30
besar Operator Bulldozer mempunyai keahlian dalam membuat jalan sarad. Bentuk jaringan jalan sarad yang dibuat oleh Operator Bulldozer hampir
menyerupai sirip ikan. Jaringan jalan sarad seperti ini merupakan karakter PWH yang lazim digunakan untuk kondisi hutan yang terdapat di daerah pegunungan.
5.1.6 Kerapatan Jalan WD Sarad
Kerapatan jalan sarad merupakan perbandingan antara panjang jalan sarad terhadap luas petak. Berdasarkan hasil pengukuran dari 30 rute jalan sarad yang
digunakan untuk menyarad 30 pohon pada petak 204, diperoleh total panjang jalan sarad adalah sebesar 1648,5 m dengan luas petak tebang seluas 90,88 ha,
sehingga kerapatan jalan saradnya adalah sebesar 18,14 mha. Kerapatan jalan sarad pada petak 218 10,58 mha lebih kecil jika dibandingkan dengan petak
204. Hal ini terjadi karena panjang jalan saradnya hanya 763,5 m dengan luas petak tebang seluas 72,15 ha. Kerapatan jalan sarad PT. Inhutani I UMH
Sambarata sudah sesuai dengan kerapatan jalan yang umum digunakan di hutan alam tropika 10 mha - 25 mha.
5.2 Intensitas PWH
Indikator untuk menentukan intensitas PWH dapat dilihat dari kerapatan jalan hutannya mha, yang terdiri atas kerapatan jalan utama dan kerapatan jalan
cabang. Intensitas jalan utama dan jalan cabang di dalam blok tebangan RKT 2011 PT. Inhutani I UMH Sambarata termasuk kategori PWH dengan intensitas
rendah, karena kerapatan jalannya 15 mha. Kerapatan jalan utama dan kerapatan jalan cabang di dalam blok tebangan RKT 2011 berturut-turut adalah
sebesar 6,17 mha dan 7,02 mha. Menurut Elias 2008, intensitas PWH dalam pengelolaan hutan di
Indonesia pada umumnya termasuk rendah sampai sedang. PWH hutan alam tropika tanah kering yang diusahakan dengan sistem silvikultur TPTI oleh para
pemegang HPH di Kalimantan dan Sumatera pada umumnya termasuk PWH dengan intensitas sedang. Intensitas PWH PT. Inhutani I UMH Sambarata sudah
sesuai dengan intensitas PWH menurut klasifikasi tersebut di atas.
31
5.3 Spesifikasi dan Standar Teknis Jalan Hutan
Jenis jalan hutan yang berada di PT. Inhutani I UMH Sambarata terdiri atas jalan koridor, jalan utama, jalan cabang, dan jalan sarad. Jalan koridor adalah
jalan yang menghubungkan antara batas areal hutan PT. Inhutani I UMH Sambarata dengan logpond. Jalan koridor di hutan Sambarata disajikan pada
Gambar 4.
a Jalan koridor di Km. 3 b Jalan koridor di Km. 44
Gambar 4 Jalan koridor di Km. 3 a dan jalan koridor di Km. 44 hutan Sambarata b.
Jalan yang menghubungkan antara blok tebangan di setiap RKT atau jalan yang menghubungkan blok tebangan dengan camp induk yang berada di Km 51,
dan jalan yang menghubungkan antar petak tebang satu dengan petak tebang yang lain dikenal dengan istilah jalan utama. Beberapa kondisi jalan utama milik PT.
Inhutani I UMH Sambarata dapat dilihat pada Gambar 5.
a Jalan utama yang menghubungkan camp induk Km. 51 dengan blok tebangan RKT 2011.
32
b Jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011. Gambar 5 Jalan utama yang menghubungkan camp induk Km. 51 dengan blok
tebangan RKT 2011 a dan jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011 b.
Jalan cabang merupakan jalan yang menghubungkan antara jalan utama yang berada di dalam blok tebangan dengan jalan sarad atau jalan utama yang
berada di dalam blok tebangan dengan TPn yang berada di dalam petak tebangan. Gambar 6 merupakan jalan cabang yang berada di petak 218 di dalam blok
tebangan RKT 2011 PT. Inhutani I UMH Sambarata.
