Pengembangan dan Penerapan Informasi Spasial ZPPI LAPAN

30 1 komitmen LAPAN dalam membantu menyediakan informasi spasial sumberdaya alam pesisir dan laut terkait dengan program pengembangan ekonomi masyarakat. 2 terbatasnya kemampuan nelayan dalam memahami kondisi oseanografi yang berkaitan dengan daerah fishing ground sehingga hasil tangkapannya menjadi tidak pasti. 3 terbatasnya data dan informasi mengenai kondisi oseanografi yang berkaitan erat dengan daerah potensi penangkapan ikan; 4 penelitian LAPAN dalam memanfaatkan teknologi penginderaan jauh satelit guna memantau fisik perairan sudah dilakukan sejak tahun 1986. 5 diharapkan adanya informasi zona potensi penangkapan ikan dari penginderaan jauh satelit dapat dipergunakan untuk mendukung pengamatan dan pengelolaan perikanan tangkap. Urgensi dari pengembangan dan penerapan informasi ZPPI adalah : 1 pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pelatihan dan penyediaan informasi ZPPI untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan; 2 adanya informasi spasial ZPPI diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional dan efektivitas dengan memperbanyak masa operasi penangkapan; dan 3 mendukung usaha peningkatan produksi ikan daerah yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah Pusbangja, 2003. Pengembangan informasi spasial ZPPI dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi yang terdiri dari 3 tahap kegiatan yaitu : 1 Penyuluhan dan pelatihan: meningkatkan pengetahuan para nelayan tentang teknologi inderaja untuk kelautan dan perikanan, sistem navigasi laut, pembacaan peta laut dan penggunaan alat bantu penangkapan ikan. 2 Aplikasi uji coba informasi spasial ZPPI menunjukkan dan membuktikan kepada nelayan bahwa pada ZPPI terdapat gerombolan ikan. 3 Evaluasi dan implementasi dilakukan untuk mengetahui respon para nelayan, lembaga swadaya masyarakat, staf dinas terkait tentang aplikasi ZPPI dan rencana tindak lanjutnya. LAPAN telah melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pelatihan penerapan informasi spasial ZPPI bagi nelayan di wilayah Pangandaran pada tanggal 9-15 31 Juli 2002. Kegiatan sosialisasi dan aplikasi diikuti oleh perwakilan nelayan dari Tasikmalaya, Cianjur, Sukabumi, dan beberapa perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa barat, serta Lembaga Swadaya Masyarakat dari Bandung dan Tasikmalaya. Pelaksanaan aplikasi data ZPPI dilaksanakan pada tanggal 11 – 13 Juli 2002 di Pangandaran. Lapan melakukan uji coba hari pertama pada tanggal 11 Juli 2002 menggunakan data ZPPI tanggal 10 Juli 2002 di posisi titik ikan 108 o 39’ 45.9” BT – 7 o 47’ 16.7” LS dan kapal yang digunakan berukuran 10 GT dengan alat tangkap jaring ngambang. Hasil tangkapan yang diperoleh dalam operasi penangkapan ikan sebesar 4 kg dengan jenis ikan tongkol dan layur. Uji coba hari kedua tanggal 12 Juli 2002 dengan memakai data ZPPI 1 satu hari sebelumnya pada koordinat 108 o 9’ 3.8” BT – 7 o 55’ 33.7” LS dan bobot kapal yang dipakai berukuran sama hanya alat tangkapnya yang beda yaitu jaring gillnet. Pada posisi titik ikan tersebut mendapatkan hasil tangkapan sebesar 30 kg dengan jenis ikan tongkol dan tenggiri. Kegiatan uji coba hari ketiga tanggal 13 Juli 2002 dengan menggunakan data ZPPI tanggal yang sama pada posisi titik ikan 108 o 44’ 33” BT – 7 o 47’ 24.3” LS dengan hasil tangkapan ikan sebesar 40 kg dengan jenis ikan Tongkol dan Tenggiri. Data feedback bulan September didasarkan pada informasi ZPPI Seacorm – DKP dan informasi ZPPI dari LAPAN. Informasi data ZPPI dari Seacorm – DKP berdasarkan data Topex pada daerah penangkapan ikan sekitar perairan Gombong – Yogyakarta dengan posisi koordinat 108 o 49’ 43.8” BT – 7 o 57’ 36.2” LS mendapatkan jumlah hasil tangkapan ikan sebesar 945 kg. Sedangkan informasi spasial ZPPI dari LAPAN pada daerah penangkapan ikan sekitar perairan Sindangkerta dengan koordinat 107 o 55’ 4.7” BT – 7 o 50’ 12.4” LS memperoleh hasil tangkapan ikan sebanyak 1.325 kg Gambar 4. 