Pengujian Pengaruh Residu Amonia Analisis Data

dilakukan selama 4 hari untuk masing-masing perlakuan volume amonia. Untuk perlakuan kontrol, disiapkan balok uji kayu yang didalamnya telah dimasukkan rayap tanah C. curvignathus yang diletakkan di luar ruang pengujian sehingga tidak terpapar oleh gas fumigan. Gambar 4 Ruang Fumigasi dan Proses Fumigasi. Data yang dihitung adalah persentase mortalitas rayap tanah C. curvignathus yang dihitung pada saat pembongkaran dengan menggunakan persamaan : Dimana : N 1 = Jumlah rayap total sebelum pemaparan N 2 = Jumlah rayap hidup setelah pemaparan

3.5 Pengujian Pengaruh Residu Amonia

Untuk mengetahui pengaruh residu gas fumigan pasca fumigasi maka balok uji kayu bekas pengujian fumigasi yang telah dihitung persentase mortalitas rayap tanah C. curvignathus, digunakan kembali untuk pengujian efek residu gas fumigan setelah sebelumnya dipaparkan di udara terbuka selama 24 jam. Selanjutnya sebanyak 20 ekor rayap tanah C. curvignathus 18 kasta pekerja dan 2 kasta prajurit dimasukkan ke dalam lubang uji dan balok kayu disatukan lagi dengan menggunakan lakban. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Balok uji kayu kemudian dimasukkan ke dalam ruang fumigasi yang telah steril gas fumigan amonia. Setelah 7 hari, balok uji dibongkar dan dihitung kembali persentase mortalitas rayap tanah C. curvignathus.

3.6 Analisis Data

Data yang dihasilkan dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SAS 9.1. Model rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah RAL Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan 3 faktor, yaitu: faktor A jenis kayu yaitu kayu Durian, Manii, Mindi, faktor B jarak bor yaitu satu, tiga, dan lima cm dan faktor C volume amonia yaitu kontrol, dua, empat, enam, delapan, dan sepuluh liter dengan masing-masing menggunakan 3 kali ulangan. Percobaan faktorial dicirikan oleh perlakuan yang merupakan komposisi dari semua kemungkinan kombinasi dari taraf-taraf dua faktor atau lebih. Istilah faktorial lebih mengacu pada bagaimana perlakuan-perlakuan yang akan diteliti disusun, tetapi tidak menyatakan bagaimana perlakuan-perlakuan tersebut ditempatkan pada unit-unit percobaan Mattjik dan Sumertajaya 2002. Model rancangan percobaan statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ket : Y ijkl = Nilai pengamatan pada pengaruh utama jenis kayu taraf ke-i pengaruh utama jarak bor taraf ke-j pengaruh volume amonia ke-k dan ulangan ke-l ยต = Rataan umum i = Pengaruh utama jenis kayu ke-i j = Pengaruh utama jarak bor ke-j k = Pengaruh utama volume amoniak ke-k ij = interaksi pengaruh utama jenis kayu ke-i dengan jarak bor ke-j ik = interaksi pengaruh utama jenis kayu ke-i dengan volume amonia ke-j jk = interaksi pengaruh utama jarak bor ke-i dengan volume amonia ke-j ijk = interaksi pengaruh utama jenis kayu ke-i jarak bor ke-j dan volume amonia ke-j ijkl = Pengaruh acak yang menyebar normal Perlakuan yang dinyatakan berpengaruh terhadap respon dalam analisis sidik ragam, kemudian diuji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test DMRT. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SAS 9.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keawetan Alami Kayu Skala Laboratorium

Parameter yang digunakan dalam pengujian keawetan alami kayu terhadap serangan rayap tanah adalah persentase kehilangan berat kayu dan mortalitas rayap. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa kayu Manii memiliki persentase kehilangan berat sebesar 25,14, kayu Mindi sebesar 16,85, dan kayu Durian sebesar 17,08. Kayu Manii memiliki kehilangan berat yang lebih tinggi dibandingkan kedua jenis kayu yang lain. Hal ini diduga kayu Mindi dan Durian memiliki kandungan zat ekstraktif yang lebih bersifat toxic terhadap organisme perusak kayu dibandingkan kayu Manii sehingga memiliki kehilangan berat yang lebih rendah. Keawetan alami kayu sangat dipengaruhi oleh kadar zat ekstraktifnya. Meskipun tidak semua ekstraktif beracun bagi organisme perusak kayu pada umumnya, namun terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar ekstraktif, keawetan alami kayu cenderung meningkat pula Wistara et al. 2002. Persentase kehilangan berat contoh uji kayu setelah diumpankan selama 4 minggu selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Persentase Kehilangan Berat pada Uji Keawetan Alami Kayu Manii, Mindi, dan Durian.