Sumberdaya ikan di Selat Madura

111 dapat diketahui bahwa jenis ikan yang tertangkap selama musim barat berlanjut pada musim peralihan pertama, namun pada pertengahan musim pertama sudah mulai ditemukan ikan lemuru. Jenis ikan lemuru mendominasi sumberdaya ikan selama musim timur sampai menjelang akhir musim peralihan kedua, setelah itu terjadi campuran ikan tongkol, layang, kembung, selar dan lemuru. Dari hasil uji coba penangkapan ikan di Selat Madura oleh nelayan Situbondo menggunakan informasi ZPPI diketahui bahwa ikan lemuru berada di Selat Madura paling lama dibandingkan jenis ikan lain. Hasil tangkapan ini berkorelasi dengan jenis ikan terbanyak bahkan sangat dominan yang tertangkap oleh nelayan Situbondo adalah lemuru, diikuti oleh tongkol, layang dan kembung Dinas Perikanan dan Kelautan Situbondo, 2003. Hasil tangkapan oleh nelayan Situbondo, berkorelasi dengan hasil tangkapan ikan oleh nelayan Sampang bahwa ikan pelagis kecil yang paling banyak tertangkap adalah lemuru, tembang, selar dan kembung Santos, 2005. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, jenis ikan yang tertangkap pada pelaksanaan kegiatan penangkapan ikan menggunakan informasi spasial ZPPI didukung dengan referensi diatas, dapat dilakukan pengelompokan sumberdaya ikan di Selat Madura dalam kaitannya dengan musim sebagai berikut : 1 Selama musim barat yaitu bulan Desember, Januari dan Februari, sumberdaya ikan didominasi oleh tongkol, layang, kembung, dan selar. 2 Pada bulan Maret yang merupakan bulan pertama musim peralihan pertama yaitu bulan Maret jenis ikan didominasi oleh tongkol, layang, kembung, dan selar, namun sudah mulai ada terdapat ikan lemuru. Pada bulan kedua musim peralihan pertama yaitu bulan April, sumberdaya ikan sudah mulai campuran antara tongkol, layang, kembung, selar, dan lemuru yang semakin banyak. Pada bulan terakhir musim peralihan pertama yaitu bulan Mei, sumberdaya ikan sudah didominasi oleh lemuru. 3 Pada musim timur yaitu bulan Juni, Juli dan Agustus, sumberdaya ikan didominasi oleh lemuru, sehingga alat tangkap dan pengelolaan ikan hasil tangkapan perlu disesuaikan dengan karakteristik ikan lemuru. 4 Pada bulan pertama musim peralihan kedua yaitu bulan September, sumberdaya ikan masih didominasi oleh Lemuru. Jenis sumberdaya ikan pada bulan Oktober, masih didominasi oleh ikan lemuru, namun sudah mulai 112 banyak tertangkap ikan tongkol, layang dan selar. Pada bulan terakhir musim peralihan kedua yaitu bulan November, sumberdaya ikan sudah campuran antara lemuru, tongkol, layang, kembung, dan selar. Produktivitas ikan lemuru hasil tangkapan oleh nelayan Situbondo dan Sampang berkorelasi dengan produktivitas lemuru yang tinggi di perairan Selat Bali pada bulan April sampai dengan Oktober yang mencapai 78,5 dari total ikan hasil tangkapan Merta, 2003. Berdasarkan ukuran panjangnya, ikan lemuru sardinela longiceps dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu : lemuru yang panjangnya kurang dari 11 cm disebut sempenit ditemukan mulai bulan MeiJuni dampai September; yang panjangnya antara 11 - 15 cm disebut protolan ; dan yang panjangnya lebih dari 15 cm disebut dengan lemuru. Lemuru di Selat Bali terdiri dari 4 jenis yaitu sardinella longiceps, sardinella aurita, sardinella lelogaster, dan sardinella clupeoides. Dibandingkan dengan ikan pelagis kecil lainnya, lemuru di Selat Bali mempunyai sifat yang khusus, hidup dan berkembang di kawasan perairan yang sempit, dan melimpah pada saat terjadi uppwelling dengan salinitas 34 o oo dan suhu 24,5 o C. Perkembangan lemuru belum diketahu dengan pasti, ada yang menyatakan bahwa lemuru bertelur pada akhir musim hujan dan pada kawasan perairan dalam sehingga tidak terjangkau oleh alat tangkap jaring. Ada yang menyatakan bahwa lemuru bertelur pada perairan pantai atau tidak jauh dari perairan pantai karena air laut mempunyai salinitas rendah Merta, 2003. Uraian di atas memberikan gambaran atau dugaan bahwa ikan lemuru bertelur pada waktu musim hujan, yang di daerah Situbondo dan Banyuwangi terjadi sekitar pertengahan musim barat sampai bulan pertama musim peralihan pertama. Ini berarti bahwa pada musim hasil tangkapan lemuru melimpah, pada waktu yang sama juga terdapat sempenit dan protolan. Namun demikian, sempenit akan ditemukan pada perairan dekat dari pantai sedangkan protolan akan ditemukan lebih ketengah lebih dalam.

