Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pemeliharaan ikan betok Anabas testudineus dengan padat penebaran 10 larvaliter paling optimal karena memiliki nilai derajat kelangsungan hidup 51,50±5,57 dan laba yang tertinggi sedangkan pertumbuhan sama dengan perlakuan lainnya.

4.2 Saran

Penelitian lanjutan dapat dilakukan terutama untuk menanggulangi kanibalisme pada saat larva misalnya dengan pelindung shelter serta manajemen pakan dan lingkungan yang lebih baik. Selain itu, dapat juga dilakukan penelitian untuk mengevaluasi produksi benih ikan betok setelah pemeliharaan 30 hari pemeliharaan. DAFTAR PUSTAKA Boyd, C.E., 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Auburn University, Alabama. Effendie, M.I., 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor. Faturrahman, 2011. Investasi Potensial Menyemai Benih Papuyu. Layuh, Kabupaten Hulu Tengah, Kalimantan Selatan. Available at http:kalsel.antaranews.comberita3774investasi-potensial-menyemai- bibit-papuyu. [8 Desember 20011] Goddard, S., 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and Hall, New York. Hepher, B., Pruginin Y., 1981. Commercial Fish Farming with Special Reference to Fish Culture in Israel. John Willey and Sons, New York. Kordi, K.M.G., 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Cetakan Pertama. Rineka Cipta dan Bina Adiaksara, Jakarta. Martin, J.D., Petty, J.W., Keown, A.J., and Scott, D.F., 1991. Basic Financial Management 5 th Edition. Prentice Hall Inc, New Jersey, USA. Mattjik, A.A., dan Sumertajaya M., 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press, Bogor. hlm 68. Morioka, S., Ito, S., Kitamura, S., and Vongvichith, B., 2008. Growth and Morphological Development of Laboratory-reared Larval and Juvenile Climbing Perch Anabas testudineus. Ichthyol Res 56: 162-171. Nurmalina, R., Sarianti, T., dan Karyadi, A., 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Departeman Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rahardi, F., Kristiawati, R., Nazarudin., 1998. Agribisnis Perikanan. Penebar Swadaya, Jakarta. Steel, G.D. dan Torrie, J.H., 1981. Prinsip-prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Trieu, N.V., Long, D.N., Seed Production of Climbing Pearch Anabas testudineus: A Study on the Larval Rearing. Institute for Aquaculture and Fisheries Sciences, College of Agriculture, Can Tho University. Wedemeyer, G.A., 1996. Physiology of Fish in Intensive Culture Systems. Northwest Biological Science Center National Biological Service U.S. Departement of The Interior. Chapman and Hall, U.S. Widodo, P., Budiman, U., dan Ningrum, M., 2007. Kaji Terap Pembesaran Ikan Papuyu Anabas testudineus Bloch dengan Pemberian Kombinasi Pakan Pelet dan Keong Mas dalam Jaring Tancap di Perairan Rawa. DKP LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil perhitungan statistik kelangsungan hidup benih ikan betok Anabas testudineus a. Deskripsi Ulangan 10 larvaliter 20 larvaliter 30 larvaliter 1 57,00 24,50 9,00 2 51,00 32,50 19,33 3 54,00 39,50 21,00 4 44,00 28,00 12,00 Rata-rata 51,50±5,57 31,13±6,47 15,33±5,75 b. Anova Sumber Keragaman SK Jumlah Kuadrat JK Derajat Bebas DB Kuadrat Tengah KT F hitung P Perlakuan 2630,176 2,000 1315,088 37,220 0,000 Galat 317,994 9,000 35,333 Total 2948,170 11,000 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan padat penebaran berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup benih ikan betok c. Uji lanjut Tukey untuk menentukan perbedaan SR antar perlakuan IPerlakuan JPerlakuan Beda Nilai Tengah I-J Kesalahan Baku P