Gambar 6 Jalan cabang di petak 218. Jalan sarad adalah jalan yang menghubungkan antara satu pohon dengan
TPn hutan. Kondisi jalan sarad dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Jalan sarad di petak 204.
33
Panjang jalan utama yang berada di dalam blok tebangan RKT 2011 diukur di lapangan adalah sebesar 16135,40 m dengan jarak datarnya adalah
sebesar 15323,14 m. Pada jalan utama dilakukan pengukuran atau helling secara manual sepanjang 934 m. Berdasarkan hasil pengukuran secara manual yang
dicantumkan pada lampiran 1 diperoleh tanjakan maksimum sebesar 18 atau 8,1
, sedangkan tanjakan minimum sebesar 5 atau 2,25 . Berdasarkan Dephut
2000 tentang Prinsip dan praktik pemanenan hutan di Indonesia, tanjakan maksimum yang diperbolehkan untuk jalan utama adalah sebesar 10. Terlihat
bahwa tanjakan maksimum PT. Inhutani I UMH Sambarata lebih besar jika dibandingkan dengan ketentuan dari Dephut 2000.
Panjang jalan cabang jika diukur di lapangan adalah sebesar 18348,0 m, dengan jarak datar sebesar 17985,25 m. Pengukuran secara manual dengan
metode helling juga dilakukan pada jalan cabang a-a1 yang melewati petak 204 sepanjang 603 m. Berdasarkan hasil pengukuran secara manual yang terlampir
pada lampiran 2 diperoleh tanjakan maksimum sebesar 26,67 atau 12 dan
tanjakan minimum sebesar 11,11 atau 5 . Selain itu, terdapat turunan sebesar
4,44 atau 2 . Tanjakan maksimum pada jalan cabang yang diijinkan oleh Dephut
2000 adalah sebesar 15. Jika dibandingkan dengan ketentuan Dephut 2000, PT. Inhutani I UMH Sambarata masih mempunyai tanjakan maksimum yang lebih
besar. Pada jalan sarad terdapat tanjakan maksimum hampir 40. Pembukaan jalan dilakukan dengan menggunakan Bulldozer Komatsu tipe
D85E-SS-2 dengan alat bantu GPS, peta, dan kompas dengan arahan dari pihak perencanaan. Perencanaan jalan mengikuti tanda merah pada pohon yang sudah
direncanakan dibuat oleh tim perencanaan. Pelaksanaan pembuatan jalan di lapangan tidak boleh menyimpang sampai 150 m dari jalan yang sudah dipetakan
pada saat melakukan perencanaan. Penandaan jalan cabang dibuat dengan tanda warna merah cat merah berbentuk lingkaran digaris bawahi. Tanda ini dibuat di
pohon yang terkena jalan. Umumnya badan jalan hutan terbuat dari tanah setempat tanpa perlakukan
khusus kecuali sedikit pemadatan. Usaha pemadatan ini biasanya hanya pada bagian jalan yang diurug atau badan jalan Tinambunan Suparto 1999. Jalan
hutan PT. Inhutani I UMH Sambarata tidak dilakukan pengerasan permanen dan
34
tidak dibuat selokan dengan alasan biaya pembuatan jalan akan menjadi tinggi, tetapi jalan hutan PT. Inhutani I UMH Sambarata sudah dibuat dengan model
punggung penyu. Hasil pengukuran jalur kendaraan jalur mengerasan jalan, bahu jalan, dan tebang matahari pada jalan utama dan jalan cabang yang berada di
dalam blok tebangan RKT 2011 disajikan pada Tabel 10 dan Tabel 11. Tabel 10 Hasil pengukuran badan jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011
Rata-rata Akhir
Awal A Uraian
- 0521516
0272003 0520946
0271410 Koordinat
7,05 6,20
7,90 Jalur Pengerasan m
2,50 3,00
2,00 Bahu Jalan m
26,50 30,00
23,00 Tebang Matahari m
Keterangan = Total lebar tebang matahari di sebelah kanan dan kiri jalan utama
Tabel 11 Hasil pengukuran badan jalan cabang a-a1 di dalam blok tebangan RKT 2011
Rata-rata Akhir
Awal A Uraian
- 0522170
0271092 0522507
0271441 Koordinat
4,15 4
4,3 Jalur Pengerasan m
2,15 2
2,3 Bahu Jalan m
23,00 28
18,0 Tebang Matahari m
Keterangan = Total lebar tebang matahari di sebelah kanan dan kiri jalan cabang
Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan melakukan pengukuran langsung pada jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011, yang disajikan pada Tabel
10 diperoleh rata-rata lebar jalur pengerasan, bahu jalan, dan tebang matahari berturut-turut adalah sebesar 7,05 m, 2,5 m, dan 26,5 m. Lebar jalur pengerasan
yang telah dibuat oleh PT. Inhutani I UMH Sambarata sesuai dengan ketentuan Dephut tentang petunjuk teknis Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI tahun 1993
yaitu antara 6 sampai dengan 8 m, tetapi bahu jalan yang dibuat masih kurang lebar daripada Pedoman TPTI adalah sebesar 4 m.