6.1.4 Kondisi spesifik Selat Madura

Berdasarkan perhitungan SPL menggunakan data satelit penginderaan jauh NOAA-AVHRR di Selat Madura dan sekitarnya, suhu terendah terjadi pada bulan 113 Desember dalam kisaran 26 o C – 30 o C. Nilai minimum dan maksimum SPL Selat Madura berdasarkan data NOAA-AVHRR mencakup kisaran suhu hasil pengukuran lapangan di stasiun Oyong yaitu 27,0 o – 27,5 o C Santos, 2005, juga hasil pengukuran lapangan pada beberapa lokasi di Selat Jawa dengan kisaran suhu 28,0 o – 28,82 o C Bintoro, 2002. Kandungan klorofil terendah terjadi pada bulan Desember dengan nilai 0,1 mgm 3 , sedangkan yang tertinggi terjadi pada bulan April, Juli dan Oktober yaitu dengan nilai 1,4 mgm 3 . Angin dan gelombang yang paling besar pengaruhnya terhadap Selat Madura adalah yang datang dari arah timur, dan menjadi kendala besar bagi kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan Situbondo Situbondo untuk mengakses ZPPI virtual yang tersebar di utara, timur laut sampai timur PPI Pondok Mimbo. Arus air laut di Selat Madura yang dominan searah dengan arah angin dengan kecepatan maksimum 0,2 mdetik atau rata-rata 0,07 mdetik, berarti kecepatannya sangat rendah karena bentuk Selat Madura yang semi tertutup. Memperhatikan kedalaman perairan, kawasan yang mempunyai kedalaman cukup untuk lapisan renang ikan pelagis lemuru, layang, kembung, tongkol hanya sampai di perairan utara Pajarakan dengan kedalaman 60 m. Berdasarkan hasil kegiatan penangkapan ikan dengan menerapkan informasi spasial ZPPI dan hasil survei lapangan, jenis ikan yang dominan tertangkap di Selat Madura adalah lemuru, tongkol, layang, kembung, dan selar. Komposisi hasil tangkapan berkorelasi dengan musim yang mempengaruhi Selat Madura, sedangkan sumberdaya ikan yang paling dominan tertangkap adalah ikan lemuru. Beradasarkan data statistik produksi ikan tangkap ikan hasil tangkapan oleh nelayan yang dominan adalah lemuru, layang, tongkol, kembung, dan kurisi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo, 2002 -2006.

6.2 Pengaturan Alokasi Perahukapal Motor

Pengaturan alokasi perahukapal motor didasarkan pada aspek, luas zona masing-masing PPI, jumlah perahukapal motor tiap PPI di wilayah Situbondo untuk masing-masing kategori ukuran, sebaran ZPPI untuk masing-masing PPI, dan kondisi oseanografi pada masing-masing zona PPI serta perairan sekitarnya