Selang kepercayaan 95 Batas Bawah Batas Atas 10 larvaliter 20 larvaliter 20,375 4,203 0,020 8,640 32,120 30 larvaliter 35,168 4,203 0,000 24,432 47,903 20 larvaliter 10 larvaliter -20,375 4,203 0,020 -32,110 -8,640 30 larvaliter 15.793 4,203 0,110 4,057 27,528 30 larvaliter 10 larvaliter -36,168 4,203 0,000 -47,903 -24,432 20 larvaliter -15,793 4,203 0,110 -27,528 -4,0573 . Nilai beda nyata p0,05. Lampiran 2. Hasil perhitungan statistik panjang total benih ikan betok Anabas testudineus a. Deskripsi Ulangan 10 larvaliter 20 larvaliter 30 larvaliter 1 2,77 2,92 3,06 2 2,79 2,56 2,79 3 2,75 2,49 2,43 4 3,04 2,70 2,97 Rata-rata 2,84 ± 0,14 2,62 ± 0,19 2,82 ± 0,28 b. Anova Sumber Keragaman SK Jumlah Kuadrat JK Derajat Bebas DB Kuadrat Tengah KT F hitung P Perlakuan 0,067 2,000 0,34 0,765 0,493 Galat 0,396 9,000 0,44 Total 0,464 11,000 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap panjang total benih ikan betok Lampiran 3. Hasil perhitungan statistik koefisien keragaman panjang benih ikan betok Anabas testudineus a. Deskripsi Ulangan 10 larvaliter 20 larvaliter 30 larvaliter 1 11,50 11,67 14,58 2 12,49 12,23 16,42 3 10,18 13,77 11,28 4 9,83 13,19 10,88 Rata-rata 11.00 ± 1.23 12.72 ± 0.94 13.29 ± 2.67 b. Anova Sumber Keragaman SK Jumlah Kuadrat JK Derajat Bebas DB Kuadrat Tengah KT F hitung P Perlakuan 11,355 2,000 5,677 1,794 0,221 Galat 28,487 9,000 3,165 Total 39,841 11,000 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap koefisien keragaman panjang benih ikan betok Lampiran 4. Hasil perhitungan statistik pertambahan panjang mutlak benih ikan betok Anabas testudineus a. Deskripsi Ulangan 10 larvaliter 20 larvaliter 30 larvaliter 1 2,28 2,43 2,57 2 2,30 2,07 2,30 3 2,26 2,00 1,94 4 2,55 2,21 2,49 Rata-rata 2.35 ± 0.14 2.18 ± 0.19 2.33 ± 0.28 b. Anova Sumber Keragaman SK Jumlah Kuadrat JK Derajat Bebas DB Kuadrat Tengah KT F hitung P Perlakuan 0,068 2,000 0,008 0,535 0,603 Galat 0,399 9,000 0,015 Total 0,468 11,000 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap panjang mutlak benih ikan betok Lampiran 5. Hasil perhitungan statistik bobot akhir benih ikan betok Anabas testudineus Ulangan 10 larvaliter 20 larvaliter 30 larvaliter 1 0,41 0,61 0,74 2 0,48 0,34 0,52 3 0,44 0,39 0,33 4 0,56 0,46 0,56 Rata-rata 0.47±0.06 0.45±0.12 0.54±0.17 ANOVA Sumber Keragaman SK Jumlah Kuadrat JK Derajat Bebas DB Kuadrat Tengah KT F hitung P Perlakuan 0,017 2,000 0,008 0,535 0,603 Galat 0,139 9,000 0,015 Total 0,155 11,000 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap bobot akhir benih ikan betok Lampiran 6. Hasil perhitungan statistik persentase ukuran 2-3 cm dan 3 cm benih ikan betok Anabas testudineus Ukuran inch Ulangan 10 larvaliter 20 larvaliter 30 larvaliter 2-3cm 1 80,00 73,33 53,33 2 83,33 90,00 73,33 3 93,33 86,67 100,00 4 56,67 86,67 56,67 Rata-rata 78,33±15,52 84,17±7,39 70,83±21,32 3-5 cm 1 20,00 26,67 36,67 2 16,67 10,00 26,67 3 6,67 13,33 0,00 4 43,33 13,33 43,33 Rata-rata 21,67±15,52 15,83±7,39 26,67±19,05 Lanjutan lampiran 6. ANOVA ukuran benih 2-3cm Sumber Keragaman SK Jumlah Kuadrat JK Derajat Bebas DB Kuadrat Tengah KT F hitung P Perlakuan 357,493 2,000 178,746 0,715 0,515 Galat 2249,833 9,000 249,981 Total 2607,326 11,000 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan padat penebaran berpengaruh nyata terhadap ukuran benih ikan betok. ANOVA ukuran benih 3-5 cm Sumber Keragaman SK Jumlah Kuadrat JK Derajat Bebas DB Kuadrat Tengah KT F hitung P Perlakuan 235,259 2,000 117,630 0,536 0,603 Galat 1974,783 9,000 219,420 Total 2210,043 11,000 