32 Gambar 4 Informasi spasial ZPPI tanggal 13 Juli 2002 yang digunakan pada uji coba penerapan ZPPI di perairan laut Pangandaran. Dari tingkat keberhasilan uji coba, data ZPPI tersebut cukup memberikan pemahaman dan memuaskan para nelayan setempat tentang akurasi data dalam menentukan posisi koordinat penangkapan ikan. Para nelayan menginginkan agar informasi spasial dari LAPAN dikirim secara rutin setiap hari. Selain itu informasi posisi titik-titik ikan diharapkan berada dibawah 10 mil dari TPI setempat karena rata-rata nelayan daerah selatan Jawa Barat merupakan nelayan pesisir yang menggunakan perahu motor dengan bobot antara 1 - 2 GT dan alat tangkap masih tradisional. Telah dilakukan juga kegiatan sosialisasi dan penerapan informasi spasial ZPPI bagi para nelayan, pemilik kapal, dan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan sosialisasi tersebut, telah dilakukan uji coba penerapan informasi spasial ZPPI dengan menggunakan data tanggal 2 Agustus 2002 Gambar 5. Uji coba dilakukan dengan cara menyampaikan informasi spasial ZPPI melalui komunikasi radio dengan memberikan informasi titik-titik koordinat ZPPI kepada pimpinan awak kapal yang berada di tengah laut dan nelayan yang akan berangkat melaut. 33 Berdasarkan kesepakatan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan yang berwenang memberikan dan mendistribusikan informasi harian ZPPI tersebut, uji coba informasi spasial ZPPI diberikan kepada 5 lima kapal. Hasil evaluasi uji coba menunjukan kapal yang menggunakan informasi ZPPI tersebut mendapatkan hasil tangkapan sebesar 45.600 Kg, jauh lebih besar dibandingkan yang tidak menggunakan informasi ZPPI. Di samping itu, bila pengiriman informasi ZPPI terlambat dan posisi koordinat titik ikan jauh dari posisi kapal mengakibatkan ikan yang berada di area tangkapan tersebut akan berpindah lokasi atau migrasi. Berdasarkan informasi spasial ZPPI maka zona yang potensial untuk penangkapan ikan adalah pada koordinat 113° - 114° BT dan 04 °50 - 05 °30 LS. Ketika kapal yang digunakan untuk uji coba penerapan informasi spasial ZPPI sampai pada posisi yang ditunjuk dalam informasi spasial ZPPI ternyata di lokasi tersebut sudah berkumpul 40 kapal asing sedang melakukan penangkapan dengan alat tangkat purse seine. Ikan yang tertangkap pada uji coba tersebut hanya jenis ikan layang kecil dan ikan banyar kecil. Gambar 5 Contoh ZPPI di perairan Laut Jawa sebelah utara pulau Madura yang dipergunakan oleh nelayan Pekalongan. 34 Kegiatan uji coba penggunaan informasi spasial ZPPI lainnya, juga dilakukan dengan kapal KM Sinar Kencana di sebelah utara pulau Bawean dengan Feedback bahwa, penangkapan selama 4 empat hari yaitu tanggal 22-27 Agustus 2002 memperoleh hasil tangkapan total 45.600 kg Gambar 6. Gambar 6 Contoh penggunaan informasi spasial dengan 2 dua ZPPI di Laut Jawa sebelah utara Tuban dan Rembang oleh nelayan Pekalongan. Uji coba penerapan ZPPI dilakukan di perairan sebelah utara Rembang dan Tuban pada tanggal 22 Agustus 2002 menggunakan kapal motor Sinar Kencana berbobot 80 GT dan alat tangkap purse seine. Hasil tangkapan pada kegiatan uji coba pada koordinasi posisi 110 o 50 ’ BT dan 5 o 20’ LS ini adalah 2,25 ton, serta hasil tangkapan jenis ikan Layang dan Banyar sebanyak 3 ton pada koordinat posisi 112 o 35 ’ BT dan 6 o 15’ LS. Kegiatan sosialisasi dan aplikasi informasi spasial ZPPI di Makassar dilaksanakan pada tanggal 22 – 24 September 2002 di perairan Selat Makasar menggunakan kapal berukuran 6 GT dan alat tangkap jaring Purse Seine. Uji coba menggunakan informasi spasial ZPPI tanggal 22 September 2002 dengan posisi titik ikan 119 o 7’ 54.8” BT – 5 o 10’ 26.4” LS atau sekitar perairan Pulau Langkai sejauh sekitar 8 mil dari PPI Paotere. Dalam perjalanan menuju lokasi titik ikan 35 tersebut atau sekitar 4 mil dari PPI Paotere terjadi gelombang besar dan cuaca buruk sehingga uji coba informasi spasial ZPPI dihentikan. Pelaksanaan uji coba dilanjutkan pada tanggal 24 September 2002 dengan menggunakan data ZPPI sebelumnya di posisi titik ikan yang sama. Perahu motor berhenti pada jarak sekitar 3 mil dari data ZPPI yaitu posisi koordinat 119 o 10’ 14” BT – 5 o 7’ 55” LS karena menurut informasi nahkoda bahwa daerah tersebut merupakan daerah fishing ground. Namun jaring tidak dapat diturunkan karena arus kuat dan gelombang tinggi. Selama pelaksanaan uji coba data ZPPI dapat disimpulkan bahwa faktor cuaca dan kapal serta alat tangkap ikan yang kurang mendukung akan menghambat penangkapan ikan pada saat itu. Selain itu informasi ZPPI yang digunakan adalah data tanggal sebelumnya, sementara ikan sudah bermigrasi sejauh sekitar 3 mil dari titik ikan yang dituju.

