Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari PHAPL

12 4 Lebar permukaan yang diperkeras 4 m 5 Tebal pengerasan 10-20 cm 6 Tanjakan menguntungkan maksimum 12 7 Tanjakan merugikan maksimum 10 8 Jari-jari belokan minimum 50 m 9 Kapasitas muatan minimum 60 ton d. Jalan cabang tanpa pengerasan dengan spesifikasi : 1 Umur 5 tahun 2 Sifat musim kering 3 Lebar jalan berikut bahu 12 m 4 Tanjakan menguntungkan maksimum 10 5 Tanjakan merugikan maksimum 8 6 Jari-jari belokan minimum 50-60 m 7 Kapasitas muatan minimum 60 ton

2.4 Pengelolaan Hutan Alam Produksi Lestari PHAPL

Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI adalah salah satu sistem silvikultur yang diterapkan pada hutan alam tak seumur di Indonesia. Salah satu subsistem dari sistem pengelolaan hutan, sistem silvikultur merupakan sarana utama untuk mewujudkan hutan dengan stuktur dan komposisi yang dikehendaki. Pelaksanaan suatu sistem silvikultur yang sesuai dengan lingkungan setempat telah menjadi tuntutan demi terwujudnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Tujuan TPTI adalah terbentuknya stuktur dan komposisi tegakan hutan alam tak seumur yang optimal dan lestari sesuai dengan sifat-sifat biologi dan keadaan tempat tumbuh aslinya. Usaha untuk mewujudkan tegakan optimal dan lestari tersebut harus dapat dilakukan secara praktis, ekonomis, dan memudahkan pemantauan dan penilaian pelaksanaanya. Sasaran sistem TPTI adalah tegakan hutan alam produksi tidak seumur dengan keanekaragaman hayati tinggi. Unit kegiatan elemen TPTI per satuan waktu tahun adalah petak kerja Dephut 1993. 13 Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.208Kpts-II2003 pasal 1 yang berisi tentang pengelolaan hutan secara lestari adalah pengelolaan hutan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan ekologi, yang antara lain meliputi : a kawasan hutan yang mantap, b produksi yang berkelanjutan, c manfaat sosial bagi masyarakat di sekitar hutan, dan d lingkungan yang mendukung sistem penyangga kehidupan. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK pada hutan alam yang sebelumnya disebut HPH adalah izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari pemanenan, penebangan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan berupa kayu. Bagi IUPHHK-HA yang mendapat sertifikat PHAPL Mandatory dengan peringkat nilai baik, diberi insentif berupa Self Approval Rencana Kerja Tahunan, dengan jatah tebang sesuai kemampuan sebenarnya. IUPHHK yang tidak mendapat sertifikat nilai buruk dan sangat buruk, dan IUPHHK yang belum dinilai kinerja PHAPL-nya, pemerintah berkewajiban membina, dan mendorong agar IUPHHK-HA yang bersangkutan memperbaiki dan meningkat kinerjanya sehingga memperoleh sertifikat PHAPL baik Mandatory maupun Voluntary. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No: 4795Kpts-II2002, yang dimaksud dengan PHAPL adalah serangkaian strategi dan pelaksanaan kegiatan untuk menjamin keberlanjutan fungsi-fungsi produksi, ekologi dan sosial dari hutan alam produksi. Unit PHAPL adalah kesatuan hutan alam produksi terkecil yang ditetapkan batas-batasnya secara jelas dan dikelola untuk mencapai hutan lestari berdasarkan suatu rencana pengelolaan jangka panjang. Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PHPL adalah strategi dan pelaksanaan kegiatan untuk memproduksi hasil hutan yang menjamin kelestarian fungsi-fungsi produksi atau ekologi atau lingkungan dan sosial Winarto 2000. 14 15

BAB III METODE PENELITIAN