Hasil dari pengukuran langsung pada jalan cabang a-a1 yang disajikan pada Tabel 11 diperoleh rata-rata lebar jalur pengerasan, bahu jalan, dan tebang
matahari, berturut-turut adalah sebesar 4,15 m, 2,15 m, dan 23 m. Lebar jalur pengerasan yang telah dibuat oleh PT. Inhutani I UMH Sambarata sesuai dengan
ketentuan Dephut 1993 adalah sebesar 4 m, tetapi bahu jalan yang dibuat masih kurang lebar jika dibandingkan dengan petunjuk teknis TPTI yang sebesar 4 m.
35
Tebang matahari yang dibuat oleh PT. Inhutani I UMH Sambarata pada jalan utama dan jalan cabang a-a1 berturut-turut adalah sebesar 26,5 m dan 23 m.
Tebang matahari di PT. Inhutani I UMH Sambarata sudah sesuai dengan ketentuan yaitu antara 20-30 m. Tujuan dari pembuatan tebang matahari adalah
untuk mempercepat proses pengeringan jalan jika kondisi jalan basah. Jalan yang akan atau telah dibuat sebaiknya mengarah dari utara ke selatan agar jalan selalu
terkena sinar matahari secara langsung. Panjang dan lebar jalan sarad tergantung dari posisi pohon yang disarad sampai ke TPn hutan. Pembuatan jalan sarad
langsung dilakukan bersamaan dengan penyaradan kayu. Alat yang digunakan yaitu Bulldozer Komatsu D85E-SS-2.
Hasil pengukuran belokan diperoleh jari-jari belokan pada jalan utama di dalam blok tebangan RKT 2011 berturut-turut adalah sebesar 30 m, 32,99 m, 49,5
m. Hasil pengukuran belokan pada jalan cabang a-a1 PT. Inhutani I UMH Sambarata berturut-turut adalah sebesar 33,98 m, 64,51 m, dan 33 m. Berdasarkan
Prosedur Operasi Standar Pembukaan Wilayah Hutan PT. Inhutani I UMH Sambarata, besarnya jari-jari belokan jika dihubungkan dengan kecepatan
kendaraan logging truck dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Jari-jari belokan berhubungan jarak pandang dan kecepatan kendaraan
Uraian Desain Kecepatan Kmjam
30 50 80
Jari-jari minimum memerlukan rambu-rambu m
25 30 55
Jari-jari belokan minimum yang disukai m 35
75 140
Jarak pandang minimum yang diperlukan m 30
64 120
Jarak temu pandang m 50
100 220
` Kecepatan rata-rata kendaran logging truck mercedes benz tipe MB 3836 AK, jika pada kondisi mengangkut kayu dari blok tebangan TPn RKT 2011
menuju Km. 51 TPK hutan sekitar 20-40 Kmjam rata-rata kecepatannya 30 Kmjam, maka jari-jari belokan yang seharusnya dibuat oleh PT. Inhutani I UMH
Sambarata jika mengikuti persyaratan dari Prosedur Operasi Standar adalah sebesar 35 m, maka dapat disimpulkan bahwa jari-jari belokan yang telah dibuat
sudah cukup baik.
36
5.4 Dampak PWH