Prosedur Pengambilan Data METODE PENELITIAN

16 i. Panjang belokan jalan hutan dan besarnya azimuth dikedua titik belokan untuk menentukan besarnya jari-jari belokan maksimum atau minimum. Sumber data sekunder adalah RKT, LHC, dan data perencanaan PWH di PT Inhutani I UMH Sambarata, Berau, Kalimantan Timur, yang meliputi : a. Kondisi umum lokasi, yang meliputi letak geografis, iklim, dan luas pada petak tebang yang telah dipilih untuk dilakukan penelitian. b. Data statistik penebangan akibat pembuatan jalan, antara lain : jenis pohon, diameter, tinggi, dan volume pohon. c. Konstruksi jalan hutan, yaitu : sifat jalan hutan permanen atau tidak permanen, dan jalan hutan tersebut diperkeras atau tidak diperkeras.

3.4 Prosedur Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan pada dua petak tebangan yang terdiri atas satu petak tebangan yang telah dilakukan pemanenan hutan petak 204 dan satu petak tebangan yang masih dalam proses pemanenan petak 218. Luas kedua petak tidak berbeda jauh, yaitu luas petak 204 adalah 90,88 ha, dan luas petak 218 adalah 72,15 ha. Kondisi topografi di petak 204 dan 218 cukup curam. Potensi tegakan yang dominan di petak 204 dan 218, yaitu jenis Meranti Merah, Keruing, dan Bangkirai. Pada petak 204 dan petak 218 dilakukan pengukuran 30 rute jalan sarad yang digunakan untuk menyarad 30 pohon terpilih, dan melakukan identifikasi jenis pohon yang disarad. Variabel PWH yang diukur di lapangan antara lain : 1. Panjang jalan hutan Panjang jalan setiap jenis jalan hutan jalan utama, jalan cabang, dan jalan sarad yang berada di setiap petak tebang diukur dengan menggunakan pita ukur dan GPS. 2. Badan jalan hutan Badan jalan hutan yang diukur adalah jalur kendaraan, bahu jalan, selokan dan tebang matahari pada setiap jenis jalan hutan jalan utama dan jalan cabang yang berada di dalam blok tebangan RKT 2011. Alat yang digunakan adalah pita ukur. Selain itu, melakukan identifikasi apakah setiap jaringan jalan jalan utama, jalan cabang, dan jalan sarad dilakukan 17 pengerasan dengan batu kerikil atau di aspal, dan sifat dari jaringan jalan tersebut, apakah permanenan atau tidak. Ilustrasi penampang melintang badan jalan disajikan pada Gambar 1. 1 4 3 4 2 Keterangan : 1. Badan jalan 2. Parit selokan saluran drainase 3. Jalur kendaraan jalur pengerasan 4. Bahu jalan jalur lunak berm Gambar 1 Penampang melintang badan jalan. 3. Tanjakan dan turunan jalan Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui besarnya tanjakan atau turunan maksimum yang telah dibuat di lapangan. Pengukuran besarnya tanjakan dan turunan dimulai dari awal tanjakan dan turunan sampai akhir tanjakan puncak tanjakan dan akhir turunan. Variabel yang diukur adalah panjang dan derajat atau persen kemiringan tanjakan dan turunan. Alat yang digunakan yaitu pita ukur dan suunto clinometer. 4. Jari-jari belokan jalan hutan Pengukuran jari-jari belokan jalan hutan dilakukan dengan cara mengukur sudut belokan di titik awal a1 dan sudut di titik akhir a2 dengan kompas. Mengukur panjang belokan dari titik awal sampai puncak belokan d1 dan dari puncak belokan sampai titik akhir d2 dengan menggunakan pita ukur. Ilustrasi pengukuran belokan dapat dilihat pada Gambar 2. 18 d1 d2 a1 a2 t1 t2 r Į Keterangan : t1 : titik awal t2 : titik akhir d1 : jarak antara titik awal ke titik puncak d2 : jarak antara titik puncak ke titik akhir r : jari-jari belokan jalan hutan Į : azimuth a1 : sudut titik awal dari arah utara a2 : sudut titik akhir dari arah utara Gambar 2 Ilustrasi pengukuran belokan jalan hutan.

3.5 Pengukuran di Atas Peta