2.8 Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan Buatan BRKP

Badan Riset Kelautan dan Perikanan - Departemen Kelautan dan Perikanan BRKP-DKP juga mengembangkan informasi zona potensi penangkapan ikan yang disebut dengan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan PPDPI berdasarkan data NOAA-AVHRR dan data Topex Poseidon. Data NOAA- AVHRR digunakan untuk mendapatkan parameter oseanografi tentang sebaran suhu permukaan laut, sedangkan data Topex Poseidon digunakan untuk mendapatkan parameter oseanografi tentang arus dan gelombang. Informasi spasial PPDPI yang diproduksi BRKP-DKP sudah diterapkan di Juwana Pati, Pelabuhan Ratu, Cilacap dan tempat lainnya Gambar 7. Peta prakiraan daerah penangkapan ikan yang dihasilkan oleh BRKP-DKP mencakup area dari barat ke timur sepanjang 26 o atau sama dengan 26 x 110 km = 2.860 km, dan cakupan area utara selatan sepanjang 12 o atau sama dengan 12 x 110 km = 1.320 km, sehingga luas area informasi sama dengan 2.860 km x 1.320 km = 3.775.200 km 2 . Wilayah peta prakiraan daerah penangkapan ikan BRKP- DKP dibagi-bagi menjadi sel-sel dengan ukuran panjang sisi-sisinya 2 o x 2 o , sehingga luas per sel sama dengan 220 km x 220 km = 48.400 km 2 . Disamping informasi tentang lokasi potensi penangkapan ikan, peta juga dilengkapi dengan informasi arah gelombang, batas zota ekonomi eksklusif, dan data lainnya. 36 Gambar 7 Contoh Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan yang diproduksi dan didistribusikan oleh BRKP-DKP

2.9 Tingkat Adopsi Pemanfaatan Informasi Spasial ZPPI

Hadiat 2005 menyatakan bahwa pengenalan teknologi informasi spasial ZPPI telah dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN melalui program pemanfaatan informasi spasial ZPPI sejak tahun 1999, kemudian diikuti oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan BRKP Departemen Kelautan dan Perikanan melalui Program Pengenalan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan PPDPI di beberapa daerah yang mempunyai wilayah perairan laut. Dalam pengenalan program penggunaan informasi spasial ZPPI yang dilakukan oleh LAPAN tersebut, nelayan terlebih dahulu dibekali pengetahuan tentang cara menggunakan alat bantu posisi yaitu global pisitioning system GPS dan melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi informasi spasial ZPPI. Diperkenalkan juga cara menggunakan fish finder untuk mendeteksi kepastian keberadaan dan gerombolan ikan setelah nelayan sampai di lokasi yang ditunjukkan pada informasi spasial ZPPI.