18
d1 d2
a1 a2
t1 t2
r Į
Keterangan : t1 : titik awal
t2 : titik akhir d1 : jarak antara titik awal ke titik puncak
d2 : jarak antara titik puncak ke titik akhir r : jari-jari belokan jalan hutan
Į : azimuth a1 : sudut titik awal dari arah utara
a2 : sudut titik akhir dari arah utara
Gambar 2 Ilustrasi pengukuran belokan jalan hutan.
3.5 Pengukuran di Atas Peta
Pengukuran panjang jalan utama, panjang jalan cabang, dan panjang jalan sarad dilakukan pada peta jaringan jalan hutan pada blok tebangan RKT 2011.
Nilai REm dilakukan dengan cara membuat grid ukuran 5cm x 5cm pada peta petak 204 dan petak 218 dengan skala 1 : 1500. Kemudian dari seluruh titik
pertemuan grid diukur berapa jarak terdekatnya sampai TPn hutan sehingga dapat diperoleh jarak sebenarnya di lapangan dengan cara mengkonversi terhadap skala
peta. Rata-rata dari jarak sebenarnya merupakan nilai REm pada blok tebangan RKT 2011. Nilai REt diperoleh dengan cara melakukan pengukuran panjang jalan
sarad di petak 204 dan petak 218. Kemudian dikonversi dengan skala peta 1 : 1500 untuk memperoleh panjang jalan sarad sebenarnya. Rata-rata dari panjang
jalan sarad sebenarnya merupakan nilai REt untuk blok tebangan RKT 2011.
19
3.6 Analisis dan Pengolahan Data
Analisis data merupakan pengolahan data yang diperoleh di lapangan agar dapat disajikan lebih sederhana dengan menggunakan rumus atau software
tertentu sehingga mudah dipahami. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu data yang sudah diperoleh dianalisis menjadi lebih sederhana dan disajikan
dalam bentuk tabel. Persamaan yang digunakan untuk mengolah data diuraikan sebagai berikut :
a. Kerapatan jalan WD WD = L
F mha, keterangan : L = Panjang jalan angkut m F = Luas areal hutan produktif ha
b. Spasi jalan S atau WA
c. Jarak sarad rata-rata RE Jarak sarad rata-rata secara teoritis REo adalah jarak terpendek rata-
rata dari tempat penebangan sampai jalan angkut. Pada penyaradan satu arah :
Pada penyaradan dua arah :
Jarak sarad rata-rata terpendek RE
m
adalah jarak terpendek rata-rata dari tempat penebangan sampai dengan jalan angkutan terdekat di
lapangan. Jarak sarad rata-rata sebenarnya RE
t
adalah jarak sarad rata-rata yang sebenarnya ditempuh di lapangan dari tempat penebangan sampai
dengan tempat pengumpulan kayu TPn atau jalan angkutan. d. Faktor koreksi PWH
Faktor koreksi jaringan jalan : Vcoor =
jalan sarad rata-rata terpendek ke jalan angkutan jalan sarad rata-rata secara teoritis dari model PWH
20
Faktor koreksi jarak sarad : Tcoor = jalan sarad rata-rata sebenarnya di lapangan
jalan sarad rata-rata terpendek di lapangan e. Persen PWH
atau
f.
Keterbukaan tegakan akibat pembukaan wilayah
, Elias 2008 Keterangan : B
= Keterbukaan tegakan hutan WDu = Kerapatan jalan utama mha
WDc = Kerapatan jalan cabang mha Lu = Lebar jalan utama m
Lc = Lebar jalan cabang m g. Penentuan jari-jari belokan
Į = a2 – a1 r = d1+d22 x sin Į, Wienarta 2004
h. Penentuan tanjakan dan turunan Pengukuran tanjakan dan turunan dilakukan dengan cara berdiri di titik
awal, kemudian membidik teman yang tingginya tidak berbeda jauh dengan pembidik dengan menggunakan suunto clinometer. Hasil
pembidikan dalam bentuk persen atau derajat . Ilustrasi
pengukuran tanjakan dan turunan jalan hutan dapat dilihat pada Gambar 3.
Tb Tb
JL JL
Ta Į
JD Ta
Keterangan : JL = jarak lapang
JD = jarak datar Į = derajat tanjakan atau turunan
Ta = titik awal Tb = titik akhir
Gambar 3 Ilustrasi pengukuran tanjakan atau turunan jalan hutan.
B=
x 100
Į JD
21
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN