63
Gambar 14 Pembagian zona penangkapan berdasarkan jarak tempuh perahu motor pada masing-masing ukuran, berbentuk lingkaran dengan titik
pusat pada PPI dan zona sejajar garis pantai.
4.5.2 Pengaturan zona penangkapan berdasarkan daya jangkau kapal dalam bentuk lingkaran
Dengan memperhatikan kategori ukuran perahu motor sebagaimana Tabel 4, dilakukan pengaturan zona penangkapan berbentuk lingkaran dengan titik pusat
pada masing-masing PPI berdasarkan kategori ukuran dan jarak jangkau perahu motor pada masing-masing kategori. Analisis pengaturan zona operasi
penangkapan ikan dibuat berdasarkan kriteria sebagai berikut: a.
Zona penangkapan disajikan dalam bentuk lingkaran paling dalam dengan jari-jari 4 km dari PPI dialokasikan untuk perahu layar dan motor dengan
ukuran dibawah 5 GT. b.
Zona penangkapan berbentuk lingkaran dalam area antara jari-jari 4 – 10 km dari PPI dialokasikan untuk perahu motor dengan ukuran 5 – 10 GT.
c. Zona penangkapan berbentuk lingkaran dalam area antara jari-jari 10 – 20 km
dari PPI, dialokasikan untuk perahu motor dengan ukuran 10 – 20 GT. d.
Zona penangkapan di luar lingkaran jari-jari 20 km, dialokasikan untuk perahu motor dengan ukuran di atas 20 GT.
64 Alokasi perahu motor didasarkan pada jarak tempuh untuk setiap kategori
ukuran perahu motor dalam bentuk lingkaran dengan titik pusat PPI, sehingga luas zona penangkapan per unit perahu motor dapat diformulasikan sebagai berikut.
W
ri
= L
ri
J
pm
........................................................................................5. Dengan : W
ri
= luas zona per unit perahu layarmoror untuk setiap kategori 0 – 4 km, 4 – 10 km atau 10 – 20 km; L
ri
= luas zona ke i dalam masing-masing kategori; J
pm
= jumlah perahu layar layarmoro unit; . Analisis alokasi perahukapal motor pada masing-masing zona, dilakukan
dengan cara : a. menghitung luas zona untuk setiap kategori perahu kapal motor dalam
masing-masing zona km
2
unit; b. menghitung rata-rata luas zona untuk setiap kategori perahukapal motor pada
masing-masing zona untuk seluruh Situbondo. c. menentukan jumlah perahukapal motor yang selayaknya berpangkalan pada
PPI bersangkutan. d. menentukan perbandingan antara luas zona per perahukapal motor pada
masing-masing PPI dengan luas rata-rata per perahukapal motor seluruh Situbondo.
e. menentukan PPI yang mempunyai luas zona per perahukapal motor di bawah rata-rata yang berarti sudah melebihi daya tampung maksimum, dan PPI yang
mempunyai luas zona per perahukapal motor lebih tinggi dari rata-rata sehingga mempunyai peluang menerima relokasi perahukapal motor dari PPI
lain, sesuai dengan zona dan kategori perahukapal motor.
4.5.3 Pengaturan zona penangkapan ikan dalam jarak sejajar garis pantai
Sebagaimana diuraikan pada Tabel 4 bahwa perahukapal motor tersebar pada 13 kecamatan sepanjang pesisir Situbondo. Memperhatikan penyebaran
perahukapal motor tersebut, dikembangkan pengaturan zona penangkapan yang sesuai dengan penyebaran PPITPI tersebut, dalam upaya memelihara kelestarian
sumberdaya ikan dan terjadinya konflik perebutan lokasi penangkapan ikan antara nelayan besar modern dengan nelayan kecil tradisionil. Dengan