yang dikukus dan dihaluskan. Setelah bayi mampu mengkoordinasikan lidahnya dengan baik secara bertahap bubur dibuat lebih kental dikurangi campuran airnya, kemudian menjadi lebih kasar disaring dengan tambahan bahan lain yang dicincang halus kemudian dicincang kasar dan akhirnya bayi siap menerima makanan yang dikonsumsi keluarga. 10 Bentuk MP ASI yang diberikan kepada balita disesuaikan dengan umur seperti yang tampak pada tabel berikut. 22 Tabel 2. Pola Pemberian MP ASI pada Balita 22 Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2011 Menurut Depkes tahun 2009 dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak, pemberian makanan pada bayi dan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar adalah sebagai berikut. 23 1. Umur 0-6 bulan Berikan ASI sesering mungkin setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari. Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI ASI eksklusif. 2. Umur 6-8 bulan ASI tetap diberikan dan mulai dikenalkan MP ASI dalam bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai bubur tim lunak, diberikan 2 kali sehari dan jumlahnya disesuaikan dengan umur bayi. Makanan selingan diberikan 2 kali sehari di antara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari dan sebagainya serta buah- buahan seperti air jeruk manis atau air tomat saring. 10,23 Tabel 3. Contoh MP ASI untuk Usia 6-8 Bulan 23 Umur Contoh MP ASI 6 bulan Pagi : bubur susu 3 sendok makan Sore : bubur susu 3 sendok makan 7 – 8 bulan Pagi : bubur tim lumat 23 gelas ukuran 250 cc Siang : bubur tim lumat 23 gelas ukuran 250 cc Malam : bubur tim lumat 23 gelas ukuran 250 cc Sumber : Depkes RI, 2010 3. Umur 9-12 bulan ASI tetap diberikan dan dapat mulai diberikan MP ASI yang lebih padat contohnya bubur nasi, nasi tim dan nasi lembek sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan malam dengan jumlah kira-kira ¾ gelas ukuran 250 cc. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biskuit, pisang, nagasari dan sebagainya serta buah-buahan seperti air jeruk manis atau air tomat saring. 10,23 4. Umur 12-24 bulan Pemberian ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun. Mulai umur 1 tahun dapat diberikan makanan orang dewasa berupa nasi lembek 3 kali sehari masing-masing 13 piring dewasa ditambah telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam atau kacang hijau. Makanan selingan serta buah atau perasan buah diberikan 2 kali sehari. 10,23 Tabel 4. Jadwal Pemberian Makanan Balita Usia 0-24 Bulan Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI 24 Sumber: Sembiring T, 2009 2.1.6 Penilaian Konsumsi Makanan Penilaian konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut. Beberapa metode pengukuran konsumsi makanan untuk individu anatara lain 5 : 1. Metode food recall 24 jam Metode ini dilakukan dengan menanyakan jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi responden pada periode 24 jam yang lalu. Dimulai sejak ia bangun pagi sampai istirahat malam hari. Metode ini cenderung bersifat kualitatif sehingga jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti. Metode ini digunakan untuk mengatur rata-rata konsumsi pangan dan zat gizi pada kelompok besar. Daya ingat responden dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara sangat menentukan keberhasilan metode recall 24 jam ini. 5 2. Metode estimated food records Metode ini digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Responden diminta mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan. Menimbang dalam ukuran berat pada periode tertentu, termasuk cara persiapan dan pengelolaan makanan. Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati sebenarnya tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh individu. 5 3. Metode penimbangan makanan food weighing Responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi selama 1 hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dati tujuan, dana penelitian, dan tenaga yang tersedia. 5 4. Metode riwayat makanan Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola kunsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama bias 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun. Metode ini terdiri dari 3 komponen yaitu : wawancara, frekuensi jumlah bahan makanan, pencatatan konsumsi. 5 5. Metode frekuensi makanan food frequensi Metode ini untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu. Meliputi hari, minggu, bulan, atau tahun, sehingga diperoleh gambaran pola konsumsi makanan secara kualitatif. Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu. 5

2.1.7 Dampak Pemberian MP ASI Dini dan Terlambat