Struktur Morfologis Ikan Mas Budidaya Ikan Mas

7,28; 6,78 dan 6,96. Padahal ikan tersebut mempunyai potensi cukup besar dalam pengembangannya dimasa yang akan datang karena memiliki keunggulan komparatif. Budidaya ikan nilem pada umumnya saat ini masih bersifat tradisional, bahkan hanya berupa produk sampingan dari hasil budidaya ikan secara polikultur dengan ikan mas, mujaer atau nila dan gurame. Dari kelompok Ciprinidae ikan nilem termasuk ikan yang tahan terhadap serangan penyakit, diduga karena ikan nilem termasuk dalam kelompok omnivora yang mengkonsumsi pakan alami dari kelompok ganggang yang disinyalir banyak mengandung anti bodi. Dengan mayoritas makanannya berupa perifiton dan tumbuhan penempel dengan demikian ikan nilem dapat berfungsi sebagai pembersih jarring Jangkaru, 1980.

2.4. Ikan Mas Cyprinus carpio

2.4.1.Klasifikasi Ikan Mas Menurut Saanin 1968 ikan mas diklasifikasikan sebagai berikut : Phylum : Chordata Class : Pisces Sub Class : Teleostei Ordo : Ostariophysi Sub Ordo : Cyprynoidea Family : Cyprinidae Sub Family : Cyprininae Genus : Cyprinus Species : Cyprinus carpio Linn

2.4.2. Struktur Morfologis Ikan Mas

Berdasarkan Djuhanda 1981, ikan mas memiliki ciri-ciri antara lain ukuran panjang tubuh lebih panjang dari tinggi tubuhnya perbandingan panjang total dan tinggi badan 3,5 : 1, mulut di ujung kepala dan pada sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut peraba, badan ditutupi oleh sisik sikloid, ekor bercagak dua dan simetris. Ikan mas merupakan ikan yang hampir memakan berbagai jenis pakan termasuk plankton Lagler, 1972. Sumantadinata 1983 menyatakan bahwa ikan mas termasuk kelompok ikan omnivora yang lebih mudah memakan makanan yang berasal dari hewani.

2.4.3. Budidaya Ikan Mas

Ikan mas Cyprinus carpio, Linn merupakan ikan air tawar yang sudah dikenal di dunia, dibudidayakan mulai dari negara-negara tropis sampai dengan negara sub tropis. Ikan mas memiliki beberapa sifat yang menguntungkan sehingga merupakan salah satu ikan yang relatif banyak dibudidayakan oleh pembudidaya. Sifat-sifat itu antara lain dapat mentolerir kisaran temperatur yang luas 20-30 o C dan mudah memijah serta memiliki adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan Webb, 1981. Budidaya ikan mas di Indonesia sudah tersebar diseluruh propinsi yang ada. Tingkat kesuksesan budidaya ikan mas berkaitan dengan teknologi budidaya ikan mas yang sudah lama dikenal oleh masyarakat serta ikan mas dikenal sebagai ikan yang mudah untuk memijah Bardach et al., 1972. Data Statistik Perikanan Budidaya 2002 menunjukkan bahwa produksi ikan mas menunjukkan tren yang semakin meningkat. Di Wilayah Jawa Barat ikan mas banyak dibudidayakan di keramba jaring apung, kolam air deras, dan kolam tanah. Sebagian besar usaha budidaya ikan mas menggunakan sistem budidaya semiintensif dan intensif. Budidaya ikan mas secara intensif dilakukan di kolam air deras dan keramba jaring apung KJA. Usaha budidaya intensif ikan mas umumnya berupa monokultur atau terkadang polikultur dengan beberapa jenis ikan seperti ikan nila, tembakang, dan nilem Sumantadinata, 1983. Usaha pembesaran ikan mas di KJA yang menggunakan jaring ganda biasanya menggunakan sistem polikultur dimana ikan mas berada di jaring dalam sedangkan ikan nila berada di jaring luar.

2.5. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kandungan Bahan Organik di Perairan