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan padat penebaran berpengaruh nyata terhadap ukuran benih ikan betok. Lampiran 7. Analisis usaha produksi benih ikan betok Anabas testudineus pada padat penebaran 10 larvaL, 20 larvaL, dan 30 larvaL Asumsi yang digunakan untuk perhitungan ekonomi adalah nilai rata-rata setiap perlakuan akuarium, perhitungan efisiensi ekonomi untuk tiap akuarium dan pekerja adalah pemilik sendiri, volume akuarium menggunakan volume penelitian 10 L, pakan yang digunakan berupa artemia selama 10 hari pemeliharaan dan cacing sutera selama 20 hari berikutnya, harga artemia Rp 100.000,00100gr, harga cacing sutera Rp 2500,00takar harga di daerah bogor, harga larva Rp 50,00 harga benih ukuran 2-3 cm = Rp 250,00 , 3-5 cm = Rp 300,00 a. Komponen biaya investasi dan nilai penyusutan fasilitas atau peralatan produksi benih ikan betok A nabas testudineus yang digunakan. Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan Jumlah Investasi Umur Teknis tahun Nilai sisa Penyusutanthn tandon 2 Unit 150000 300000 10 100000 20000 Hi-blow 1 Unit 300000 300000 10 30000 27000 rak 1 Unit 150000 150000 5 50000 20000 akuarium 12 Unit 30000 360000 10 120000 24000 set aerasi 1 Unit 100000 100000 3 10000 30000 selang 10 M 5000 50000 2 5000 22500 paralon 8 M 3000 24000 2 12000 serokan 2 Unit 3000 6000 1 6000 baskom 4 Unit 3000 12000 1 12000 termometer 2 Unit 5000 10000 1 10000 Total untuk 12 akuarium 1312000 183500 Nilai per akuarium 109333 15292 31 Lanjutan Lampiran 7 b. Perhitungan efisiensi ekonomi produksi benih ikan betok Anabas testudineus pada padat penebaran awal 10 larvaL, 20 larvaL, dan 30 larvaL Perlakuan 10 ekorliter 20 ekorliter 30 ekorliter ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3 ulangan 4 ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3 ulangan 4 ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3 ulangan 4 I Penerimaan penjualan benih 2-3cm 92000 86000 100000 50000 72000 118000 136000 98000 32000 86000 126000 40000 penjualan benih 3-5cm 26400 19200 9600 45600 31200 14400 26400 16800 26400 36000 38400 total penerimaan 118400 105200 109600 95600 103200 132400 162400 114800 58400 122000 126000 78400 rata-rata penerimaan 107200 128200 96200 II Pengeluaran 1 Biaya variabel biaya larva 40000 40000 40000 40000 80000 80000 80000 80000 120000 120000 120000 120000 biaya pakan 11856 11856 11856 11856 23712 23712 23712 23712 35568 35568 35568 35568 total biaya variabel 51856 51856 51856 51856 103712 103712 103712 103712 155568 155568 155568 155568 2 Biaya tetap biaya penyusutan 15292 15292 15292 15292 15292 15292 15292 15292 15292 15292 15292 15292 biaya listrik 10000.00 10000.00 10000.00 10000.00 10000.00 10000.00 10000.00 10000.00 10000.00 10000.00 10000.00 10000.00 total biaya tetap 25292.00 25292.00 25292.00 25292.00 25292.00 25292.00 25292.00 25292.00 25292.00 25292.00 25292.00 25292.00 total pengeluaran 77148.00 77148.00 77148.00 77148.00 129004.00 129004.00 129004.00 129004.00 180860.00 180860.00 180860.00 180860.00 rata-rata pengeluaran 77148.00 129004.00 180860.00 III laba Rp 41252.00 28052.00 32452.00 18452.00 -25804.00 3396.00 33396.00 -14204.00 -122460.00 -58860.00 -54860.00 -102460.00 rata-rata laba Rp 30052.00 -804.00 -84660.00 IV HPP Rp 169.18 189.09 178.58 219.17 329.09 248.08 204.12 287.96 837.31 389.78 358.85 627.99 rata-rata HPP Rp 189.01 267.31 553.48 V RC 1.53 1.36 1.42 1.24 0.80 1.03 1.26 0.89 0.32 0.67 0.70 0.43 rata-rata RC 1.39

0.99 0.53

VI PP tahun 2.65 3.90 3.37 5.93 -4.24 32.19 3.27 -7.70 -0.89 -1.86 -1.99 -1.07 rata-rata PP tahun 3.96

5.88 -1.45